Fakta Menarik Film Mungkin Kita Perlu Waktu, Siap Tayang 15 Mei 2025
06 May 2025 |
18:13 WIB
Film drama keluarga terbaru bertajuk Mungkin Kita Perlu Waktu dijadwalkan tayang di bioskop seluruh Indonesia mulai 15 Mei 2025. Film produksi Kathanika Films, Adhya Pictures, dan Karuna Pictures ini menawarkan premis menarik, tentang keluarga yang mencoba pulih dari luka mendalam akibat kehilangan orang tercinta.
Mengusung tema besar seputar duka, komunikasi, dan penerimaan, Mungkin Kita Perlu Waktu menyoroti dinamika satu keluarga yang terpecah usai kematian anak sulung mereka. Dengan sentuhan narasi yang halus tapi menyayat, film ini menggambarkan betapa pentingnya waktu dan pengertian dalam menyembuhkan relasi yang renggang.
Sebelumnya, film ini telah lebih dulu mencuri perhatian di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2024. Kini, tak lama lagi akan bertemu dengan penonton yang lebih luas. Lantas apa saja daya tarik dan hal menarik di balik film ini? Berikut adalah ulasannya.
Baca juga: Film Mungkin Kita Perlu Waktu Rilis Official Trailer, Perlihatkan Situasi Keluarga yang Renggang
Film Mungkin Kita Perlu Waktu bercerita tentang sebuah keluarga yang terdiri dari Restu, Kasih, dan Ombak. Mereka tengah berjuang menghadapi trauma akibat kehilangan Sarah, anak perempuan sekaligus kakak Ombak, akibat kecelakaan. Mereka tadinya adalah keluarga bahagia, tetapi kini berubah dan memiliki grieving issue atau masalah kesedihan setelah kehilangan salah satu anggota keluarganya.
Ombak yang kerap dihantui rasa bersalah dan depresi mencoba mencari kebahagiaan di luar rumah sejak bertemu dengan Aleiqa. Sementara Kasih yang diam-diam menyimpan amarah setelah kehilangan sang putri, bersikeras pergi umroh untuk mengatasi kesedihannya.
Begitu pula Restu yang meski semula berusaha baik-baik saja di hadapan anak dan istrinya, dia akhirnya menolak terjebak dalam kesedihan dan ingin menyelamatkan keluarga dengan bantuan psikolog.
Film Mungkin Kita Perlu Waktu telah terlebih dahulu tayang perdana di Jogja-NETPAC Asian Film Festival (JAFF). Tak hanya melakukan pemutaran, film ini juga masuk ke dalam kompetisi Indonesian Screen Awards.
Karya ini adalah program penghargaan bagi film-film panjang karya filmmaker lokal mapan maupun sutradara muda berbakat yang dianggap dapat memberikan sumbangsih untuk masa depan perfilman nasional.
Di JAFF tahun lalu, film Mungkin Kita Perlu Waktu sukses menjadi salah satu dari enam karya yang lolos seleksi. Kelima film lainnya ialah Sampai Jumpa, Selamat Tinggal karya Adriyanto Dewo, Cinta Tak Seindah Drama Korea (Meira Anastasia), Malam Pertobatan (Dyan Sunu Prastowo), Perempuan Pembawa Sial (Fajar Nugros), dan Yohanna (Razka Robby Ertanto).
Teddy Soeriaatmadja dikenal sebagai salah satu sutradara Indonesia yang memiliki gaya sinematik khas dan konsisten dalam mengeksplorasi tema-tema sosial dan psikologis yang mendalam. Film-filmnya kerap melakukan pendekatan visual yang estetis, narasi yang intim, serta keberanian dalam mengangkat isu-isu yang sering kali dianggap tabu di masyarakat.
Salah satu yang cukup jadi sorotan misalnya ialah Lovely Man (2011). Film tersebut mencoba menggambarkan hubungan antara seorang waria dan putrinya yang taat beragama. Dia mengubah hal-hal yang sebelumnya penuh stereotip menjadi narasi yang penuh empati.
Dalam Mungkin Kita Perlu Waktu (2025), dia mengeksplorasi dinamika keluarga dan trauma pribadi dengan pendekatan yang mendalam. Dia mencoba menggambarkan perjuangan seorang anak dan orang tua dalam menghadapi kehilangan dan proses penyembuhan.
Dalam film Mungkin Kita Perlu Waktu, Lukman Sardi tidak hanya tampil sebagai pemeran utama, tetapi juga mengambil peran sebagai eksekutif produser. Peran ganda ini menunjukkan kedalaman komitmennya terhadap proyek tersebut. Sebagai pemain, Lukman akan memainkan karakter Restu. Dia akan merentangkan pergolakan batin seorang ayah yang tengah berduka.
Lukman sering kali memang mengambil peran sebagai eksekutif produser dalam berbagai proyek film. Peran ini memperlihatkan bahwa Lukman tidak hanya fokus sebagai aktor, tetapi juga tertarik dalam proses kreatif dan strategis di balik layar, termasuk pengembangan cerita, pemilihan tim produksi, hingga distribusi film.
Film Mungkin Kita Perlu Waktu menghadirkan jajaran pemain lintas generasi yang memperkaya dinamika cerita. Lukman Sardi dan Sha Ine Febriyanti, dua aktor senior dengan rekam jejak panjang di dunia perfilman Indonesia, menjadi tulang punggung narasi yang kuat dan emosional. Pengalaman dan chemistry yang kuat dari keduanya akan membawa dinamika menarik.
Di sisi lain, generasi muda seperti Bima Azriel, Naura Hakim, dan Tissa Biani membawa energi segar dan relevansi dengan penonton masa kini. Penampilan mereka mencerminkan dinamika remaja dan konflik batin yang dekat dengan realitas saat ini.
Perpaduan lintas generasi ini menjadikan Mungkin Kita Perlu Waktu sebagai potret emosional yang kaya warna dan menjangkau penonton dari berbagai usia.
Baca juga: Sinopsis Film Mungkin Kita Perlu Waktu, Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Mengusung tema besar seputar duka, komunikasi, dan penerimaan, Mungkin Kita Perlu Waktu menyoroti dinamika satu keluarga yang terpecah usai kematian anak sulung mereka. Dengan sentuhan narasi yang halus tapi menyayat, film ini menggambarkan betapa pentingnya waktu dan pengertian dalam menyembuhkan relasi yang renggang.
Sebelumnya, film ini telah lebih dulu mencuri perhatian di Jogja-NETPAC Asian Film Festival 2024. Kini, tak lama lagi akan bertemu dengan penonton yang lebih luas. Lantas apa saja daya tarik dan hal menarik di balik film ini? Berikut adalah ulasannya.
Baca juga: Film Mungkin Kita Perlu Waktu Rilis Official Trailer, Perlihatkan Situasi Keluarga yang Renggang
1. Tawarkan tema keluarga & perasaan duka
Mungkin Kita Perlu Waktu (Sumber gambar: IMDb)
Ombak yang kerap dihantui rasa bersalah dan depresi mencoba mencari kebahagiaan di luar rumah sejak bertemu dengan Aleiqa. Sementara Kasih yang diam-diam menyimpan amarah setelah kehilangan sang putri, bersikeras pergi umroh untuk mengatasi kesedihannya.
Begitu pula Restu yang meski semula berusaha baik-baik saja di hadapan anak dan istrinya, dia akhirnya menolak terjebak dalam kesedihan dan ingin menyelamatkan keluarga dengan bantuan psikolog.
2. Tayang perdana di JAFF 2024
Still photo film Mungkin Kita Perlu Waktu (Sumber gambar: IMDb)
Karya ini adalah program penghargaan bagi film-film panjang karya filmmaker lokal mapan maupun sutradara muda berbakat yang dianggap dapat memberikan sumbangsih untuk masa depan perfilman nasional.
Di JAFF tahun lalu, film Mungkin Kita Perlu Waktu sukses menjadi salah satu dari enam karya yang lolos seleksi. Kelima film lainnya ialah Sampai Jumpa, Selamat Tinggal karya Adriyanto Dewo, Cinta Tak Seindah Drama Korea (Meira Anastasia), Malam Pertobatan (Dyan Sunu Prastowo), Perempuan Pembawa Sial (Fajar Nugros), dan Yohanna (Razka Robby Ertanto).
3. Disutradarai Teddy Soeriaatmadja
Teddy Soeriaatmadja dikenal sebagai salah satu sutradara Indonesia yang memiliki gaya sinematik khas dan konsisten dalam mengeksplorasi tema-tema sosial dan psikologis yang mendalam. Film-filmnya kerap melakukan pendekatan visual yang estetis, narasi yang intim, serta keberanian dalam mengangkat isu-isu yang sering kali dianggap tabu di masyarakat.
Salah satu yang cukup jadi sorotan misalnya ialah Lovely Man (2011). Film tersebut mencoba menggambarkan hubungan antara seorang waria dan putrinya yang taat beragama. Dia mengubah hal-hal yang sebelumnya penuh stereotip menjadi narasi yang penuh empati.
Dalam Mungkin Kita Perlu Waktu (2025), dia mengeksplorasi dinamika keluarga dan trauma pribadi dengan pendekatan yang mendalam. Dia mencoba menggambarkan perjuangan seorang anak dan orang tua dalam menghadapi kehilangan dan proses penyembuhan.
4. Lukman Sardi jadi produser sekaligus pemain utama
Sutradara Teddy Soeriaatmadja, Tissa Biani, Lukman Sardi (Sumber foto: Hypeabis.id/Robby Fathan)
Lukman sering kali memang mengambil peran sebagai eksekutif produser dalam berbagai proyek film. Peran ini memperlihatkan bahwa Lukman tidak hanya fokus sebagai aktor, tetapi juga tertarik dalam proses kreatif dan strategis di balik layar, termasuk pengembangan cerita, pemilihan tim produksi, hingga distribusi film.
5. Dibintangi aktor ternama lintas generasi
Still photo film Mungkin Kita Perlu Waktu (Sumber gambar: IMDb)
Di sisi lain, generasi muda seperti Bima Azriel, Naura Hakim, dan Tissa Biani membawa energi segar dan relevansi dengan penonton masa kini. Penampilan mereka mencerminkan dinamika remaja dan konflik batin yang dekat dengan realitas saat ini.
Perpaduan lintas generasi ini menjadikan Mungkin Kita Perlu Waktu sebagai potret emosional yang kaya warna dan menjangkau penonton dari berbagai usia.
Baca juga: Sinopsis Film Mungkin Kita Perlu Waktu, Tayang 15 Mei 2025 di Bioskop
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.