Pasar Konsol Gaming Genggam Kian Panas, Mana yang Jadi Pilihan?
15 June 2025 |
17:50 WIB
Pasar konsol gaming genggam menunjukkan geliat yang signifikan di tengah dominasi gim mobile. Persaingannya pun semakin memanas dengan hadirnya para pemain baru di industri. Minat masyarakat dunia terhadap konsol gaming genggam terpantau dari penjualan Nintendo Switch 2.
Konsol portable buatan perusahaan asal Jepang itu memecahkan rekor penjualan tercepat dengan lebih dari 3,5 juta unit secara global, empat hari setelah diluncurkan pada 5 Juni 2025. “Para penggemar di seluruh dunia menunjukkan antusiasme mereka terhadap Nintendo Switch 2 sebagai cara yang lebih baik untuk bermain di rumah dan saat bepergian," ujar Chief Operating Officer Nintendo America, Doug Bowser, dalam pernyataan resminya, awal pekan ini.
Baca juga: ROG Xbox Ally Siap Dirilis, Konsol Handheld yang Bisa Game Roblox
Di satu sisi, Asus Republic of Gamers (ROG) menggandeng Microsoft mengenalkan ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X. Konsol gaming genggam ini memadukan yang terbaik dari game Xbox dan PC dalam satu perangkat portabel.
"Kemitraan revolusioner dengan Microsoft ini memungkinkan kami untuk menciptakan perangkat baru dengan kekuatan ROG dan jiwa Xbox," sebut Shawn Yen, Kepala tim produk Konsumen di ASUS.
Head of PR Asus Indonesia Muhammad Firman mengatakan konsol gaming berbasis Windows tengah menjadi tren. Kehadiran lini ROG Xbox Ally lantas mendapat sambutan positif di pasar.
Menurutnya, para gamer terutama di Indonesia ingin mencoba sesuatu yang baru, yakni device berbasis Windows yang sudah familiar. "Kelebihannya bisa menjalankan berbagai game apapun, bahkan sampai game Android pun bisa dijalankan di sana dan sampai sekarang trennya terus meningkat," tambah Firman saat berbincang dengan Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Dengan sistem operasi ini, pengguna juga bisa bermain game yang muncul di Steam, Xbox, Sony, bahkan game dari Android dan Nintendo. Kendati demikian ketika ditanya persaingan pasar, Firman menyebut semua kembali kepada preferensi pengguna.
Kehadiran ROG Ally setidaknya menjadi alternatif pilihan yang lebih multifungsi. Permintaan ROG Ally katanya terus meningkat. Device gaming berbasis Windows ini menjadi alternatif bagi pengguna yang tidak hanya mencari perangkat multifungsi, tidak hanya untuk gaming, tetapi bisa dipakai kerja.
"Untuk game handheld yang berbasis Windows ini relatif baru, tapi dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat," imbuhnya seraya mengatakan belum tahu kapan ROG Xbox Ally hadir di Indonesia.
Pengamat Gim dari Zilbest, Yabes Elia, mengatakan peminat konsol genggam di Indonesia kemungkinan besar masih akan didominasi oleh Nintendo Switch. Pasalnya, gim-gim yang dihadirkan lebih eksklusif.
Kendati demikian, pasar konsol gaming genggam juga sangat dipengaruhi harga. Bila Microsoft mampu menghadirkan harga yang lebih ramah kantong, konsol ini bisa menjadi pilihan menarik bagi para gammer.
Di sisi lain, ROG Xbox Ally menarik karena ditenagai Prosesor AMD Ryzen Z2 A. Dengan prosesor ini, Yabes menyebut performanya bisa meningkat hingga 50% lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.
Keunggulan lain dari konsol berbasis Windows adalah fleksibilitas sistem operasinya. "Jadi bisa mainin game Android, bisa mainin game Nintendo jadul di PC," tutur Yabes.
Sementara itu, dalam lima tahun ke depan, Yabes memprediksi bahwa persaingan justru akan lebih seru antara PC handheld dan laptop gaming. Bagi segmen pasar menengah, memiliki laptop gaming yang kuat mungkin akan membuat mereka berpikir ulang untuk membeli konsol gaming handheld.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk Nintendo, karena game eksklusifnya menciptakan pasar yang berbeda. "Kalau orang-orang yang pasar atas, bisa beli dua-duanya. Sedangkan kalau yang pasarnya menengah, dia akhirnya tinggal memilih, saya mau beli Nintendo Switch atau beli PC handheld," imbuhnya.
Dia menegaskan bahwa di Indonesia, pasar PC gaming masih lebih besar karena multifungsi dan dapat digunakan untuk bekerja selain bermain game.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Konsol portable buatan perusahaan asal Jepang itu memecahkan rekor penjualan tercepat dengan lebih dari 3,5 juta unit secara global, empat hari setelah diluncurkan pada 5 Juni 2025. “Para penggemar di seluruh dunia menunjukkan antusiasme mereka terhadap Nintendo Switch 2 sebagai cara yang lebih baik untuk bermain di rumah dan saat bepergian," ujar Chief Operating Officer Nintendo America, Doug Bowser, dalam pernyataan resminya, awal pekan ini.
Baca juga: ROG Xbox Ally Siap Dirilis, Konsol Handheld yang Bisa Game Roblox
Di satu sisi, Asus Republic of Gamers (ROG) menggandeng Microsoft mengenalkan ROG Xbox Ally dan ROG Xbox Ally X. Konsol gaming genggam ini memadukan yang terbaik dari game Xbox dan PC dalam satu perangkat portabel.
"Kemitraan revolusioner dengan Microsoft ini memungkinkan kami untuk menciptakan perangkat baru dengan kekuatan ROG dan jiwa Xbox," sebut Shawn Yen, Kepala tim produk Konsumen di ASUS.
Head of PR Asus Indonesia Muhammad Firman mengatakan konsol gaming berbasis Windows tengah menjadi tren. Kehadiran lini ROG Xbox Ally lantas mendapat sambutan positif di pasar.
Menurutnya, para gamer terutama di Indonesia ingin mencoba sesuatu yang baru, yakni device berbasis Windows yang sudah familiar. "Kelebihannya bisa menjalankan berbagai game apapun, bahkan sampai game Android pun bisa dijalankan di sana dan sampai sekarang trennya terus meningkat," tambah Firman saat berbincang dengan Hypeabis.id, beberapa waktu lalu.
Dengan sistem operasi ini, pengguna juga bisa bermain game yang muncul di Steam, Xbox, Sony, bahkan game dari Android dan Nintendo. Kendati demikian ketika ditanya persaingan pasar, Firman menyebut semua kembali kepada preferensi pengguna.
Kehadiran ROG Ally setidaknya menjadi alternatif pilihan yang lebih multifungsi. Permintaan ROG Ally katanya terus meningkat. Device gaming berbasis Windows ini menjadi alternatif bagi pengguna yang tidak hanya mencari perangkat multifungsi, tidak hanya untuk gaming, tetapi bisa dipakai kerja.
"Untuk game handheld yang berbasis Windows ini relatif baru, tapi dari tahun ke tahun jumlahnya meningkat," imbuhnya seraya mengatakan belum tahu kapan ROG Xbox Ally hadir di Indonesia.
Pengamat Gim dari Zilbest, Yabes Elia, mengatakan peminat konsol genggam di Indonesia kemungkinan besar masih akan didominasi oleh Nintendo Switch. Pasalnya, gim-gim yang dihadirkan lebih eksklusif.
Kendati demikian, pasar konsol gaming genggam juga sangat dipengaruhi harga. Bila Microsoft mampu menghadirkan harga yang lebih ramah kantong, konsol ini bisa menjadi pilihan menarik bagi para gammer.
Di sisi lain, ROG Xbox Ally menarik karena ditenagai Prosesor AMD Ryzen Z2 A. Dengan prosesor ini, Yabes menyebut performanya bisa meningkat hingga 50% lebih cepat dibandingkan generasi sebelumnya.
Keunggulan lain dari konsol berbasis Windows adalah fleksibilitas sistem operasinya. "Jadi bisa mainin game Android, bisa mainin game Nintendo jadul di PC," tutur Yabes.
Sementara itu, dalam lima tahun ke depan, Yabes memprediksi bahwa persaingan justru akan lebih seru antara PC handheld dan laptop gaming. Bagi segmen pasar menengah, memiliki laptop gaming yang kuat mungkin akan membuat mereka berpikir ulang untuk membeli konsol gaming handheld.
Akan tetapi, hal ini tidak berlaku untuk Nintendo, karena game eksklusifnya menciptakan pasar yang berbeda. "Kalau orang-orang yang pasar atas, bisa beli dua-duanya. Sedangkan kalau yang pasarnya menengah, dia akhirnya tinggal memilih, saya mau beli Nintendo Switch atau beli PC handheld," imbuhnya.
Dia menegaskan bahwa di Indonesia, pasar PC gaming masih lebih besar karena multifungsi dan dapat digunakan untuk bekerja selain bermain game.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.