Bersentuhan dengan Karya Dalam Pameran Seni Instalasi Save Our Future Eko Nugroho
26 June 2025 |
20:21 WIB
KiN Space menghadirkan instalasi karya seniman Eko Nugroho berjudul Save Our Future di Jakarta. Pameran yang dibuka untuk umum mulai 27 Juni 2025 tersebut akan berlangsung selama 4 bulan atau sampai 26 Oktober 2025 dan menjadi tempat bagi penikmat seni untuk berinteraksi dengan karya-karya yang dibuat oleh sang seniman.
Head of Program KiN Space Aprina Murwanti mengatakan bahwa KiNstallation merupakan ruang instalasi yang ditujukan untuk memberikan pengalaman penuh makna – terutama untuk anak-anak dan keluarga.
Baca juga: Dari Mitos ke Realitas, Pameran Seniman Kei Imazu di Museum MACAN Angkat Suara Masa Lalu
“Di KiNstallation ini, kmai ingin mengisi sebuah celah di mana seni itu sebaiknya dan seharusnya dekat dengan masyarakat dan memiliki makna - khusus masyarakat yang akan mengisi generasi mendatang, yaitu anak-anak,” katanya di Jakarta, Kamis, 26 Juni 2025.
Dia melihat bahwa jarak antara seni dan masyarakat pada saat ini cukup besar di Indonesia. sebuah seni instalasi dapat memantik pikiran, hati, jiwa, dan perasaan individu. Dalam karya seni instalasi Save Our Future, seniman Eko Nugroho ingin mewujudkan fantasi masa kecilnya dahulu kala.
Dia menuturkan, KiN Space mengundang seniman Eko Nugroho untuk menjadi bagian dalam program KiNstallation karena visi sang seniman. Dia mengungkapkan Eko Nugroho adalah individu yang sangat vokal terhadap kritik sosial, keadilan, masyarakat, dan juga keberlanjutan.
Visi yang dimiliki oleh sang seniman tersebut selaras dengan visi yang dimiliki oleh KiN Space. Selain itu, Eko Nugroho juga merupakan seniman asal Indonesia yang memiliki reputasi luar biasa.
“KiN aiming to host artis-artis yang memang punya value dan mission yang selaras sama kita,” ujarnya.
Dia menuturkan, Eko Nugroho adalah seniman ketiga yang mengisi program KiNstallation. Sebelumnya, ada seniman Mulyana dan Eldwin Pradipta yang juga telah menjadi bagian dalam program ini.
Dalam proses kurasi yang dilakukan, Aprina mengungkapkan bahwa tema Save Our Future datang dari sang seniman yang diajukan kepada KiN Space. Tema itu kemudian didiskusikan secara bersama-sama.
Dia menuturkan, KiN memberikan brief kepada seniman tentang KiNstallation yang memiliki beberapa fokus, seperti aktivitas untuk anak-anak dan bisa disentuh. Kemudian, anak-anak juga harus bisa berpartisipasi dan merasa memiliki ketika berada di dalamnya.
Dengan begitu, seniman akan segera melihat ruang yang ada untuk menerjemahkan dan mencari benang merah dengan karya-karya sebelumnya
Dalam pameran Save Our Future, Eko Nugroho secara penuh merancang dan memilih objek-objek yang menjadi bagian dalam KiNstallation. Setelah itu, terjadi diskusi beberapa potensi aktivitas anak-anak ketika datang ke program ini.
Dalam program ini, para pengunjung akan mendapati momen yang sangat langka, yakni karya dari sang seniman yang bisa disentuh. “Kami mungkin ingin mencatatnya dalam sejarah KiN bahwa ada karya-karya Mas Eko di sini yang bisa dipegang, bisa untuk berinteraksi dengan anak begitu dekat,” ujarnya.
Dia menuturkan, karya instalasi yang ada dalam Save Our Futre akan memantik semua sensor dengan cara bermain yang dapat diikuti oleh pengunjung karena akan mengaktifkan semua panca indra, dari sentuhan, penglihatan, dan sebagainya.
Selain itu, Aprina juga berharap program ini bisa menjadi inpsirasi bagi pihak lain, seperti galeri, museum, seniman, atau komunitas seni yang ingin membuat karya seni instalasinya lebih inklusif dan dekat dengan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, seniman Eko Nugroho mengatakan bahwa KiNstallation bisa menjadi ruang atau tempat para seniman mengembangkan karya-karya yang lebih dekat dengan anak-anak karena anak-anak adalah generasi penerus.
“Artinya pengenalan kesenian lebih jauh, edukasi kesenian yang lebih luas harus dengan banyak cara. Salah satunya dengan bermain tapi dengan bahasa kesenian,” ujarnya.
Dia pun berharap ruang atau tempat seperti KiN Space tidak hanya ada di Jakarta. Namun, merambah ke kota-kota besar lainnya. Dia mengatakan KiN Space menjadi tempat untuk mengeksplorasi ide membuat karya untuk anak yang bersifat dekat dengan public.
“Tidak hanya anak-anak, anak-anak akan bersama orang tua. Jadi, karya ini lebih bisa sangat-sangat berbeda ketika saya memamerkan karya-karya lainnya di tempat-tempat formal. Di galeri, yang saya bilang tadi museum dan sebagainya, Ada jarak untuk, tidak boleh dipegang,” ujarnya.
Baca juga: Hypereport: 10 Musisi Indie Indonesia yang Berbakat & Populer
Head of Program KiN Space Aprina Murwanti mengatakan bahwa KiNstallation merupakan ruang instalasi yang ditujukan untuk memberikan pengalaman penuh makna – terutama untuk anak-anak dan keluarga.
Baca juga: Dari Mitos ke Realitas, Pameran Seniman Kei Imazu di Museum MACAN Angkat Suara Masa Lalu
“Di KiNstallation ini, kmai ingin mengisi sebuah celah di mana seni itu sebaiknya dan seharusnya dekat dengan masyarakat dan memiliki makna - khusus masyarakat yang akan mengisi generasi mendatang, yaitu anak-anak,” katanya di Jakarta, Kamis, 26 Juni 2025.
Dia melihat bahwa jarak antara seni dan masyarakat pada saat ini cukup besar di Indonesia. sebuah seni instalasi dapat memantik pikiran, hati, jiwa, dan perasaan individu. Dalam karya seni instalasi Save Our Future, seniman Eko Nugroho ingin mewujudkan fantasi masa kecilnya dahulu kala.
Dia menuturkan, KiN Space mengundang seniman Eko Nugroho untuk menjadi bagian dalam program KiNstallation karena visi sang seniman. Dia mengungkapkan Eko Nugroho adalah individu yang sangat vokal terhadap kritik sosial, keadilan, masyarakat, dan juga keberlanjutan.
Visi yang dimiliki oleh sang seniman tersebut selaras dengan visi yang dimiliki oleh KiN Space. Selain itu, Eko Nugroho juga merupakan seniman asal Indonesia yang memiliki reputasi luar biasa.
“KiN aiming to host artis-artis yang memang punya value dan mission yang selaras sama kita,” ujarnya.
Dia menuturkan, Eko Nugroho adalah seniman ketiga yang mengisi program KiNstallation. Sebelumnya, ada seniman Mulyana dan Eldwin Pradipta yang juga telah menjadi bagian dalam program ini.
Dalam proses kurasi yang dilakukan, Aprina mengungkapkan bahwa tema Save Our Future datang dari sang seniman yang diajukan kepada KiN Space. Tema itu kemudian didiskusikan secara bersama-sama.
Dia menuturkan, KiN memberikan brief kepada seniman tentang KiNstallation yang memiliki beberapa fokus, seperti aktivitas untuk anak-anak dan bisa disentuh. Kemudian, anak-anak juga harus bisa berpartisipasi dan merasa memiliki ketika berada di dalamnya.
Dengan begitu, seniman akan segera melihat ruang yang ada untuk menerjemahkan dan mencari benang merah dengan karya-karya sebelumnya
Dalam pameran Save Our Future, Eko Nugroho secara penuh merancang dan memilih objek-objek yang menjadi bagian dalam KiNstallation. Setelah itu, terjadi diskusi beberapa potensi aktivitas anak-anak ketika datang ke program ini.
Dalam program ini, para pengunjung akan mendapati momen yang sangat langka, yakni karya dari sang seniman yang bisa disentuh. “Kami mungkin ingin mencatatnya dalam sejarah KiN bahwa ada karya-karya Mas Eko di sini yang bisa dipegang, bisa untuk berinteraksi dengan anak begitu dekat,” ujarnya.
Dia menuturkan, karya instalasi yang ada dalam Save Our Futre akan memantik semua sensor dengan cara bermain yang dapat diikuti oleh pengunjung karena akan mengaktifkan semua panca indra, dari sentuhan, penglihatan, dan sebagainya.
Selain itu, Aprina juga berharap program ini bisa menjadi inpsirasi bagi pihak lain, seperti galeri, museum, seniman, atau komunitas seni yang ingin membuat karya seni instalasinya lebih inklusif dan dekat dengan masyarakat.
Pada kesempatan yang sama, seniman Eko Nugroho mengatakan bahwa KiNstallation bisa menjadi ruang atau tempat para seniman mengembangkan karya-karya yang lebih dekat dengan anak-anak karena anak-anak adalah generasi penerus.
“Artinya pengenalan kesenian lebih jauh, edukasi kesenian yang lebih luas harus dengan banyak cara. Salah satunya dengan bermain tapi dengan bahasa kesenian,” ujarnya.
Dia pun berharap ruang atau tempat seperti KiN Space tidak hanya ada di Jakarta. Namun, merambah ke kota-kota besar lainnya. Dia mengatakan KiN Space menjadi tempat untuk mengeksplorasi ide membuat karya untuk anak yang bersifat dekat dengan public.
“Tidak hanya anak-anak, anak-anak akan bersama orang tua. Jadi, karya ini lebih bisa sangat-sangat berbeda ketika saya memamerkan karya-karya lainnya di tempat-tempat formal. Di galeri, yang saya bilang tadi museum dan sebagainya, Ada jarak untuk, tidak boleh dipegang,” ujarnya.
Baca juga: Hypereport: 10 Musisi Indie Indonesia yang Berbakat & Populer
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.