Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Rencana Pemugaran Rumah Raden Saleh di Cikini, Dikembalikan ke Bentuk Aslinya

03 June 2025   |   16:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Dunia mengenal Raden Saleh sebagai salah satu pelukis tersohor pada abad ke-19. Akan tetapi, mungkin tak banyak yang tahu bahwa seniman berdarah Arab-Jawa itu juga mendesain dua rumah yang sempat ditinggalinya yang berlokasi di Jerman dan Cikini, Jakarta, Indonesia.
 
Rumah Raden Saleh yang kini berdiri di kompleks Primaya Hospital PGI Cikini tersebut merupakan bangunan arsitektur dengan nilai historis tinggi yang didirikan pada 1862. Rumah itu dirancang sendiri oleh Raden Saleh, usai menikahi seorang pewaris Indo kaya yang berdarah campuran Jerman, Constancia von Mansfeld. 

Sepanjang berdirinya, rumah itu telah berganti-ganti kepemilikan. Pada 1867, Raden Saleh menjualnya ke seorang saudagar kaya Arab, Sayid Abdullah bin Alwi Alatas.

Lalu dijual lagi ke sebuah yayasan Belanda, Koningin Emma Stichting pada 1897. Sejak 1989 hingga sekarang, rumah Raden Saleh dimiliki oleh Yayasan Kesehatan PGI Cikini yang sempat difungsikan sebagai kantor rumah sakit. 

Baca juga: Berwisata & Menyusuri Jejak Sejarah Raden Saleh di Cikini
 

Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Bangunan dua lantai tersebut menampilkan rancangan arsitektur yang khas dan unik. Pada bagian depan bangunan, menampilkan perpaduan unik dari desain arsitektur neo-gotik, neo-klasik dan elemen lokal/vernakular serta ornamen Tionghoa.
 
Sementara bagian belakang dan dalam huniannya, berlanggam tropis dengan teras dan tritisan plus susunan denah khas arsitektur indis. Perpaduan itu pun menjadi nilai-nilai penting dari bangunan rumah Raden Saleh. 
 
Bangunan yang megah seperti istana itu memiliki nilai penting, tidak hanya arsitektural, namun juga sejarah, sosial dan budaya. Rumah Raden pun ditetapkan sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Nasional, melalui keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: PM.13/PW.007/MKP/05-25 April 2005, serta sebagai Bangunan Cagar Budaya Peringkat Provinsi melalui SK Gubernur DKI Nomor 475 tahun 1995 dengan klasifikasi A.
 
Sayang, kondisi rumah bersejarah tersebut kini mengalami kerusakan yang cukup serius. Banyak bagian bangunan yang telah rusak, khususnya di lantai 2. Atap bangunan banyak mengalami kebocoran di sana-sini. Lantai kayu di lantai 2 banyak yang telah lapuk dimakan rayap dan berlubang. 
 
Kondisi ini pun menggerakkan sejumlah praktisi di bidang arsitektur untuk melakukan penelitian dan dokumentasi awal sekaligus menyusun rencana pemugaran yang dianggap ideal untuk menyelamatkan bangunan rumah Raden Saleh di Cikini.
 
Direktur Eksekutif Pusat Dokumentasi Arsitektur, Nadia Purwestri, memaparkan sejak didirikan pada 1862, bangunan rumah Raden Saleh telah mengalami beberapa perubahan. Pada 1875 misalnya, ketika rumah tersebut dimiliki oleh Sayid Abdullah bin Alwi Alatas, mengalami perubahan pada bagian fasad yakni adanya penambahan atap tepatnya di atas bukaan lantai 1 dan 2.
 
"Diperkirakan untuk mengatasi masalah air hujan, dan sebagai pelindung dari sinar matahari," katanya dalam acara diskusi Perfomative of Rumah Raden Saleh di ICE BSD City, baru-baru ini.
 

Rencana pemugaran Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Rencana pemugaran Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Perubahan lainnya yang teridentifikasi yakni adanya penambahan atap di lantai 2, yang menutupi seluruh teras bangunan. Hal ini diperkirakan terjadi guna mengatasi kebocoran pada lantai teras, yang terbuat dari struktur papan kayu.
 
Perubahan lainnya ialah bentuk ornamen finial pada puncak gabie di fasad bangunan utama. Pada masa Raden Saleh, bangunan itu memiliki ornamen finial berbentuk burung besar pada gabie tengah, serta burung yang berukuran lebih kecil pada kedua sisinya. Termasuk, ornamen daun semanggi yang menghiasi tepi gabie
 
Sementara pada masa Sayid Abdullah, ornamen finialnya berubah menjadi cawan bertumpuk seperti air mancur, begitupun diaplikasikan untuk kedua sisi gabie  Adapun, ketika rumah itu berada dalam kepemilikan Yayasan PGI, ornamen finialnya berubah menjadi bentuk salib, serta ornamen runcing pada kedua sisi gabie di kanan dan kirinya.
 
"Pada saat ini, ornamen salib pada gabie telah hilang, tersisa ornamen runcing pada gabie di kiri dan kanan, dan ornamen daun semanggi yang menghiasi tepi gabie juga hilang," kata Nadia.
 

Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Rencana pemugaran Rumah Raden Saleh di Cikini. (Sumber gambar: Hypeabis.id/Luke Andaresta).

Rencana Pemugaran Rumah Raden Saleh

Arsitek Konservasi Rumah Raden Saleh Arya Abieta mengatakan berangkat dari hasil penelitian dan pendokumentasian yang dilakukan oleh Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA), bangunan Rumah Raden Saleh akan dipugar dengan mengembalikan semaksimal mungkin pada kondisi asli bangunannya yakni tahun 1860-an.
 
Bangunan utama akan dipugar kembali pada masa awal dibangun yaitu pada 1862, sesuai dengan dokumen foto pada 1865. Sementara bangunan tambahan akan dipugar kembali pada masa awal dibangun, diperkirakan pada masa Koningin Emma Ziekenhuis, sesuai tinggalan bangunan aslinya dan atau sesuai dokumen foto tahun 1934.
 
Salah satu yang akan dilakukan ialah memaksimalkan penggunaan langgam tropis pada bangunan, yakni dengan memperbaiki atap yang akan disesuaikan dengan bentuk aslinya. Selain itu, ornamen-ornamen autentik dari rumah itu juga akan dikembalikan lagi, seperti vinial, desain renda-renda pada fasad, dan fitur-fitur pintu dengan detail yang unik.
 
"Pintu-pintu di rumah Raden Saleh itu punya detail yang unik, dan hampir dibuat tidak ada yang sama. Begitu juga jendela dan lantai. Ada kecerdasan-kecerdasan arsitektural pada masa itu yang menyerap dari arsitektur Barat. Inilah yang membuat penting untuk mengenang karya arsitektur Raden Saleh satu-satunya di Indonesia," katanya. 
 
Arya menuturkan pemugaran juga akan dilakukan terhadap dinding bangunan yang sudah banyak berubah, yang akan dikembalikan seperti bentuk aslinya. Begitupun menghadirkan kembali replika desain-desain pintu yang hilang, termasuk menghadirkan lagi bagian railing serta voyage dengan fitur skylight akan dikembangkan untuk pendekatan bangunan hijau.
 
"Rumah Raden Saleh juga tidak ada talang, dan kami akan perkenalkan talang-talang air baru, juga menghadirkan tanaman yang menjadi carbon capture, menjadi water retainer, supaya airnya bisa digunakan," kata dia.
 
Arya mengatakan semua persoalan dan masalah teknis bangunan yang terjadi karenanya akan diselesaikan secara teknis sesuai kondisi aslinya. Jika diperlukan, akan digunakan juga solusi terkini dan modern namun tetap mengikuti kaidah-kaidah konservasi yang berlaku.
 
"Perencana akan mendiskusikan semua usulan dan solusi pemugaran untuk menjadikan Rumah Raden Saleh sesuai dengan konsep yang diusung dengan TSP [Tim Sidang Pemugaran], untuk mendiskusikan dan memutuskan kaidah dan atau solusi pemugaran yang diambil," ujarnya.

Baca juga: Lukisan Raden Saleh Terjual dengan Harga Fantastis di Balai Lelang Sotheby's Singapore 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

SEBELUMNYA

5 Tips Agar Menonjol & Dilirik Perusahaan saat Mencari Kerja

BERIKUTNYA

Jadwal AFF U-23: Hari Pertama Ada Laga Indonesia vs Brunei Darussalam

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: