Ingin Jadi Pengusaha? Ini Cara Memulainya Tanpa Perlu Coba-Coba Sendiri
17 May 2025 |
14:15 WIB
Bagi Genhype yang sedang memikirkan untuk memulai bisnis, ada tiga cara yang sebetulnya bisa kalian lakukan yakni memulai bisnis dari nol dengan membangun brand sendiri, kedua mengakuisisi bisnis yang sudah berjalan, ketiga menjali kemitraan atau melalui system franchise atau waralaba.
David Gan, Co Owner & Head Coach Gratyo Bandung mengibaratkan pilihan-pilihan dalam memulai usaha dengan menanam pohon durian. Pada saat kita akan memulai bisnis sendiri dari awal, David mengumpamakannya seperti menanam durian dari biji.
“Saat kita memulai semuanya dari awal maka prosesnya panjang dan memiliki risiko yang tinggi,” ujarnya saat mengisi talkshow dalam pameran franchise FLEI Business Expo 2025, Jumat (17/5/20205).
Baca juga: Kisah Keisha Nuriel yang Resign Demi Bisnis Franchise Teh Kotjok
Jika mengacu pada statistik, David menyebutkan bahwa hanya sekitar 4% bisnis yang mampu bertahan hingga 10 tahun. Tantangan terbesarnya bukan hanya pada produk yang ditawarkan, tapi juga pada kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau product-market fit.
Selain itu, pelaku usaha harus mengembangkan seluruh sistem dari awal, mulai dari pemasaran, operasional, keuangan, hingga rekrutmen. “Namun, keuntungan dari memulai bisnis sendiri adalah kontrol penuh terhadap usaha dan kesempatan untuk mewujudkan ide-ide secara mandiri,” ucapnya.
Pilihan kedua adalah membeli bisnis yang sudah terbukti menguntungkan. Layaknya membeli kebun durian yang sudah berbuah, opsi ini memungkinkan pelaku usaha langsung mendapatkan pasar yang sudah ada, data historis penjualan, dan sistem operasional yang berjalan.
Namun, menemukan bisnis semacam ini tidak mudah. Biasanya, bisnis yang dijual-meski sedang untung-memiliki alasan personal di baliknya, seperti pemilik yang sakit atau pindah ke luar negeri. Selain itu, modal yang dibutuhkan untuk membeli bisnis semacam ini cenderung besar.
Opsi ketiga adalah membeli pohon durian yang sudah tumbuh dari kebun orang lain dan menanamnya di rumah sendiri alias mengambil franchise atau menjalin kemitraan. Di sinilah franchise dianggap sebagai jalur "tengah" yang menjanjikan, khususnya bagi mereka yang baru terjun ke dunia usaha.
Namun, David menekankan bahwa tidak semua sistem kemitraan yang ada saat ini sudah terbukti. Banyak model bisnis yang masih dalam tahap percobaan. Karena itu, penting untuk selektif dan teliti sebelum memilih mitra.
Jika pun ingin membeli franchise atau waralaba yang sudah terbukti menguntungkan, maka harus cek adanya Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang saat ini baru ada sekitar 300an STPW, baik dari brand lokal maupun internasional.
Berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan terhadap berbagai franchise dan kemitraan maka David membagikan lima tips penting agar tidak salah langkah:
Pilih brand yang telah memiliki product-market fit. Artinya, produk atau jasa mereka sudah terbukti dibutuhkan oleh pasar, bukan hanya ide yang terdengar menarik.
Jangan ragu untuk meminta data performa dari mitra franchise. Kunjungi outlet mereka, ajukan pertanyaan mengenai omzet, biaya operasional, dan laba bersih. Transparansi adalah kunci.
Amati bagaimana sistem operasional dijalankan. Apakah sistem sudah solid? Apakah stafnya terlatih? Apakah ada standar layanan yang jelas? Hal ini penting untuk mengukur kesiapan mitra dalam mendukung cabang baru.
Franchise bukan hanya soal produk, tapi juga soal hubungan jangka panjang. Pastikan nilai dan gaya kerja mitra cocok dengan. Hindari kemitraan yang berpotensi menimbulkan konflik di kemudian hari.
Baca kontrak dengan saksama. Apa saja hak sebagai mitra? Apa kewajiban Anda? Apakah ada biaya tersembunyi atau aturan ketat yang membatasi inovasi Anda?
David menegaskan bahwa memilih franchise bukan perkara gampang. Dibutuhkan riset, ketelitian, dan kesabaran. Namun dengan langkah yang tepat, peluang sukses bisa jauh lebih besar ketimbang menanam durian dari biji dan berharap suatu hari akan berbuah. “Kita harus sangat bijaksana dalam memilih opportunity yang kita ambil hari ini,” ujarnya.
Bagi Genhype yang sedang mencari peluang franchise yang sudah terbukti menguntungkan atau mencari peluang usaha (Business Oportunity) dengan modal yang terjangkau dan keuntungan yang menarik, dapat berkunjung ke FLEI Business Expo 2025 yang sudah resmi dibuka sejak 16 Mei hingga 18 Mei 2025 di Hall B Jakarta International Convention Center.
Dengan mengusung tema “Connecting Business, Driving Growth”, ajang ini menghadirkan lebih dari 200 peluang bisnis nyata dari berbagai sektor. Mulai dari makanan dan minuman, laundry, jasa edukasi, otomotif, retail, hingga kecantikan.
Brand besar seperti Indomaret, Alfamart, Air Minum Biru, Kopi Sejuta Jiwa, Bakso Kampungqu, hingga Gramedia hadir langsung di satu tempat. Yang menarik, banyak brand juga kasih promo khusus pameran seperti tanpa biaya franchise, skema bisnis autopilot, hingga potongan investasi sampai ratusan juta rupiah.
Salah satu kekuatan FLEI 2025 adalah kemampuannya mempertemukan pengusaha pemula, investor, mentor bisnis, hingga regulator dalam satu ruang. Melalui program Business Matching dan Konsultasi Bisnis Gratis, kamu bisa ngobrol langsung dengan konsultan usaha maupun brand-owner secara personal.
“Melalui FLEI, kami memperkuat ekosistem bisnis berkelanjutan dan membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif,” jelas Levita G Supit, Chairwoman Perhimpunan WALI.
Info lengkap dan jadwal kegiatan bisa cek langsung di www.franchise-expo.co.id.
David Gan, Co Owner & Head Coach Gratyo Bandung mengibaratkan pilihan-pilihan dalam memulai usaha dengan menanam pohon durian. Pada saat kita akan memulai bisnis sendiri dari awal, David mengumpamakannya seperti menanam durian dari biji.
“Saat kita memulai semuanya dari awal maka prosesnya panjang dan memiliki risiko yang tinggi,” ujarnya saat mengisi talkshow dalam pameran franchise FLEI Business Expo 2025, Jumat (17/5/20205).
Baca juga: Kisah Keisha Nuriel yang Resign Demi Bisnis Franchise Teh Kotjok
Jika mengacu pada statistik, David menyebutkan bahwa hanya sekitar 4% bisnis yang mampu bertahan hingga 10 tahun. Tantangan terbesarnya bukan hanya pada produk yang ditawarkan, tapi juga pada kesesuaian produk dengan kebutuhan pasar atau product-market fit.
Selain itu, pelaku usaha harus mengembangkan seluruh sistem dari awal, mulai dari pemasaran, operasional, keuangan, hingga rekrutmen. “Namun, keuntungan dari memulai bisnis sendiri adalah kontrol penuh terhadap usaha dan kesempatan untuk mewujudkan ide-ide secara mandiri,” ucapnya.
Pilihan kedua adalah membeli bisnis yang sudah terbukti menguntungkan. Layaknya membeli kebun durian yang sudah berbuah, opsi ini memungkinkan pelaku usaha langsung mendapatkan pasar yang sudah ada, data historis penjualan, dan sistem operasional yang berjalan.
Namun, menemukan bisnis semacam ini tidak mudah. Biasanya, bisnis yang dijual-meski sedang untung-memiliki alasan personal di baliknya, seperti pemilik yang sakit atau pindah ke luar negeri. Selain itu, modal yang dibutuhkan untuk membeli bisnis semacam ini cenderung besar.
Opsi ketiga adalah membeli pohon durian yang sudah tumbuh dari kebun orang lain dan menanamnya di rumah sendiri alias mengambil franchise atau menjalin kemitraan. Di sinilah franchise dianggap sebagai jalur "tengah" yang menjanjikan, khususnya bagi mereka yang baru terjun ke dunia usaha.
Namun, David menekankan bahwa tidak semua sistem kemitraan yang ada saat ini sudah terbukti. Banyak model bisnis yang masih dalam tahap percobaan. Karena itu, penting untuk selektif dan teliti sebelum memilih mitra.
Jika pun ingin membeli franchise atau waralaba yang sudah terbukti menguntungkan, maka harus cek adanya Surat Tanda Pendaftaran Waralaba (STPW) yang saat ini baru ada sekitar 300an STPW, baik dari brand lokal maupun internasional.
5 Tips Memilih Kemitraan yang Tepat
Berdasarkan pengalaman pribadi dan pengamatan terhadap berbagai franchise dan kemitraan maka David membagikan lima tips penting agar tidak salah langkah:
1. Pastikan Produk Sudah Punya Pasar
Pilih brand yang telah memiliki product-market fit. Artinya, produk atau jasa mereka sudah terbukti dibutuhkan oleh pasar, bukan hanya ide yang terdengar menarik.
2. Cek Data dan Kinerja Keuangan
Jangan ragu untuk meminta data performa dari mitra franchise. Kunjungi outlet mereka, ajukan pertanyaan mengenai omzet, biaya operasional, dan laba bersih. Transparansi adalah kunci.
3. Kunjungi Outlet dan Amati Sistemnya
Amati bagaimana sistem operasional dijalankan. Apakah sistem sudah solid? Apakah stafnya terlatih? Apakah ada standar layanan yang jelas? Hal ini penting untuk mengukur kesiapan mitra dalam mendukung cabang baru.
4. Kenali Mitra dan Budaya Bisnisnya
Franchise bukan hanya soal produk, tapi juga soal hubungan jangka panjang. Pastikan nilai dan gaya kerja mitra cocok dengan. Hindari kemitraan yang berpotensi menimbulkan konflik di kemudian hari.
5. Pelajari Hak dan Kewajiban dengan Teliti
Baca kontrak dengan saksama. Apa saja hak sebagai mitra? Apa kewajiban Anda? Apakah ada biaya tersembunyi atau aturan ketat yang membatasi inovasi Anda?David menegaskan bahwa memilih franchise bukan perkara gampang. Dibutuhkan riset, ketelitian, dan kesabaran. Namun dengan langkah yang tepat, peluang sukses bisa jauh lebih besar ketimbang menanam durian dari biji dan berharap suatu hari akan berbuah. “Kita harus sangat bijaksana dalam memilih opportunity yang kita ambil hari ini,” ujarnya.
Bagi Genhype yang sedang mencari peluang franchise yang sudah terbukti menguntungkan atau mencari peluang usaha (Business Oportunity) dengan modal yang terjangkau dan keuntungan yang menarik, dapat berkunjung ke FLEI Business Expo 2025 yang sudah resmi dibuka sejak 16 Mei hingga 18 Mei 2025 di Hall B Jakarta International Convention Center.
Dengan mengusung tema “Connecting Business, Driving Growth”, ajang ini menghadirkan lebih dari 200 peluang bisnis nyata dari berbagai sektor. Mulai dari makanan dan minuman, laundry, jasa edukasi, otomotif, retail, hingga kecantikan.
Brand besar seperti Indomaret, Alfamart, Air Minum Biru, Kopi Sejuta Jiwa, Bakso Kampungqu, hingga Gramedia hadir langsung di satu tempat. Yang menarik, banyak brand juga kasih promo khusus pameran seperti tanpa biaya franchise, skema bisnis autopilot, hingga potongan investasi sampai ratusan juta rupiah.
Salah satu kekuatan FLEI 2025 adalah kemampuannya mempertemukan pengusaha pemula, investor, mentor bisnis, hingga regulator dalam satu ruang. Melalui program Business Matching dan Konsultasi Bisnis Gratis, kamu bisa ngobrol langsung dengan konsultan usaha maupun brand-owner secara personal.
“Melalui FLEI, kami memperkuat ekosistem bisnis berkelanjutan dan membuka jalan bagi pertumbuhan ekonomi nasional yang lebih inklusif,” jelas Levita G Supit, Chairwoman Perhimpunan WALI.
Info lengkap dan jadwal kegiatan bisa cek langsung di www.franchise-expo.co.id.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.