Ilustrasi (Dok. Polina Zimmerman/Pexels)

Emotional Numbness, Ketika Seseorang Mati Rasa

22 September 2021   |   16:05 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Genhype pasti setuju kalau mengalami emosi adalah bagian normal dari kehidupan. Untuk berbagai persoalan yang ada, setiap orang memiliki pengalaman emosi yang berbeda. Beberapa mungkin lebih kuat daripada yang lain, tetapi tak sedikit juga yang justru mati rasa. Keadaan ini dikenal juga dengan emotional numbness.

Psikoterapis asal Amerika Serikat, Mayra Mendez, Ph.D., mengatakan emotional numbness merupakan proses menghalangi dan mengesampingkan perasaan yang disertai dengan penurunan respon terhadap emosi.

“Kondisi itu berangkat dari peristiwa traumatis yang pernah dialami atau masalah-masalah yang terus menumpuk dan sangat menekan, sehingga seseorang tak berdaya untuk mengatasinya,” katanya seperti dilansir dari laman resmi Pusat Pelayanan Tes dan Konsultasi Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta, Rabu (22/9).

Mati rasa emosional juga dikenal sebagai matinya afektif yang berarti seseorang tidak dapat mengalami emosi atau merasa seolah-olah mereka terputus dari emosi mereka sendiri.
 

Ilustrasi (Dok. Polina Zimmerman/Pexels)

Ilustrasi (Dok. Polina Zimmerman/Pexels)

Seperti dilansir dari Medical News Today, beberapa tanda dan gejala yang terjadi ketika seseorang merasa mati rasa secara emosional seperti merasa tidak terhubung dengan tubuh atau pikiran seseorang, merasa terpisah dari dunia luar, merasa asing dalam kehidupan sendiri, sering merasa terdistorsi atau bingung, kesulitan berhubungan dengan orang lain, dan berkurangnya kemampuan untuk merasakan, memproses, serta menanggapi suatu emosi atau sinyal fisik.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa mati rasa emosional dapat terjadi karena beberapa hal seperti berikut ini:
  • Obat antidepresan
Riset menunjukkan bahwa beberapa orang yang menggunakan obat antidepresan seperti selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) mengalami penurunan kemampuan mereka untuk mengalami emosi.
  • Alexithymia
Gangguan kesehatan mental satu ini memang sedikit dipahami, tetapi gejalanya ditandai dengan kesulitan dalam mengenali emosi.
  • Skizofrenia
Orang dengan skizofrenia sering mengalami gejala ‘negatif’ yang membuat mereka mengurangi atau kehilangan kemampuan untuk mengalami emosi.
  • Penggunaan narkoba
Orang yang sering menggunakan obat-obatan seperti ganja, opium, atau heroin juga bisa menyebabkan tumpulnya emosi. Hal itu disebabkan karena beberapa obat seperti alkohol bisa menekan sistem saraf pusat.
  • Borderline personality disorder (BPD)
BPD adalah gangguan kepribadian yang ditandai dengan perubahan suasana hati yang intens. Namun, pada saat stres-stres berat, orang dengan gangguan ini terkadang mengalami disosiasi, mati rasa emosional, atau detasemen dari pikiran dan tubuh mereka sendiri.
  • PTSD (post-traumatic stress disorder)
Orang dengan PTSD kompleks juga rentan mengalami mati rasa atau disosiasi saat mengalami kilas balik trauma atau menghadapi situasi yang memicu pengalaman traumatik yang menyakitkan.


Editor: Avicenna

SEBELUMNYA

Tengok Instalasi Seni Ramah Lingkungan di Markas Besar PBB

BERIKUTNYA

Honda BR-V Terbaru Dirilis dalam Lima Varian, Ini Perbedaannya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: