Sering Olahraga Picu Serangan Jantung? Begini Risetnya
22 September 2021 |
11:11 WIB
Olahraga atau aktivitas fisik yang dilakukan secara rutin memang memiliki banyak manfaat untuk kesehatan tubuh. Tidak hanya meningkatkan kesehatan fisik dan membakar lemak dengan memperbaiki metabolisme tubuh, olahraga juga bisa melatih kesehatan mental, salah satunya mengontrol stres.
Dalam hal kesehatan jantung, American Heart Association (AHA) mengatakan bahwa aktivitas fisik diperlukan untuk mengatur tekanan dan kadar kolesterol, serta menghambat perkembangan penyakit jantung.
Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Heart menemukan orang-orang yang aktif secara fisik memiliki kadar kalsium yang tinggi di arteri koroner mereka. Kadar kalsium dalam arteri ini umumnya dianggap sebagai salah satu indikator fisik terkuat untuk memicu serangan jantung.
Para peneliti meneliti lebih dari 25.000 orang dewasa sehat dari segala usia di Korea Selatan selama tiga tahun. Pada pemeriksaan kesehatan rutin, pemindaian dilakukan untuk melacak perkembangan klasifikasi arteri koroner yang diterjemahkan ke dalam skor kalsium arteri koroner (CAC).
Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang berolahraga, semakin banyak pula kalsium yang mereka miliki di arteri mereka, baik mereka yang tidak memiliki deposit kalsium awal maupun mereka yang memiliki skor CAC sebelumnya.
“Olahraga dapat menyebabkan penyempitan arteri melalui tekanan mekanis dan cedera dinding pembuluh darah serta respons alami tubuh, seperti peningkatan tekanan darah,” tulis laporan penelitian dikutip dari Express UK, Rabu (22/9).
(Baca juga: Khawatir Serangan jantung? Ini 3 Metode Mengatasinya)
Namun, di sisi lain, para peneliti juga berhipotesis bahwa aktivitas fisik dapat mengubah efek diet seperti vitamin dan mineral sehingga bisa meningkatkan skor CAC tanpa meningkatkan risiko serangan jantung secara serius.
“Manfaat aktivitas fisik untuk jantung tidak perlu dipertanyakan lagi,” tulis para peneliti.
Sementara itu, Dokter Alastair James Moss dari University of Leicester mengatakan para dokter juga harus berhati-hati mengenai penggunaan tes itu secara berlebihan. Sebab, bisa saja target yang perlu dicari adalah plak non-klasifikasi daripada plak klasifikasi dari arteri koroner.
“Temuan ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, tetapi penting untuk dicatat bahwa penelitian ini hanya menunjukkan hubungan, alih-alih membuktikan sebab dan akibat,” katanya.
Editor: Avicenna
Dalam hal kesehatan jantung, American Heart Association (AHA) mengatakan bahwa aktivitas fisik diperlukan untuk mengatur tekanan dan kadar kolesterol, serta menghambat perkembangan penyakit jantung.
Namun, sebuah studi yang diterbitkan dalam jurnal Heart menemukan orang-orang yang aktif secara fisik memiliki kadar kalsium yang tinggi di arteri koroner mereka. Kadar kalsium dalam arteri ini umumnya dianggap sebagai salah satu indikator fisik terkuat untuk memicu serangan jantung.
Ilustrasi (Dok.The Lazy Artist Gallery/Pexels)
Para peneliti meneliti lebih dari 25.000 orang dewasa sehat dari segala usia di Korea Selatan selama tiga tahun. Pada pemeriksaan kesehatan rutin, pemindaian dilakukan untuk melacak perkembangan klasifikasi arteri koroner yang diterjemahkan ke dalam skor kalsium arteri koroner (CAC).
Mereka menemukan bahwa semakin banyak orang berolahraga, semakin banyak pula kalsium yang mereka miliki di arteri mereka, baik mereka yang tidak memiliki deposit kalsium awal maupun mereka yang memiliki skor CAC sebelumnya.
“Olahraga dapat menyebabkan penyempitan arteri melalui tekanan mekanis dan cedera dinding pembuluh darah serta respons alami tubuh, seperti peningkatan tekanan darah,” tulis laporan penelitian dikutip dari Express UK, Rabu (22/9).
(Baca juga: Khawatir Serangan jantung? Ini 3 Metode Mengatasinya)
Namun, di sisi lain, para peneliti juga berhipotesis bahwa aktivitas fisik dapat mengubah efek diet seperti vitamin dan mineral sehingga bisa meningkatkan skor CAC tanpa meningkatkan risiko serangan jantung secara serius.
“Manfaat aktivitas fisik untuk jantung tidak perlu dipertanyakan lagi,” tulis para peneliti.
Sementara itu, Dokter Alastair James Moss dari University of Leicester mengatakan para dokter juga harus berhati-hati mengenai penggunaan tes itu secara berlebihan. Sebab, bisa saja target yang perlu dicari adalah plak non-klasifikasi daripada plak klasifikasi dari arteri koroner.
“Temuan ini mungkin terdengar mengkhawatirkan, tetapi penting untuk dicatat bahwa penelitian ini hanya menunjukkan hubungan, alih-alih membuktikan sebab dan akibat,” katanya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.