Prilly Latuconsina. (Sumber gambar: Prilly Latuconsina Official Instagram)

Hypereport: Deretan Rumah Produksi Milik Aktor Indonesia, Prilly Latuconsina hingga Reza Rahadian

15 June 2025   |   18:09 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Aktor sering disebut sebagai 'wajah' dari sebuah film. Akting yang mereka tampilkan menjadi gerbang pembuka bagi diskusi-diskusi lain tentang sebuah karya film. Namun, tak semua aktor merasa puas hanya dengan tampil di layar lebar. Sebagian dari mereka terjun ke dunia belakang layar dengan menjadi produser dan mendirikan rumah produksi.

Ada berbagai faktor yang biasanya mendorong seorang aktor beralih menjadi produser. Dilansir dari Acting Magazine, salah satu alasan utama aktor menjadi produser adalah keinginan untuk memiliki kendali kreatif yang lebih besar. Dengan menjadi produser, aktor memperoleh pengaruh yang lebih besar terhadap proyek sebuah film secara keseluruhan.

Baca juga: Cerita Iko Uwais Soal Proses Terbentuknya Rumah Produksi Uwais Pictures

Misalnya, ketika Brad Pitt mendirikan perusahaan produksi Plan B Entertainment pada 2001, dia membuat langkah strategis untuk tidak hanya berakting tetapi juga memproduksi film yang sesuai dengan selera dan minat pribadinya. Sejak saat itu, Plan B telah memproduksi film-film yang mendapat pujian kritis seperti 12 Years a SlaveThe Big Short, dan Moonlight, yang memenangkan Academy Award untuk Film Terbaik tahun 2017.

Selain itu, dengan beralih ke posisi produser, seorang aktor dapat memperluas peluang karier mereka. Seiring bertambahnya usia, biasanya kesempatan untuk menjadi bintang film akan semakin terbatas. Dengan menjadi produser, aktor dapat menciptakan peluang karier bukan hanya bagi diri mereka sendiri tetapi juga orang lain.

Di samping kendali kreatif dan peluang karier, potensi pendapatan finansial juga menjadi faktor lainnya yang menggerakkan seorang aktor menjadi produser. Meskipun gaji aktor dapat sangat bervariasi, menjadi produser menawarkan potensi finansial yang berbeda.

Produser sering kali diberi kompensasi dalam beberapa cara, termasuk gaji untuk mengawasi produksi, persentase keuntungan, dan bahkan kompensasi di akhir jika sebuah proyek film sukses di pasaran.
 

Tak hanya itu, dengan menjadi produser, para aktor juga memperoleh kemampuan untuk memberikan tawaran konten film yang berbeda dari dominasi industri. Banyak aktor yang beralih menjadi produser dan menggunakan kekuatan mereka untuk memperjuangkan suara-suara yang beragam, mendukung komunitas yang kurang terwakili, dan mengangkat isu-isu sosial dan politik untuk menjadi diskusi publik.

Menjadi produser memungkinkan mereka untuk menggarap proyek-proyek film yang mungkin tidak akan dibuat oleh para produser konvensional, sehingga turut berkontribusi pada perkembangan lanskap sinema.

Faktor lainnya termasuk keinginan untuk membangun warisan (legacy) abadi. Bagi banyak aktor, menjadi produser menawarkan kesempatan untuk membangun warisan di luar karier akting mereka. Tak seperti akting yang mungkin memiliki fase karier yang terbatas, menjadi produser memungkinkan mereka untuk tetap relevan dalam industri lebih lama.

Seorang produser yang sukses adalah mereka yang dapat terus mengembangkan dan membentuk masa depan perfilman dan televisi, memastikan bahwa pengaruh mereka bisa lebih jauh dan tak terbatas waktu, melampaui tahun-tahun mereka sebagai bintang layar.

Di Indonesia, ada sejumlah aktor yang akhirnya beralih menjadi produser dengan mendirikan rumah produksi sendiri. Beberapa film yang dihasilkan pun mendapat tempat tersendiri di kalangan audiens dengan meraih box office di bioskop, sementara beberapa lainnya hadir dengan tawaran ide dan konsep artistik yang baru untuk mendukung perkembangan industri sinema nasional.
 

1. Sinemaku Pictures

 


Sinemaku Pictures adalah rumah produksi yang didirikan oleh dua aktor muda berbakat, Umay Shahab dan Prilly Latuconsina,  dan Yahni Damayanti. Sinemaku Pictures didirikan pada 15 Oktober 2019 dengan visi untuk memberikan kesempatan dan ruang bagi para talenta muda bisa berkarya dan berkolaborasi bersama. Sinemaku Pictures hadir untuk mewadahi anak-anak muda yang ingin bereksperimen dan bertumbuh bersama di dunia film.

Hampir 6 tahun berdiri, Sinemaku Pictures telah menggarap sejumlah film dan beberapa diantaranya meraih box office di bioskop, seperti Perayaan Mati Rasa (2025), Bolehkah Sekali Saja Kumenangis (2024), Temurun (2024), Ketika Berhenti di Sini (2023) dan Kukira Kau Rumah (2022). Tak hanya film, mereka juga telah menggarap sejumlah serial seperti Cinta Dua Masa (2023) dan Dear Stranger (2022). 
 

2. Imajinari

 


Imajinari adalah rumah produksi yang didirikan komedian sekaligus aktor Ernest Prakasa, bersama manajernya Dipa Andika, sebagai bagian dari Hahaha Corp, sebuah manajemen talenta seniman komedi. Berdiri sejak 2022, Imajinari dikenal sebagai rumah produksi film yang kerap mengangkat cerita-cerita baru, dan memegang keyakinan pada kekuatan cerita asli yang kuat.

Ngeri Ngeri Sedap, merupakan film perdana dari Imajinari yang memperoleh 2,8 juta penonton dan menjadi box office pada 2022. Pada film kedua, Imajinari bereksperimen dengan membuat film drama-romantis yang dibuat hitam putih, Jatuh Cinta Seperti di Film-film, yang diperankan oleh Ringgo Agus Rahman dan Nirina Zubir. Film tersebut meraih 7 Piala Citra di ajang FFI 2024.

Lalu, bersama siniar (podcast) komedi Agak Laen, Imajinari menghadirkan film komedi horor berjudul sama yang menjadi film Indonesia terlaris kedua sepanjang masa dengan 9 juta lebih penonton. Film-film lainnya yang digarap Imajinari yakni Harta Tahta Raisa (2024), Kaka Boss (2024) dan Cinta Tak Seindah Drama Korea (2024).
 

3. Tiger Wong Entertainment

 


Tiger Wong Entertainment adalah rumah produksi yang didirikan oleh aktor Baim Wong pada 2020. Karya perdana rumah produksi ialah memproduseri film Berbalas Kejam yang disutradarai oleh Teddy Soeriaatmadja dan dibintangi oleh Reza Rahadian.

Setelah itu, Baim Wong debut menjadi sutradara lewat film horor Lembayung yang diproduseri oleh rumah produksinya sendiri. Film itu pun meraih 1,6 juta lebih penonton di bioskop. Kini, Baim Wong tengah menggarap film Sukma yang akan menjadi karya keduanya sebagai sutradara sekaligus produser film tersebut. Dia menggandeng penulis Ratih Kumala untuk menciptakan cerita yang memadukan drama, thriller, dan horor dalam film Sukma.
 

4. Gambar Gerak Film

 


Gambar Gerak adalah rumah produksi yang didirikan pada 2020 oleh dua tokoh berbakat industri perfilman Indonesia yakni Reza Rahadian dan Arya Ibrahim. Sebagai sebuah platform kreatif, Gambar Gerak hadir untuk memperkaya industri perfilman dengan karya-karya baru, sekaligus memberi ruang bagi eksplorasi ide-ide segar yang berani dan mendalam.

Rumah produksi ini menawarkan pendekatan berbeda yang berfokus pada nilai seni, isu-isu sosial, dan pengembangan talenta kreatif di Indonesia. Melalui Gambar Gerak, Reza dan Arya mengajak penonton untuk menikmati film-film berkualitas yang mampu menyentuh hati serta merangsang pemikiran.

Pangku menjadi film perdana yang diproduksi oleh Gambar Gerak. Film itu juga menjadi debut Reza sebagai sutradara, dari skenario yang ditulisnya bersama Felix K. Nesi. Film tersebut berhasil memenangkan program HAF Goes to Cannes Program, bagian dari rangkaian acara Hong Kong Asia Film Financing Forum 2025. Termasuk, dipresentasikan di Festival Film Cannes 2025. Film Pangku dijadwalkan tayang di bioskop pada 2025.
 

5. Beacon Film

 


Beacon Film adalah rumah produksi yang didirikan oleh aktris Dian Sastrowardoyo serta Hizkia Nararya dan Rio Pasaribu. Rumah produksi tersebut dibuat untuk mendukung produksi film yang memiliki dedikasi besar kepada kemajuan perfilman Indonesia. Terutama film-film yang bisa membawa nama Indonesia ke kancah internasional.

Beacon Film telah menggarap sejumlah film, seperti film pendek Kotak yang disutradarai Dian Sastro serta memproduseri film Qodrat 2 (2024) dan Monster Pabrik Rambut bersama Palari Films. Kini, Beacon Film tengah mempersiapkan dua proyek film anyar yakni Sleep No More dan Mothernet yang dijadwalkan tayang pada 2025.
 

6. Uwais Pictures

Seperti namanya, Uwais Pictures adalah rumah produksi yang didirikan oleh aktor Iko Uwais pada awal Januari 2025. Selaras dengan sepak terjang Iko, rumah produksi ini hadir untuk memperkaya industri perfilman Indonesia khususnya di genre action dengan pendekatan yang segar.

Sebagai permulaan, Uwais Pictures yang sebelumnya merupakan tim action koreografer bernama Uwais Team mengumumkan dua judul proyek film baru, yaitu Ikatan Darah dan Timur. Film Ikatan Darah disutradarai oleh Sidharta Tata dan dibintangi oleh Livi Ciananta, Derby Romero, Ismi Melinda, Teuku Rifnu Wikana, hingga Lydia Kandou.

Sementara film Timur akan disutradarai Iko Uwais, yang kisahnya terinspirasi dari Operasi Pembebasan Militer Mapenduma pada 1997 yang dipimpin oleh Komandan Jenderal Kopassus Brigjen TNI Prabowo Subianto.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News
 

SEBELUMNYA

Nindityo Adipurnomo & Imam Cahyo Duet dalam Pameran Staging Desire di Salihara

BERIKUTNYA

Pameran Re-Earth Generation, Seni Visual untuk Terhubung Kembali dengan Alam

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: