Geser Agak Laen, Jumbo Jadi Film Terlaris Nomor 2 dengan 9 Juta Penonton
11 May 2025 |
19:54 WIB
Film animasi buatan sineas Indonesia, Jumbo berhasil meraih lebih dari 9 juta penonton, sehingga menggeser Agak Laen sebagai film paling laris nomor dua sepanjang sejarah perfilman Indonesia. Karya ini berpotensi terus menambah jumlah penontonnya mengingat masih tayang di bioskop-bioskop Indonesia.
Akun Instagram resmi Jumbo mengumumkan kabar terbaru terkait capaian jumlah penonton film tersebut. “9.127.865 penonton sudah ikut tertawa sekaligus menangis bareng JUMBO pada hari ke-41 penayangan,” tulis pihak Jumbo dalam unggahannya, sebagaimana dikutip Hypeabis.id pada Minggu (11/5/2025).
Baca juga: 6 Karya Film Indonesia Bakal Hadir di Marche du Film Cannes 2025, Pangku hingga Jumbo
Dengan capaian tersebut, Jumbo berhasil menggeser posisi film Agak Laen, yang sebelumnya tercatat memiliki 9.125.188 penonton. Selisih antara kedua film kini mencapai 2.677 penonton, angka yang diprediksi akan terus bertambah mengingat Jumbo masih tayang di bioskop-bioskop dalam negeri.
Tak hanya itu, Jumbo juga berpeluang menjadi film terlaris di Indonesia jika berhasil menembus angka 10 juta penonton. Saat ini, posisi film terlaris sepanjang masa masih ditempati oleh KKN di Desa Penari karya sutradara Awi Suryadi, yang mencatatkan total 10.061.033 penonton. Dengan demikian, Jumbo masih membutuhkan 933.168 penonton lagi untuk menyamai rekor tersebut.
Selain itu, rata-rata penonton harian Jumbo saat ini mencapai lebih dari 222.630 orang, mengindikasikan tingginya animo masyarakat terhadap film tersebut.
Film Jumbo bercerita tentang karakter bernama Don, seorang anak bertubuh besar yang kerap diremehkan dan dirundung oleh teman-temannya. Jumbo menyajikan cerita yang dekat dengan kehidupan anak-anak dan penuh pesan emosional. Don bertekad mengikuti pertunjukan bakat di kampung halamannya demi membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar anak yang selalu kalah.
Dalam ajang itu, Don memilih menampilkan sandiwara panggung yang merupakan peninggalan orang tuanya yang telah tiada. Namun jalannya tidak mulus. Skenario sandiwara miliknya sempat dirampas oleh salah satu anak yang sering merundungnya, menciptakan konflik yang emosional namun menggugah.
Jumbo telah menjadi tontonan banyak keluarga di Indonesia. Karya ini tidak hanya menjadi pilihan anak-anak. Namun, juga remaja dan orang dewasa.
Untuk diketahui, film animasi Jumbo yang tayang mulai 31 Maret 2025 merupakan karya yang melibatkan ratusan kreator animasi asal Indonesia. Tercatat, ada 420 pembuat animasi yang ikut terlibat dalam proyek tersebut dan pengerjaannya memakan waktu sekitar 5 tahun.
Untuk menciptakan film animasi itu, sederet studio dan ratusan kreator terbaik di berbagai kota di Indonesia ikut menjadi bagian. Adapun pengerjaannya mulai dari visual development, storyboard, animasi, efek visual, audio mixing, grading, hingga rendering.
Para kreator dan studio berasal dari kota-kota di antaranya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Cilacap, Cimahi, dan Malang. Di departemen animasi dalam film ini, Jumbo dikerjakan oleh studio-studio yang berlokasi di Jakarta, Cimahi, Yogyakarta, Malang, dan Depok.
Kemudian, proses rendering dilakukan oleh sebuah studio asal Cimahi, Jawa Barat. Sementara, pada bagian pengembangan visual, Jumbo didukung oleh sebuah studio asal Jakarta yang telah bekerja sama dengan banyak studio besar di luar negeri.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Akun Instagram resmi Jumbo mengumumkan kabar terbaru terkait capaian jumlah penonton film tersebut. “9.127.865 penonton sudah ikut tertawa sekaligus menangis bareng JUMBO pada hari ke-41 penayangan,” tulis pihak Jumbo dalam unggahannya, sebagaimana dikutip Hypeabis.id pada Minggu (11/5/2025).
Baca juga: 6 Karya Film Indonesia Bakal Hadir di Marche du Film Cannes 2025, Pangku hingga Jumbo
Dengan capaian tersebut, Jumbo berhasil menggeser posisi film Agak Laen, yang sebelumnya tercatat memiliki 9.125.188 penonton. Selisih antara kedua film kini mencapai 2.677 penonton, angka yang diprediksi akan terus bertambah mengingat Jumbo masih tayang di bioskop-bioskop dalam negeri.
Tak hanya itu, Jumbo juga berpeluang menjadi film terlaris di Indonesia jika berhasil menembus angka 10 juta penonton. Saat ini, posisi film terlaris sepanjang masa masih ditempati oleh KKN di Desa Penari karya sutradara Awi Suryadi, yang mencatatkan total 10.061.033 penonton. Dengan demikian, Jumbo masih membutuhkan 933.168 penonton lagi untuk menyamai rekor tersebut.
Selain itu, rata-rata penonton harian Jumbo saat ini mencapai lebih dari 222.630 orang, mengindikasikan tingginya animo masyarakat terhadap film tersebut.
Siapa yang ngerasain hal yang sama pas nonton JUMBO? Dari ketawa sampai air mata jatuh
— Film JUMBO sedang tayang di bioskop (@VisinemaID) May 11, 2025
Terima kasih buat kalian yang udah jadi bagian dari perjalanan ini. Tanpa kalian, JUMBO nggak akan bisa melangkah sejauh ini. Peluk erat satu-satu!
Saatnya #NontonJUMBOLagi di akhir pekan… pic.twitter.com/uw92pXm7h4
Film Jumbo bercerita tentang karakter bernama Don, seorang anak bertubuh besar yang kerap diremehkan dan dirundung oleh teman-temannya. Jumbo menyajikan cerita yang dekat dengan kehidupan anak-anak dan penuh pesan emosional. Don bertekad mengikuti pertunjukan bakat di kampung halamannya demi membuktikan bahwa ia lebih dari sekadar anak yang selalu kalah.
Dalam ajang itu, Don memilih menampilkan sandiwara panggung yang merupakan peninggalan orang tuanya yang telah tiada. Namun jalannya tidak mulus. Skenario sandiwara miliknya sempat dirampas oleh salah satu anak yang sering merundungnya, menciptakan konflik yang emosional namun menggugah.
Jumbo telah menjadi tontonan banyak keluarga di Indonesia. Karya ini tidak hanya menjadi pilihan anak-anak. Namun, juga remaja dan orang dewasa.
Untuk diketahui, film animasi Jumbo yang tayang mulai 31 Maret 2025 merupakan karya yang melibatkan ratusan kreator animasi asal Indonesia. Tercatat, ada 420 pembuat animasi yang ikut terlibat dalam proyek tersebut dan pengerjaannya memakan waktu sekitar 5 tahun.
Untuk menciptakan film animasi itu, sederet studio dan ratusan kreator terbaik di berbagai kota di Indonesia ikut menjadi bagian. Adapun pengerjaannya mulai dari visual development, storyboard, animasi, efek visual, audio mixing, grading, hingga rendering.
Para kreator dan studio berasal dari kota-kota di antaranya Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bandung, Yogyakarta, Cilacap, Cimahi, dan Malang. Di departemen animasi dalam film ini, Jumbo dikerjakan oleh studio-studio yang berlokasi di Jakarta, Cimahi, Yogyakarta, Malang, dan Depok.
Kemudian, proses rendering dilakukan oleh sebuah studio asal Cimahi, Jawa Barat. Sementara, pada bagian pengembangan visual, Jumbo didukung oleh sebuah studio asal Jakarta yang telah bekerja sama dengan banyak studio besar di luar negeri.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.