Begini Proses Sinar UV Merusak Sel Kulit Hingga Menimbulkan Kanker
11 June 2025 |
23:31 WIB
Perlindungan kulit dari sinar ultraviolet (UV) terbilang penting. Memang, sinar UV bermanfaat untuk membentuk vitamin D di dalam tubuh, tetapi paparan yang berlebihan justru bisa berdampak buruk pada kesehatan, mulai dari mempercepat penuaan hingga menimbulkan penyakit kanker.
Dokter Irwan Saputra Batubara, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, mengatakan bahwa sinar UV merupakan radiasi dari matahari yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Ultraviolet A (UVA), UVB, dan UVC. Di antara ketiganya, hanya sinar UVA dan UVB yang mencapai permukaan bumi.
Dia menyebut, paparan sinar UV umumnya paling kuat terjadi antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. “Khususnya di Indonesia, intensitas sinar UV tergolong tinggi hampir sepanjang tahun, sehingga risiko tubuh terpapar secara berlebih juga cukup besar,” ujarnya, dikutip Hypeabis.id, Rabu (11/5/2025).
Baca juga: Kualitas Air Bisa Memengaruhi Kesehatan Kulit? Begini Kata Dokter
Paparan sinar UV dapat memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang pada kesehatan. Paparan sinar UV, khususnya UVB secara berlebih diketahui akan merusak sel kulit.
Kerusakan sel kulit ini kemudian mengaktifkan sistem pertahanan tubuh dengan meningkatkan aliran darah ke lokasi yang terdampak. Reaksi sistem pertahanan tubuh ini akan menyebabkan kulit terlihat lebih merah, yang dikenal dengan ruam kulit karena terbakar sinar matahari (sunburn).
Selain ruam kulit, paparan sinar UV secara berlebih dapat menyebabkan keluhan berupa gatal, nyeri, atau kulit terasa panas saat disentuh. “Pada kasus yang parah, sunburn bahkan dapat membuat kulit menjadi melepuh atau mengelupas,” jelasnya.
Selain itu, kulit yang menjadi lebih gelap dari warna sekitarnya (hiperpigmentasi) dapat dipicu oleh paparan sinar ultraviolet. Sinar UV merangsang produksi melanin secara berlebihan, terutama jika kulit sering terpapar sinar matahari tanpa perlindungan.
Bahaya sinar UV bagi kulit yang berikutnya adalah mempercepat proses penuaan kulit. Sinar ini merusak kolagen dan elastin, yaitu dua protein penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, muncul tanda penuaan dini, seperti garis maupun kerutan halus, keriput, serta kulit tampak kusam dan kendur meski usia masih relatif muda.
Irwan menyebut paparan sinar UV berlebih yang merusak sel kulit, juga membuat lapisan pelindung terluar tubuh ini terganggu. Alhasil, fungsi pelindung alami kulit terhadap zat asing atau mikroorganisme juga dapat menurun, membuat kulit mudah teriritasi atau mengalami reaksi alergi. “Dalam jangka panjang, kerusakan kulit ini dapat menyebabkan gangguan pada penyembuhan luka kulit,” imbuhnya.
Sementara itu, paparan sinar UV secara terus-menerus dan tanpa perlindungan dapat merusak DNA sel-sel kulit. Jika kerusakan ini terus terjadi, maka berisiko memicu pertumbuhan sel abnormal yang berujung pada kanker kulit.
“Jenis kanker kulit yang berisiko muncul akibat sinar UV antara lain karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma,” tutur Irwan.
Irwan menyampaikan ada beberapa langkah pencegahan bahaya sinar UV bagi kulit yang dapat diterapkan sehari-hari. Pertama, gunakan tabir surya (sunscreen) dengan minimal kandungan SPF 30 setiap hari. Aplikasikan ulang (reapply) tabir surya setiap 2 jam sekali, atau setelah berkeringat maupun berenang.
Dia juga menyarankan untuk menggunakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, topi lebar, dan kacamata hitam saat keluar rumah di siang hari. Akan tetapi, hindari beraktivitas di luar ruangan saat intensitas radiasi sinar UV tinggi, atau di antara pukul 10 pagi hingga 4 sore.
Disarankan juga untuk perbanyak konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak untuk memperkuat skin barrier.
Jika mengalami warna kulit yang tidak merata, kulit terasa perih, maupun mengalami perubahan yang mencurigakan setelah terpapar sinar UV secara berlebih, Irwan mengimbau agar segera periksakan kondisi ke dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Irwan juga mengimbau untuk berhati dalam proses perawatan kuku atau tanning. Pasalnya, lampu UV dalam proses tersebut dapat berbahaya jika digunakan terlalu sering atau tanpa perlindungan UV. “Paparan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit, penuaan dini, dan meningkatkan risiko kanker kulit,” tegasnya.
Baca juga: 5 Masalah Kulit yang Sering Dialami Milenial hingga Gen Z
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Dokter Irwan Saputra Batubara, Spesialis Dermatologi Venereologi Estetika dari RS Pondok Indah – Bintaro Jaya, mengatakan bahwa sinar UV merupakan radiasi dari matahari yang terbagi menjadi tiga jenis, yaitu Ultraviolet A (UVA), UVB, dan UVC. Di antara ketiganya, hanya sinar UVA dan UVB yang mencapai permukaan bumi.
Dia menyebut, paparan sinar UV umumnya paling kuat terjadi antara pukul 10 pagi hingga 4 sore. “Khususnya di Indonesia, intensitas sinar UV tergolong tinggi hampir sepanjang tahun, sehingga risiko tubuh terpapar secara berlebih juga cukup besar,” ujarnya, dikutip Hypeabis.id, Rabu (11/5/2025).
Baca juga: Kualitas Air Bisa Memengaruhi Kesehatan Kulit? Begini Kata Dokter
Paparan sinar UV dapat memberikan dampak jangka pendek maupun jangka panjang pada kesehatan. Paparan sinar UV, khususnya UVB secara berlebih diketahui akan merusak sel kulit.
Kerusakan sel kulit ini kemudian mengaktifkan sistem pertahanan tubuh dengan meningkatkan aliran darah ke lokasi yang terdampak. Reaksi sistem pertahanan tubuh ini akan menyebabkan kulit terlihat lebih merah, yang dikenal dengan ruam kulit karena terbakar sinar matahari (sunburn).
Selain ruam kulit, paparan sinar UV secara berlebih dapat menyebabkan keluhan berupa gatal, nyeri, atau kulit terasa panas saat disentuh. “Pada kasus yang parah, sunburn bahkan dapat membuat kulit menjadi melepuh atau mengelupas,” jelasnya.
Selain itu, kulit yang menjadi lebih gelap dari warna sekitarnya (hiperpigmentasi) dapat dipicu oleh paparan sinar ultraviolet. Sinar UV merangsang produksi melanin secara berlebihan, terutama jika kulit sering terpapar sinar matahari tanpa perlindungan.
Bahaya sinar UV bagi kulit yang berikutnya adalah mempercepat proses penuaan kulit. Sinar ini merusak kolagen dan elastin, yaitu dua protein penting untuk menjaga kulit tetap kencang dan elastis. Akibatnya, muncul tanda penuaan dini, seperti garis maupun kerutan halus, keriput, serta kulit tampak kusam dan kendur meski usia masih relatif muda.
Irwan menyebut paparan sinar UV berlebih yang merusak sel kulit, juga membuat lapisan pelindung terluar tubuh ini terganggu. Alhasil, fungsi pelindung alami kulit terhadap zat asing atau mikroorganisme juga dapat menurun, membuat kulit mudah teriritasi atau mengalami reaksi alergi. “Dalam jangka panjang, kerusakan kulit ini dapat menyebabkan gangguan pada penyembuhan luka kulit,” imbuhnya.
Sementara itu, paparan sinar UV secara terus-menerus dan tanpa perlindungan dapat merusak DNA sel-sel kulit. Jika kerusakan ini terus terjadi, maka berisiko memicu pertumbuhan sel abnormal yang berujung pada kanker kulit.
“Jenis kanker kulit yang berisiko muncul akibat sinar UV antara lain karsinoma sel basal, karsinoma sel skuamosa, dan melanoma,” tutur Irwan.
Ilustrasi (Sumber gambar: Freepik/karlyukav)
Mengurangi Bahaya Paparan Sinar UV
Paparan sinar matahari dan radiasi sinar ultraviolet memang tak bisa dihindari sepenuhnya, apalagi di negara tropis seperti Indonesia. Akan tetapi, ada banyak cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi bahaya sinar UV bagi kulit dan kesehatan secara umum.Irwan menyampaikan ada beberapa langkah pencegahan bahaya sinar UV bagi kulit yang dapat diterapkan sehari-hari. Pertama, gunakan tabir surya (sunscreen) dengan minimal kandungan SPF 30 setiap hari. Aplikasikan ulang (reapply) tabir surya setiap 2 jam sekali, atau setelah berkeringat maupun berenang.
Dia juga menyarankan untuk menggunakan pakaian berlengan panjang, celana panjang, topi lebar, dan kacamata hitam saat keluar rumah di siang hari. Akan tetapi, hindari beraktivitas di luar ruangan saat intensitas radiasi sinar UV tinggi, atau di antara pukul 10 pagi hingga 4 sore.
Disarankan juga untuk perbanyak konsumsi buah, sayuran, biji-bijian utuh, dan protein rendah lemak untuk memperkuat skin barrier.
Jika mengalami warna kulit yang tidak merata, kulit terasa perih, maupun mengalami perubahan yang mencurigakan setelah terpapar sinar UV secara berlebih, Irwan mengimbau agar segera periksakan kondisi ke dokter spesialis dermatologi, venereologi, dan estetika untuk mendapatkan penanganan yang tepat.
Irwan juga mengimbau untuk berhati dalam proses perawatan kuku atau tanning. Pasalnya, lampu UV dalam proses tersebut dapat berbahaya jika digunakan terlalu sering atau tanpa perlindungan UV. “Paparan berlebihan dapat menyebabkan kerusakan kulit, penuaan dini, dan meningkatkan risiko kanker kulit,” tegasnya.
Baca juga: 5 Masalah Kulit yang Sering Dialami Milenial hingga Gen Z
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.