Pemimpin.id Gelar teras Belajar Bertajuk “Rise to Lead: Dari Pendidikan Menuju Transformasi Bangsa” (sumber : Pemimpin.id)

Lima Peran Strategis Pendidikan dalam Membentuk Pemimpin Masa Depan

20 May 2025   |   12:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Pendidikan bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang bagi individu untuk tumbuh dan berkembang. Di tengah perubahan zaman yang cepat, pendidikan berperan strategis dalam membentuk generasi pemimpin yang cerdas akademis, tangguh, berintegritas, dan berdampak positif bagi lingkungan.

Dalam forum diskusi bertajuk Rise to Lead: Dari Pendidikan Menuju Transformasi Bangsa yang diselenggarakan oleh Pemimpin.id, sejumlah tokoh inspiratif lintas sektor berbagi pandangan mengenai pentingnya pendidikan sebagai fondasi kepemimpinan masa depan.

Tiga sosok tersebut adalah Arsjad Rasjid, Ketua Dewan Pengawas Indonesian Business Council; Salman Subakat, Co-Founder ParagonCorp; dan Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto, Ketua Dewan Rumah Mentor Indonesia.

Ketiganya membagikan kisah pribadi tentang bagaimana pendidikan dan pengalaman hidup membentuk perjalanan mereka hingga menjadi sosok yang berpengaruh di berbagai sektor. Dari cerita tersebut, muncul nilai-nilai penting yang dapat menjadi pelajaran bagi generasi muda dalam menghadapi tantangan dan perubahan zaman.

Berikut lima peran utama pendidikan dalam membentuk pemimpin masa depan yang disampaikan oleh ketiga narasumber di hadapan 1.400 peserta yang hadir secara offline maupun online dari berbagai daerah di Indonesia.
 

1. Pendidikan sebagai Ruang Menanam Nilai, Bukan Hanya Pengetahuan

Pendidikan lebih dari sekadar akademik tetapi merupakan ruang untuk bertumbuh, bertanya, dan berperan dalam perubahan. Melalui dunia pendidikan pula, nilai-nilai seperti integritas, empati, kerja sama, dan tanggung jawab ditanamkan yang pada akhirnya membentuk arah dan karakter seorang pemimpin.

Arsjad Rasjid menekankan pentingnya menanam nilai (instilling values) sejak dini. Menurutnya, nilai adalah akar yang menopang kepemimpinan di masa depan karena di tengah tekanan dan dilema, pemimpin yang kuat akan kembali pada prinsip, bukan hanya pada logika.

“Saya percaya teman-teman, anak muda di hadapan saya ini, bisa menjadi Generasi Emas 2045, pemimpin masa depan, asal mau belajar instilling values, mengasah talenta, dan membangun jejaring di lingkungan masing-masing dari sekarang," ujar Arsjad.

Dia pun meyakini bahwa masa depan Indonesia terletak pada kemauan anak muda untuk bertumbuh sejak dini melalui nilai, talenta, dan kolaborasi.


2. Mendorong Pola Pikir Kritis dan Kesadaran Sosial

Pendidikan yang bermakna bukan yang membuat siswa hafal teori, tapi yang mampu menumbuhkan rasa ingin tahu, daya kritis, dan kesadaran terhadap isu sosial. Pemimpin masa depan perlu mampu memahami realitas masyarakat dan meresponsnya dengan gagasan dan solusi.

Salman Subakat mengingatkan bahwa pendidikan perlu memberi ruang berpikir kritis dan kreatif, sekaligus mendorong kepedulian sosial. Inilah yang membedakan seorang pelajar cemerlang dari seorang pemimpin masa depan yaitu orientasi terhadap dampak.

Dengan pendidikan yang bermakna dan bermoral, mereka bisa tumbuh menjadi pemimpin bernilai dan siap menghadapi tantangan zaman,” pungkas Salman Subakat.

Dia pun menegaskan bahwa pendidikan sejatinya menjadi landasan moral dan ruang tumbuh bagi pemimpin masa depan yang bernilai dan berdampak.
 

3. Membentuk Kepercayaan Diri Lewat Pengalaman Belajar yang Relevan

Kepercayaan diri tidak datang dari nilai ujian tinggi, tapi dari pengalaman konkret, tantangan yang dihadapi, dan keberhasilan yang diraih lewat proses. Pendidikan idealnya memberi ruang bagi siswa untuk mengeksplorasi potensi, memimpin proyek, dan belajar dari kegagalan.

Melalui kegiatan seperti diskusi, presentasi, kerja kelompok, hingga praktik lapangan, anak muda belajar percaya pada suara dan gagasannya sendiri. Di situlah cikal bakal kepemimpinan terbentuk: dari keberanian mengambil peran dan memikul tanggung jawab.
 

4. Menjadi Wadah Pembentukan Karakter dan Resiliensi

Sekolah dan institusi pendidikan seharusnya menjadi tempat yang tidak hanya mendidik pikiran, tapi juga membentuk karakter dan ketahanan mental. Pemimpin sejati dibentuk dari tempaan, bukan kenyamanan.

Shanti Lasminingsih Poesposoetjipto menyampaikan bahwa ketabahan, kesabaran, dan iman menjadi elemen penting dalam perjalanan kepemimpinan. Pendidikan yang baik akan melatih siswa untuk menghadapi kegagalan, bangkit, dan terus bergerak dengan semangat yang utuh.

Kesabaran lahir dari pengetahuan, keberhasilan datang lewat resiliensi dan konsistensi, namun yang paling utama adalah iman, percaya pada prinsip, tujuan, dan keyakinan bahwa keputusan yang diambil berada di jalan yang benar,” ujar Shanti L. Poeposoetjipto.

Menurutnya, kepemimpinan bukan sekadar soal kapasitas, tapi juga kekuatan iman dalam navigasi arah hidup dan keputusan.
 

5. Membuka Akses dan Kesempatan Belajar yang Inklusif

Tidak semua anak memiliki akses pendidikan yang sama. Padahal, potensi kepemimpinan bisa lahir dari mana saja baik dari desa maupun kota, sekolah unggulan maupun sekolah biasa. Pendidikan harus menjadi jembatan kesempatan, bukan tembok pemisah.

Pendidikan yang adil dan inklusif memungkinkan lebih banyak anak muda menemukan jalannya masing-masing. Di sinilah peran penting negara, komunitas, dan institusi pendidikan untuk memastikan setiap anak bisa tumbuh dan berkontribusi, tanpa terkekang oleh batas sosial atau ekonomi.

Teras Belajar yang dihadirkan oleh Pemimpin.id sejak 2019 ini menjadi salah satu platform yang dapat memberikan kesempatan semua anak muda dari berbagai daerah untuk terus bertumbuh dan belajar bersama dari para tokoh-tokoh inspiratif.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Indahnya Bisnis Bonsai, Omzetnya Bisa Tembus Ratusan Juta

BERIKUTNYA

5 Tantangan Mompreneur di Indonesia yang Jarang Dibicarakan

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: