Strategi Kemenekraf Dorong Pelaku Bisnis Fesyen Hingga Kuliner Tembus Pasar Global
27 May 2025 |
08:39 WIB
Kabar baik untuk para pelaku ekonomi kreatif seperti fesyen, kriya, dan kuliner. Kementerian Ekonomi Kreatif siap membantu tiga subsektor prioritas ini untuk bisa menembus pasar global melalui program Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia (ASIK).
Menteri Ekraf Teuku Riefky Harsya menerangkan program ASIK menjadi wadah kolaboratif yang menghubungkan potensi lokal dengan peluang global. Dengan adanya pogram ini diharapkan karya-karya subsektor ekonomi kreatif prioritas tak hanya estetis, tetapi juga punya makna yang berdaya saing dan mendunia.
Baca juga: Hypereport: 10 Subsektor Ekonomi Kreatif di Luar Program Prioritas Kemenekraf
Baca juga: Hypereport: 10 Subsektor Ekonomi Kreatif di Luar Program Prioritas Kemenekraf
"Melalui program ASIK 2025, kami berharap jadi bisa memberi dorongan nyata bagi para pegiat ekonomi kreatif subsektor unggulan seperti fesyen, kriya, dan kuliner sehingga bisa masuk ke pasar global,” ujar Riefky dalam peluncuran program ASIK, Senin (26/5/2025).
Diketahui, fesyen, kriya, dan kuliner memiliki peran sentral dalam menyerap 94 persen tenaga kerja ekonomi kreatif yang menciptakan lapangan kerja serta mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif. Subsektor juga telah menyumbang ekspor Indonesia sekitar 75 persen terhadap total PDB ekonomi kreatif.
Oleh karena itu, berkolaborasi dengan lintas kementerian, pemerintah mendukung ekosistem ekonomi kreatif tidak hanya sebatas membuka lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan investasi, dan ekspansi ekspor. Riefky menyebut memang saat ini sudah banyak pelaku ekonomi kreatif tersebut masuk ke pasar global. Namun, perlu dikuatkan lagi terutama dalam menghadapi kondisi geopolitik dan perang tarif.
Untuk gelombang pertama, program ASIK menyasar subsektor fesyen, kriya, dan kuliner. Berikutnya, bertahap akan merambah ke subsektor lain seperti gim, animasi, film, animasi, desain, aplikasi yang juga memiliki peluang besar.
Riefky menilai pegiat ekonomi Indonesia memiliki potensi yang luar biasa seiring hadirnya anak muda yang semakin kreatif. Potensi ini tidak hanya di kota besar, tetapi tersebar di banyak daerah. Oleh karena itu, katanya butuh dukungan nyata agar industri kreatif ini menjadi mesin baru pertumbuhan ekonomi nasional.
Program ASIK nantinya menghadirkan pendekatan kolaborasi yang komprehensif dalam mendukung pegiat ekraf untuk meningkatkan kapasitas produksi, memperbaiki kualitas produk, dan menjangkau akses pasar ekspor yang lebih luas.
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu menyampaikan untuk tahap pertama ASIK, akan ada 60 peserta ekonomi kreatif yang akan dilatih dan disiapkan masuk ke pasar global.
Deputi Bidang Kreativitas Budaya dan Desain, Yuke Sri Rahayu menyampaikan untuk tahap pertama ASIK, akan ada 60 peserta ekonomi kreatif yang akan dilatih dan disiapkan masuk ke pasar global.
Salah satu komponen pelaku ekonomi kreatif yang ingin masuk program ASIK yakni mereka harus memiliki kekayaan intelektual (IP) minimal brand. Kemudian skala produksi agar bisa memenuhi ekspor nantinya.
Bila dianggap sudah mumpuni, Kementerian Ekraf nantinya akan menyesuaikan pasar dengan DNA peserta. Yuke menyebut pihaknya akan berelaborasi untuk penetrasi pasar dengan bantuan Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) dari Kementerian Perdagangan. "Kami akan lakukan business matching dengan negara tujuan, disesuaikan produknya," jelasnya.
Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Kementerian Perdagangan, Fajarini Puntodewi, menyenut dari catatan Kemendag, nilai ekspor untuk produk kreatif di luar jasa kreatif selama 5 tahun terakhir punya tren bertumbuh yang mencapai 26,48 persen. Artinya subsektor prioritas ini memiliki daya saing yang cukup besar.
"Amerika Serikat diperkirakan tetap menjadi negara tujuan ekspor utama selain Swiss, Jepang, Hongkong, dan India," ujarnya.
"Amerika Serikat diperkirakan tetap menjadi negara tujuan ekspor utama selain Swiss, Jepang, Hongkong, dan India," ujarnya.
Menteri UMKM Maman Abdurrahman, menuturkan target pertumbuhan ekonomi untuk mencapai visi Indonesia Emas 2045 mencapai 8 persen. Untuk itu, diperlukan transformasi ekonomi ke berbagai subsektor strategis dalam ekonomi kreatif yang tentu dalam wujud kewirausahaan berbasis inovasi.
"Kementerian UMKM siap mendukung dari sisi pembiayaan, pelatihan, dan akselerasi pasar domestik sehingga kami bisa memenuhi kebutuhan Kementerian Ekonomi Kreatif dalam memajukan industri ekonomi kreatif,” tegasnya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.