Merokok Bisa Tingkatkan Risiko Covid-19? Simak Penjelasan Dokter
16 September 2021 |
04:19 WIB
Merokok masih menjadi perilaku bahkan kebiasaan bagi banyak orang di Indonesia. Padahal, WHO menuturkan merokok menjadi faktor risiko berbagai infeksi saluran pernapasan dan meningkatkan keparahan penyakit saluran pernapasan. Kondisi tersebut akhirnya menimbulkan pertanyaan di masyarakat apakah merokok bisa meningkatkan risiko Covid-19?
Dokter sekaligus Kandidat PhD di bidang kedokteran Kobe University Adam Prabata mengatakan perokok memiliki risiko 2,48 kali lebih tinggi mengalami Covid-19 yang lebih berat apabila terinfeksi dan 2,58 kali lebih tinggi risiko meninggal dunia akibat Covid-19.
Adam juga menuturkan bahwa lembaga kesehatan nasional AS CDC telah menyatakan bahwa orang yang masih atau pernah merokok termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang lebih besar risikonya untuk mengalami sakit berat bila terkena Covid-19.
“Selain perokok, orang yang termasuk ke dalam kelompok lebih berisiko tersebut kebanyakan adalah orang-orang dengan beberapa penyakit tertentu,” katanya.
Dia juga memaparkan alasan merokok dapat meningkatkan risiko bila terkena Covid-19 di antaranya adalah menurunkan imunitas terhadap infeksi saluran napas, terdapat kerusakan paru akibat rokok sehingga lebih rentan terkena Covid-19, dan rokok berhubungan dengan penyakit yang menjadi komorbid Covid-19 seperti diabetes, penyakit paru, dan penyakit jantung.
Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan bahwa para pengguna vape atau rokok elektronik justru memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19. Hal itu disebabkan oleh karakteristik vape yang bisa menurunkan imunitas terhadap infeksi saluran napas serta mengiritasi bahkan merusak sel-sel pada paru.
“Kebiasaan merokok atau pernah merokok terbukti dapat meningkatkan risiko sakit berat hingga meninggal dunia apabila terkena Covid-19. Tapi, penggunaan vape untuk menggantikan rokok juga tetap memiliki risiko-risiko tersebut,” ungkapnya.
Editor: Avicenna
Dokter sekaligus Kandidat PhD di bidang kedokteran Kobe University Adam Prabata mengatakan perokok memiliki risiko 2,48 kali lebih tinggi mengalami Covid-19 yang lebih berat apabila terinfeksi dan 2,58 kali lebih tinggi risiko meninggal dunia akibat Covid-19.
Adam juga menuturkan bahwa lembaga kesehatan nasional AS CDC telah menyatakan bahwa orang yang masih atau pernah merokok termasuk ke dalam kelompok orang-orang yang lebih besar risikonya untuk mengalami sakit berat bila terkena Covid-19.
“Selain perokok, orang yang termasuk ke dalam kelompok lebih berisiko tersebut kebanyakan adalah orang-orang dengan beberapa penyakit tertentu,” katanya.
Ilustrasi (Dok. Maxime/Unsplash)
Dia juga memaparkan alasan merokok dapat meningkatkan risiko bila terkena Covid-19 di antaranya adalah menurunkan imunitas terhadap infeksi saluran napas, terdapat kerusakan paru akibat rokok sehingga lebih rentan terkena Covid-19, dan rokok berhubungan dengan penyakit yang menjadi komorbid Covid-19 seperti diabetes, penyakit paru, dan penyakit jantung.
Tak hanya itu, dia juga mengungkapkan bahwa para pengguna vape atau rokok elektronik justru memiliki risiko lebih tinggi untuk terinfeksi Covid-19. Hal itu disebabkan oleh karakteristik vape yang bisa menurunkan imunitas terhadap infeksi saluran napas serta mengiritasi bahkan merusak sel-sel pada paru.
“Kebiasaan merokok atau pernah merokok terbukti dapat meningkatkan risiko sakit berat hingga meninggal dunia apabila terkena Covid-19. Tapi, penggunaan vape untuk menggantikan rokok juga tetap memiliki risiko-risiko tersebut,” ungkapnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.