Mantan Presiden Amerika Serikat Joe Biden Didiagnosis Kanker Prostat Agresif
20 May 2025 |
08:09 WIB
Mantan Presiden Amerika Serikat, Joe Biden, didiagnosis mengidap kanker prostat agresif yang telah menyebar ke tulangnya. Diagnosis ini diumumkan oleh pihak dari kantor pribadinya pada Minggu, 18 Mei 2025 waktu setempat, setelah dia menjalani pemeriksaan kesehatan.
“Pekan lalu, Presiden Joe Biden menjalani pemeriksaan karena munculnya benjolan baru di prostat setelah mengalami gejala saluran kemih yang semakin memburuk, dia didiagnosis menderita kanker prostat, dengan skor Gleason 9 (Kelompok Grade 5), dan kanker tersebut telah menyebar ke tulang,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari ABC News.
Lebih lanjut, disebutkan dalam pengumuman tersebut, meski ini merupakan bentuk kanker yang lebih agresif dan telah menyebar ke tulang, jenis kankernya masih sensitif terhadap hormon.
Artinya kondisi ini masih bisa ditangani secara efektif. Namun, karena usianya yang kini menginjak 82 tahun dan mempertimbangkan stadium lanjut penyakitnya, Joe Biden dan keluarganya sedang mempertimbangkan pilihan pengobatan bersama tim dokternya.
Baca juga: Kenali Gejala dan Faktor Risiko Kanker Prostat di Kalangan Pria
Mengutip Mayo Clinic, kanker prostat adalah pertumbuhan sel abnormal yang dimulai di kelenjar prostat, yaitu kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pada pria dan berperan dalam produksi cairan sperma.
Kanker prostat sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Akan tetapi, ketika berkembang lebih agresif, gejalanya dapat mencakup kesulitan buang air kecil, darah dalam urin atau sperma, nyeri tulang, disfungsi ereksi, dan penurunan berat badan.
Sebagian besar kasus kanker prostat tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain, tetap di kelenjar prostat saja. Hanya saja, dalam beberapa kasus, dapat berkembang lebih agresif dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang atau kelenjar getah bening.
Menurut National Cancer Institute, kanker prostat dengan Skor Gleason 9 menunjukkan bahwa kanker tipe ini sangat ganas dan agresif. Hal ini berarti sel-sel kanker tampak sangat berbeda dari sel prostat normal dan kemungkinan besar akan tumbuh serta menyebar dengan cepat.
Kanker dengan skor ini masuk ke dalam Grade Group 5, yaitu kategori risiko tertinggi, yang biasanya berhubungan dengan kemungkinan penyebaran yang lebih besar dan prognosis yang lebih sulit. Namun, meskipun kanker ini agresif, karena bersifat sensitif terhadap hormon, ada jalur pengobatan yang efektif yang bisa dijalankan.
Pada 1988, Biden mengalami dua aneurisma otak yang mengancam jiwa dan memerlukan dua operasi besar dalam rentang lima bulan. Selama masa pemulihan, dia juga mengalami emboli paru, komplikasi serius yang mengharuskannya absen dari tugas Senat selama tujuh bulan.
Selama masa jabatannya sebagai presiden, Biden didiagnosis dengan polip pra-kanker di usus besar. Polip ini diangkat selama kolonoskopi rutin, dan tidak ditemukan tanda-tanda kanker lebih lanjut.
Biden juga pernah menjalani beberapa prosedur pengangkatan kanker kulit non-melanoma, termasuk pengangkatan lesi kanker dari dadanya pada 2023. Meskipun jenis kanker ini umumnya tidak menyebar, pertumbuhan lesi yang berkelanjutan dapat mempersulit pengobatan di masa depan.
Pada tahun-tahun terakhir masa kepresidenannya, Biden menghadapi pertanyaan publik terkait ketajaman mental dan kesehatannya. Masalah ini semakin mencuat setelah penampilannya dalam debat yang dianggap kurang meyakinkan pada 2024, yang berkontribusi pada keputusannya untuk tidak mencalonkan diri kembali.
Baca juga: Waspada Bahaya Kanker Kolorektal yang Mulai Mengintai Generasi Muda, Begini Gejalanya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
“Pekan lalu, Presiden Joe Biden menjalani pemeriksaan karena munculnya benjolan baru di prostat setelah mengalami gejala saluran kemih yang semakin memburuk, dia didiagnosis menderita kanker prostat, dengan skor Gleason 9 (Kelompok Grade 5), dan kanker tersebut telah menyebar ke tulang,” bunyi pernyataan tersebut, dikutip dari ABC News.
Lebih lanjut, disebutkan dalam pengumuman tersebut, meski ini merupakan bentuk kanker yang lebih agresif dan telah menyebar ke tulang, jenis kankernya masih sensitif terhadap hormon.
Artinya kondisi ini masih bisa ditangani secara efektif. Namun, karena usianya yang kini menginjak 82 tahun dan mempertimbangkan stadium lanjut penyakitnya, Joe Biden dan keluarganya sedang mempertimbangkan pilihan pengobatan bersama tim dokternya.
Baca juga: Kenali Gejala dan Faktor Risiko Kanker Prostat di Kalangan Pria
Mengutip Mayo Clinic, kanker prostat adalah pertumbuhan sel abnormal yang dimulai di kelenjar prostat, yaitu kelenjar kecil yang terletak di bawah kandung kemih pada pria dan berperan dalam produksi cairan sperma.
Kanker prostat sering kali tidak menimbulkan gejala pada tahap awal. Akan tetapi, ketika berkembang lebih agresif, gejalanya dapat mencakup kesulitan buang air kecil, darah dalam urin atau sperma, nyeri tulang, disfungsi ereksi, dan penurunan berat badan.
Sebagian besar kasus kanker prostat tumbuh secara perlahan dan tidak menyebar ke bagian tubuh lain, tetap di kelenjar prostat saja. Hanya saja, dalam beberapa kasus, dapat berkembang lebih agresif dan menyebar ke bagian tubuh lain, seperti tulang atau kelenjar getah bening.
Menurut National Cancer Institute, kanker prostat dengan Skor Gleason 9 menunjukkan bahwa kanker tipe ini sangat ganas dan agresif. Hal ini berarti sel-sel kanker tampak sangat berbeda dari sel prostat normal dan kemungkinan besar akan tumbuh serta menyebar dengan cepat.
Kanker dengan skor ini masuk ke dalam Grade Group 5, yaitu kategori risiko tertinggi, yang biasanya berhubungan dengan kemungkinan penyebaran yang lebih besar dan prognosis yang lebih sulit. Namun, meskipun kanker ini agresif, karena bersifat sensitif terhadap hormon, ada jalur pengobatan yang efektif yang bisa dijalankan.
Riwayat Penyakit Joe Biden
Sebelum didiagnosis kanker prostat agresif pada Mei 2025, Joe Biden memiliki riwayat kesehatan yang mencakup beberapa kondisi medis serius.Pada 1988, Biden mengalami dua aneurisma otak yang mengancam jiwa dan memerlukan dua operasi besar dalam rentang lima bulan. Selama masa pemulihan, dia juga mengalami emboli paru, komplikasi serius yang mengharuskannya absen dari tugas Senat selama tujuh bulan.
Selama masa jabatannya sebagai presiden, Biden didiagnosis dengan polip pra-kanker di usus besar. Polip ini diangkat selama kolonoskopi rutin, dan tidak ditemukan tanda-tanda kanker lebih lanjut.
Biden juga pernah menjalani beberapa prosedur pengangkatan kanker kulit non-melanoma, termasuk pengangkatan lesi kanker dari dadanya pada 2023. Meskipun jenis kanker ini umumnya tidak menyebar, pertumbuhan lesi yang berkelanjutan dapat mempersulit pengobatan di masa depan.
Pada tahun-tahun terakhir masa kepresidenannya, Biden menghadapi pertanyaan publik terkait ketajaman mental dan kesehatannya. Masalah ini semakin mencuat setelah penampilannya dalam debat yang dianggap kurang meyakinkan pada 2024, yang berkontribusi pada keputusannya untuk tidak mencalonkan diri kembali.
Baca juga: Waspada Bahaya Kanker Kolorektal yang Mulai Mengintai Generasi Muda, Begini Gejalanya
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.