Sutradara Angga Dwimas Sasongko. (Sumber gambar: Visinema)

Angga Dwimas Sasongko Umumkan Film Aksi Ambisius Ratu Malaka di Cannes 2025

20 May 2025   |   09:59 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Sutradara Angga Dwimas Sasongko mengumumkan proyek film terbarunya berjudul Ratu Malaka di Marche du Film, Festival Film Cannes 2025. Film bergenre thriller aksi-kriminal ini akan memadukan mistisisme Asia Tenggara dengan kekerasan dunia bawah di Selat Malaka yang keji.

Ratu Malaka digadang menjadi proyek film aksi paling ambisius yang pernah digarap Angga. Tidak hanya kembali ke kursi sutradara, film ini juga menjadi wujud komitmennya sebagai penggerak ekosistem cerita yang memperluas spektrum genre Indonesia agar lebih kompetitif di pasar lokal maupun internasional.

"Di tengah dominasi horor dan komedi, genre action masih belum mencapai potensi penuhnya sebagai genre yang dapat sukses besar di pasar lokal. Waktunya kembali kembali menyutradarai film yang membakar naluri terdalam saya sebagai storyteller," kata Angga dalam keterangan resminya.

Baca juga: Berikut Daftar Film Paling Diantisipasi di Festival Film Cannes 2025

Pria yang juga menjabat sebagai Founder & CEO Visinema itu mengatakan Ratu Malaka akan menjadi film aksi kelima yang dibuatnya, yang akan merangkum semua pengalaman dan pembelajarannya dari judul-judul sebelumnya yakni Wiro Sableng (2018), Ben & Jody (2022), Mencuri Raden Saleh (2022), dan 13 Bom di Jakarta (2023).

"Setelah transformasi Visinema berjalan baik dan [film] Jumbo melampaui targetnya, saya kembali ke kursi penyutradaraan untuk mengejar sesuatu yang lebih besar, film action dengan jiwa, darah, dan napas lokal yang keras. Tapi lebih dari itu, ini adalah karya yang personal dan monumental," imbuhnya.

Ratu Malaka adalah thriller aksi-kriminal berlatar dunia kejahatan urban yang bertabrakan dengan mitos dan kuasa spiritual. Di tengah sindikat kriminal yang dijalankan melalui ritual dukun, ramalan kekuasaan, dan struktur empat penjuru angin yang dipercaya sebagai takdir, lahirlah sosok baru yang tidak hanya menantang sistem, tetapi membakarnya hingga ke akar.

Dengan pendekatan visual yang menggabungkan atmosfer neo-noir, energi aksi tangan kosong yang brutal, dan ketegangan politik internal dunia kriminal, Ratu Malaka digadang bakal menjadi sebuah pengalaman sinematik yang visceral dan mendalam.

Angga menjelaskan film Ratu Malaka bertujuan untuk memadukan mitologi tradisional Asia Tenggara dengan narasi kejahatan kontemporer. Menggabungkan sisi gelap kejahatan dan dunia bawah di Selat Malaka, salah satu area paling strategis untuk perdagangan dan geopolitik tidak hanya di permukaan tetapi juga di dunia bawah.

"Saya ingin menciptakan dunia yang sangat dekat dalam budaya Asia Tenggara, tetapi belum pernah tersentuh sebelumnya dalam sinema Asia Tenggara," ucapnya dilansir dari Variety.

Selat Malaka, jalur pelayaran penting antara Semenanjung Malaya dan Sumatra, berfungsi sebagai pusat geografis dan tematik film Ratu Malaka, yang akan mengeksplorasi perannya dalam perdagangan manusia, perdagangan narkoba, dan penyelundupan senjata.

Angga pun berencana untuk menata ulang mitos prajurit tradisional Malaysia dalam filmnya untuk penonton kontemporer. Dia merujuk pada prajurit legendaris Sultan Malaka yang kisahnya populer di seluruh Indonesia dan Malaysia. Film ini juga akan memasukkan unsur-unsur politik kekuasaan Asia Tenggara, termasuk penggunaan praktik perdukunan dan takhayul di kalangan elite politik.

"Orang yang berkuasa cenderung menggunakan unsur takhayul dalam permainan kekuasaan mereka. Mereka punya dukun, mereka mencari ramalan, dan itu terjadi dalam permainan kekuasaan yang sebenarnya dalam politik di Indonesia," tutur sutradara kelahiran 11 Januari 1985 itu.

Dia juga menyampaikan film Ratu Malaka menjadi bagian dari inisiatif memperluas ekosistem produksi dan kolaborasi kreatif lintas negara. Saat ini, dia sedang menjajaki kerja sama strategis dengan perusahaan film dari Korea Selatan dan Amerika Serikat, untuk mendukung pengembangan produksi berskala internasional dan memperluas distribusi global film ini.

Adapun, film Ratu Malaka saat ini tengah dalam tahap pengembangan naskah lanjutan dan penyusunan strategi produksi. Proses casting, pemilihan partner produksi, serta pengumuman nama-nama kunci akan disampaikan dalam waktu dekat. Rencananya, film ini akan mulai diproduksi pada 
awal 2026.

Baca juga: 6 Karya Film Indonesia Bakal Hadir di Marche du Film Cannes 2025, Pangku hingga Jumbo

Angga menambahkan keberhasilan film Jumbo telah membuat dirinya dan Visinema semakin berani mengambil risiko yang lebih kreatif. Jumbo, katanya, adalah tesis yang terbukti layak untuk diperjuangkan. Menurutnya, Jumbo bukan hanya sebagai film animasi, tetapi juga gerakan progresif untuk menawarkan kemungkinan baru dalam penceritaan, genre dan medium sinema.

Dia juga menekankan pentingnya keberagaman konten di pasar film Indonesia. Keberhasilan Jumbo memberi pihaknya keyakinan untuk menghadirkan lebih banyak kesegaran dan konten yang lebih progresif bagi penonton, khususnya penonton Indonesia yang saat ini sedang berkembang sangat pesat.

Angga pun mengungkap kekhawatirannya tentang dominasi film horor saat ini di pasar domestik. Menurutnya, jika hanya mengandalkan satu atau dua genre, perfilman Indonesia tidak memberi manfaat bagi penonton. "Kita tidak memberi kemungkinan bagi penonton untuk berkembang dalam karya kita sendiri," ucap dia.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

5 Tantangan Mompreneur di Indonesia yang Jarang Dibicarakan

BERIKUTNYA

Cara Menabung untuk Menjalankan Ibadah Kurban Setiap Tahun

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: