Cak Lontong (bersurjan merah) (sumber gambar: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)

Mati Suri, Bagaimana Cara Cak Lontong Hidupkan Lagi Pasar Seni Ancol?

05 May 2025   |   20:02 WIB
Image
Prasetyo Agung Ginanjar Jurnalis Hypeabis.id

Komedian dan presenter Lies Hartono, atau yang lebih dikenal sebagai Cak Lontong, memiliki sejumlah cara untuk menghidupkan lagi Pasar Seni Ancol. Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk itu bakal menggaet budayawan dan seniman untuk kembali meramaikan tempat di kawasan Jakarta Utara, itu.

Berdasarkan hasil rapat jajaran direksi, Cak Lontong mengungkap pihaknya sepakat untuk bekerja sama membuat inovasi dan terobosan baru bagi Ancol. Lain dari itu dia juga sudah mendapat masukan dari para seniman dan budayawan terkait gagasan untuk menghidupkan kembali pasar seni yang sempat ramai pada dekade 80-an.

"Tugas kita adalah membuat Ancol kembali bergairah dengan menciptakan hal-hal baru dan inovatif, karena harapannya Ancol akan menjadi destinasi wisata utama di Jakarta dan juga masyarakat Indonesia," katanya saat ditemui Hypeabis.id.

Baca juga: Diangkat Jadi Komisaris, Cak Lontong Bakal Hidupkan Lagi Pasar Seni Ancol
 

Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Lies Hartono, atau Cak Lontong saat membaca pusi dalam acara bedah buku Mengunci Ingatan: Biografi dan Catatan Kenangan Yudhistira A.N.M. Massardi di PDS HB Jassin, Jakarta, Sabtu, (3/5/25). (sumber Gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)

Komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, Lies Hartono, atau Cak Lontong saat membaca pusi dalam acara bedah buku Mengunci Ingatan: Biografi dan Catatan Kenangan Yudhistira A.N.M. Massardi di PDS HB Jassin, Jakarta, Sabtu, (3/5/25). (sumber Gambar: Hypeabis.id/Prasetyo Agung Ginanjar)


Cak Lontong menjelaskan, salah satu tantangan untuk menghidupkan kembali pasar seni adalah membentuk kembali ekosistem seni rupa di sana. Sebab, saat ini hubungan antara pegiat seni di Ancol dan publik sudah terputus. Oleh karena itu dia akan mencari solusi dengan mempertemukan para seniman dan budayawan untuk ikut urun rembug.

Dia mengungkap, Ancol memang identik dengan tempat wisata. Namun, ketua tim pemenangan Pramono-Anung itu, mengingatkan perusahaan publik itu juga bergerak di bidang properti. Oleh karena itu dia juga akan menjadikan lokasi tersebut sebagai tempat rekreasi sekaligus hunian dengan infrastruktur yang terkoneksi dengan kendaraan massal.

Lain dari itu, dia juga melihat ada perubahan preferensi masyarakat untuk berlibur dan mencari hiburan. Misal, jika zaman dahulu seseorang mau liburan harus datang ke lokasi, saat ini tidak harus. Bahkan, dari dalam  rumah mereka juga memiliki banyak pilihan untuk liburan, baik dengan platform streaming atau yang lain.

"Kita juga harus mempelajari juga. Kenapa bisa sepi? Apakah sudah tidak dicreate seperti dulu lagi sehingga warga tidak ke sana, atau justru warga yang sudah enggan ke sana. Makanya kita harus cari solusi untuk mempertemukan antara seniman dan budayawan dengan masyarakat yang ingin menikmati itu," imbuhnya.


Perlu Rebranding

Pengamat sekaligus kritikus seni Agus Dermawan T, mengatakan saat ini ekosistem seni di Indonesia memang sudah bergeser. Sebab publik lebih banyak mengunjungi galeri seni atau museum. Beberapa waktu terakhir juga sudah banyak pameran seni dengan pendekatan berbeda, baik di dalam ruangan atau outdoor seperti Art Jakarta Gardens yang berjalan sejak Covid-19. 

Menurutnya penghidupan kembali pasar seni juga sudah out of date dan tidak patut dipertahankan. Tugas utama Cak Lontong, papar Agus adalah membranding ulang tempat tersebut dengan tetap mempertahankan namanya, alih-alih hanya menghidupkan kembali seperti yang ada saat ini, karena cara tersebut sudah ketinggalan zaman.

"Menurut saya memang harus dibranding ulang, jadi Pasar seni itu hanya sebagai merek saja, tapi modelnya bisa berubah sama sekali. Misalnya dengan membuat museum yang menghadirkan karya-karya dari para seniman ikonik di Pasar Seni Ancol" katanya.

Agus mengatakan, seiring berubahnya ekosistem seni rupa, untuk mengembalikan lagi kejayaan pasar seni memang butuh kerja keras. Namun jajaran direksi di PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, juga bisa mencontoh daerah lain di Jakarta untuk membuat gedung besar yang nanti bisa difungsikan sebagai museum atau galeri.

Pemerhati seni yang juga sempat merasakan masa keemasan Pasar Seni Ancol itu mencontohkan, Cak Lontong bisa meniru apa yang dilakukan di daerah Pantai Indah Kapuk. Beberapa waktu terakhir, daerah di ujung Jakarta itu memang sudah memiliki sejumlah galeri seni yang mulai banyak dikunjungi wisatawan. 

"Orang datang ke Ancol itu kan tantangannya akses dan udara. Tapi ketika sudah sampai enggan keluar. Di tempat inilah saya membayangkan gedung pasar seni itu sebagai oase dengan suasana sejuk. Saya kira dengan cara ini bakal bisa ramai," imbuhnya.

Lebih lanjut Agus mengungkap, dipilihnya Cak Lontong sebagai salah satu komisaris PT Pembangunan Jaya Ancol Tbk, juga bisa menjadi angin segar. Sebab, komedian asal Magetan itu selama ini juga dikenal sebagai seniman, yang kemungkinan besar mengetahui seluk beluk kesenian di Tanah Air.

Kendati begitu, agar lebih bergema, penghidupan pasar seni juga harus didukung dengan manajemen dan infrastruktur yang baik. Agus berharap, hadirnya Cak Lontong juga bisa memberikan warna baru karena dia memiliki kesamaan latar belakang dengan pendirinya, Ir. Ciputra.

"Pasar seni dulu itu dibawahi oleh Ciputra, yang notabene adalah seorang insinyur yang gemar seni. Nah sekarang ada Cak Lontong, seorang insinyur yang juga seniman. Ini udah klop jadinya," imbuh penulis berambut perak itu.

Baca juga: Komedian Cak Lontong jadi Komisaris Ancol, Ini Profil dan Rekam Jejaknya di Dunia Hiburan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

5 Alasan Aktivasi Offline Kembali Jadi Strategi Kunci pada Era Digital

BERIKUTNYA

Sejarah Arsitektur & Interior Kapel Sistina, Tempat Konklaf Pemilihan Paus Baru

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: