Begini Ragam Gaya Arsitektur Indonesia Dari Masa ke Masa
05 May 2021 |
21:00 WIB
Gaya arsitektur Indonesia banyak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan variasinya bergantung pada keanekaragaman budaya serta letak geografisnya.
Mirip dengan banyak negara timur yang diserbu dan dijajah oleh orang bangsa barat, pengaruh arsitektur Indonesia datang dari berbagai lokasi.
Di era modern ini, arsitektur Indonesia juga berusaha mengikuti tren dari segi estetika dan fungsi.
Dengan ringkasan ini kita akan mengeksplorasi arsitektur Nusantara melalui berbagai macam gaya desain yang berkembang dalam arsitektur Indonesia.
1. Klasik
- Gedung Mahkamah Konstitusi
Mirip dengan banyak negara timur yang diserbu dan dijajah oleh orang bangsa barat, pengaruh arsitektur Indonesia datang dari berbagai lokasi.
Di era modern ini, arsitektur Indonesia juga berusaha mengikuti tren dari segi estetika dan fungsi.
Dengan ringkasan ini kita akan mengeksplorasi arsitektur Nusantara melalui berbagai macam gaya desain yang berkembang dalam arsitektur Indonesia.
1. Klasik
- Gedung Mahkamah Konstitusi
Gedung Mahkamah Konstitusi (Sumber: Sekretariat Kabinet RI)
Arsitek: Ir. Soprijanto (2005)
Aplikasi gaya campuran neo-klasik pada fasad gedung utama dan gaya modern pada bagian belakang.
- Gedung Bank Indonesia Yogyakarta (De Javasche Bank)
Gedung Bank Indonesia Yogyakarta (Sumber: Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan)
Arsitek: Marius J. Hulswit dan Edward Cuypers (1879)
Konstruksi gedung peninggalan Belanda ini terdiri dari tiga lantai bangunan menampilkan aura kemegahan arsitektural bergaya Eropa.
2. Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture)
Pada setiap bangunan yang ada, prinsip-prinsip desain berkelanjutan dapat dicapai dengan:
- Menggunakan ventilasi alami dan pencahayaan siang hari
- Menghilangkan konsumsi energi yang tidak terbarukan
- Memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi pengguna
- Mendesain ulang bangunan yang ada
- Renovasi dengan material lokal
- Flick House (Delution Architect) 2018
Konstruksi gedung peninggalan Belanda ini terdiri dari tiga lantai bangunan menampilkan aura kemegahan arsitektural bergaya Eropa.
2. Arsitektur Berkelanjutan (Sustainable Architecture)
Pada setiap bangunan yang ada, prinsip-prinsip desain berkelanjutan dapat dicapai dengan:
- Menggunakan ventilasi alami dan pencahayaan siang hari
- Menghilangkan konsumsi energi yang tidak terbarukan
- Memberikan lingkungan yang lebih sehat bagi pengguna
- Mendesain ulang bangunan yang ada
- Renovasi dengan material lokal
- Flick House (Delution Architect) 2018
Flick House (Sumber: Delution Architect)
Desain rumah yang terkesan humble dan hangat mengutamakan material bata dan konsep green architecture
- Menara Phinisi Universitas Negeri Makasar (Yu Sing)
- Menara Phinisi Universitas Negeri Makasar (Yu Sing)
Menara Phinisi Universitas Negeri Makasar (Sumber: Arsitur)
Menara Pinisi mengusung konsep yang terinspirasi dari kekayaan budaya nusantara dengan nilai-nilai filosofis yang berkaitan dengan budaya lokal di Makassar, utamanya adalah Perahu Phinisi yang digunakan masyarakat Bugis untuk berlayar.
3. Kontemporer
Gaya Arsitektur Kontemporer bisa didefinisikan sebagai gaya arsitektur saat ini, terlepas dari gaya apakah yang berkembang saat ini.
- Potato Head Beach Club Bali (Andra Matin)
3. Kontemporer
Gaya Arsitektur Kontemporer bisa didefinisikan sebagai gaya arsitektur saat ini, terlepas dari gaya apakah yang berkembang saat ini.
- Potato Head Beach Club Bali (Andra Matin)
Potato Head Beach Club Bali (Sumber: Andra Matin)
Bangunan restoran dan bar ini memiliki fasad elips mirip bangunan Colosseum yang disusun dari jendela bekas khas abad ke 18.
- Museum Tsunami Aceh (Ridwan Kamil)
Bangunan berluas 2.500 meter persegi setinggi empat lantai ini dihiasi ukiran geometris yang sangat menakjubkan pada dinding lengkungnya.
4. Post Modern
Gaya arsitektur post modern lahir di tahun 1960-an sebagai bentuk reaksi perlawanan terhadap kurangnya variasi dalam gaya arsitektur modern. Gaya ini terus berkembang di era 1980-1990 bahkan terbagi ke berbagai aliran seperti hi-tech architecture, arsitektur neo-klasik, dan gaya arsitektur dekonstruktivisme.
- Wisma BNI 46
Arsitek: Zeidler Roberts (Zeidler Partnership Architects & DP Architects Private Ltd.) (1996)
Desain bangunan ini sangat berbeda dengan banguan lainnya yang terlihat lebih “boxy” dengan kaca dan baja yang menjadi ciri bentuk arsitektur modern serta atap gedung ikonik yang berbentuk seperti pena, mirip dengan logo Bank BNI.
- Entertainment X’nter (eX) Mall
Pusat perbelanjaan yang dulu dikenal dengan Plaza e'X Jakarta dibangun dengan bentuk arsitektur bangunan yang unik dan pemakaian warna yang mencolok. Mall ini dibuka pada 14 Februari 2004 dan ditutup pada 30 Juni 2014 untuk pembangunan apartemen dan kantor.
5. Art Deco
Gaya arsitektur Art Deco yang unik dan mewah diperkenalkan pertama kali di Paris pada tahun 1966 dalam sebuah pameran dengan tema “Les Années 25”. Istilah Art Deco ditulis dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs.
Art Deco menjadi desain yang banyak menggunakan detail namun tidak memiliki detail ukir seperti gaya klasik serta memberikan makna yang modern pada desain yang dibuatnya, yang berarti tampil secara baru dan menarik.
- Museum Tsunami Aceh (Ridwan Kamil)
Museffum Tsunami Aceh (http://disbudpar.acehprov.go.id/)
4. Post Modern
Gaya arsitektur post modern lahir di tahun 1960-an sebagai bentuk reaksi perlawanan terhadap kurangnya variasi dalam gaya arsitektur modern. Gaya ini terus berkembang di era 1980-1990 bahkan terbagi ke berbagai aliran seperti hi-tech architecture, arsitektur neo-klasik, dan gaya arsitektur dekonstruktivisme.
- Wisma BNI 46
Wisma BNI 46 (Sumber: http://jakarta-tourism.go.id/)
Desain bangunan ini sangat berbeda dengan banguan lainnya yang terlihat lebih “boxy” dengan kaca dan baja yang menjadi ciri bentuk arsitektur modern serta atap gedung ikonik yang berbentuk seperti pena, mirip dengan logo Bank BNI.
- Entertainment X’nter (eX) Mall
Entertainment X’nter (eX) Mall (Sumber: http://microchem.co.id/)
5. Art Deco
Gaya arsitektur Art Deco yang unik dan mewah diperkenalkan pertama kali di Paris pada tahun 1966 dalam sebuah pameran dengan tema “Les Années 25”. Istilah Art Deco ditulis dalam sebuah katalog yang diterbitkan oleh Musée des Arts Decoratifs.
Art Deco menjadi desain yang banyak menggunakan detail namun tidak memiliki detail ukir seperti gaya klasik serta memberikan makna yang modern pada desain yang dibuatnya, yang berarti tampil secara baru dan menarik.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.