Ine Febriyanti (Sumber foto Hypeabis.id/Robby Fathan)

Ine Febriyanti Ungkap Tantangan Emosional Perankan Ibu Berduka di Film Mungkin Kita Perlu Waktu

13 May 2025   |   17:10 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Aktris Ine Febriyanti kembali ke layar lebar lewat perannya sebagai karakter Kasih di film Mungkin Kita Perlu Waktu. Ine menyebut perannya kali ini cukup kompleks. Sebab, dirinya tak hanya dituntut bermain dengan range emosi yang beragam, tetapi juga mesti tampil serealis mungkin.

Kasih merupakan ibu dari dua anak bernama Ombak dan Sarah, serta istri dari Restu. Sosoknya mencerminkan figur ibu yang penuh kasih, tetapi terjebak dalam trauma yang membuatnya sulit secara emosional.

“Dia punya rasa sayang yang besar terhadap suami dan anak-anaknya. Namun, trauma yang dia alami membawa perubahan besar pada dirinya, terutama dalam cara dia memproses dan merespons kesedihan,” ungkap Ine.

Baca juga: Set Lokasi Jadi Kunci Tissa Biani Mendalami Karakter di Film Mungkin Kita Perlu Waktu

Menurut Ine, Kasih berada pada tahap ‘greeting’ atau penyambutan duka yang berbentuk kemarahan. Dia marah terhadap situasi hidupnya, terutama karena dia merasa tidak adil. Ine menyebut dia adalah gambaran ibu yang tengah berduka, tetapi di sisi lain dia bingung.

“Dia kebanyakan dari kita. Pernah punya pengalaman enggak enak, tetapi bingung memprosesnya,” imbuhnya.

Ine mengatakan salah satu aspek yang sangat menantang dalam memainkan karakter Kasih adalah bagaimana dia mengekspresikan trauma. Bukan lewat ledakan emosi, melainkan diam.

Ine menyebut Kasih memberi silent treatment yang kuat pada seisi rumah, sebuah fase atau bentuk pertahanan diri yang sangat manusiawi sebenarnya. Namun, hal itu cukup sulit diinterpretasikan di layar lebar.

Dalam memainkan karakter tersebut, Ine mengaku memiliki role model khusus. Dia meriset seseorang yang memiliki kesamaan peristiwa dan emosi, kemudian dia coba perdalam lagi dengan permasalahan yang dihadapi karakternya.

Selain itu, Ine juga banyak berdiskusi dengan sutradara Teddy Soeriaatmadja, yang turut memperkuat pendekatan film ini secara psikologis. Sebab, Teddy adalah lulusan Human Behavior di Newport University, London.

“Ini enaknya film ini, karena kita bisa langsung tanya ke Teddy. Dia kan psikolog,” jelasnya.
 

Ine Febriyanti (Sumber foto Hypeabis.id/Robby Fathan)

Ine Febriyanti (Sumber foto Hypeabis.id/Robby Fathan)


Menurut Ine, realisme adalah kunci dalam memainkan karakternya. Sebab, Teddy ingin karakter-karakter di filmnya dimainkan sehalus mungkin. Menurutnya, tantangannya bukan hanya pada emosi, tetapi juga takarannya.

Mungkin Kita Perlu Waktu mengisahkan perjalanan emosional Ombak yang dihantui rasa bersalah atas meninggalnya sang adik, Sara. Kesedihan itu tak hanya dirasakan oleh Ombak, tapi juga oleh kedua orang tuanya, Restu dan Kasih, yang sama-sama kehilangan anak perempuan mereka. 

Restu memilih memendam duka demi menjaga ketenangan keluarganya yang masih ada, sedangkan Kasih berusaha menenangkan diri dengan menjalani ibadah umroh dan berharap bisa menemukan kedamaian batin.

Di tengah suasana duka yang menyelimuti keluarganya, Ombak mulai melihat secercah harapan setelah mengenal Aleiqa, seorang gadis dengan kondisi bipolar. Namun, hubungan mereka bukannya tanpa rintangan. Minimnya komunikasi yang sehat membuat keduanya terjebak dalam konflik yang sewaktu-waktu bisa meledak, seperti bom waktu.

Film yang diproduksi oleh Kathanika Films, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures ini dijadwalkan tayang di layar lebar mulai 15 Mei 2025.

Baca juga: Reaksi Pertama Lukman Sardi saat Membaca Naskah Film Mungkin Kita Perlu Waktu

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

3 Tim Free Fire Indonesia Masuk 5 Besar Ajang FFWS Sea 2025 Spring

BERIKUTNYA

Dibuka Malam ini, Berikut Daftar Film Paling Diantisipasi di Festival Film Cannes 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: