Ilustrasi (dok. Unsplash)

Begini 5 Langkah Pemulihan Radang Usus pada Anak

10 September 2021   |   20:50 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Genhype, kamu tahu penyakit autoimun Inflammatory Bowel Disease (IBD)? Ini adalah salah satu dari 100 jenis penyakit autoimun yang menggambarkan kelainan dengan ditandai peradangan pada saluran pencernaan atau gastrointestinal. Nama lainnya adalah radang usus. 
 
Dewan Pakar Medis Marisza Cardoba Foundation (MCF) dr. Zakiudin Munatsir menerangkan IBD terdiri dari dua jenis, yakni Crohn (PC) dan Kolitis Ulseratif (KU). 

KU adalah peradangan kronis pada lapisan terdalam usus besar atau kolon, sedangkan PC yang juga dikenal sebagai Crohn’s Disease, merupakan peradangan yang terjadi di seluruh sistem pencernaan, mulai dari mulut hingga ke dubur.

“Pada orang dengan KU mapun PC seringkali muncul bisul di saluran usus. Bisul adalah robekan atau robekan pada lapisan usus yang dapat menyebabkan rasa sakit atau perdarahan,” terangnya. 
 
Penyebab pasti terjadinya peradangan gastrointestinal tersebut belum diketahui, namun diduga terkait dengan gangguan sistem kekebalan tubuh. Sementara IBD pada anak dapat terjadi karena ada bakat genetik yang dicetuskan oleh faktor lingkungan misalnya infeksi. 
 
Lebih lanjut Zaki memaparkan bahwa PC dan KU memiliki banyak gejala yang sama dan untuk mendiagnosis penyakit ini memerlukan beberapa tes.
 
Adapun yang pertama adalah tes darah untuk memeriksa kondisi seperti anemia (hemoglobin rendah), protein darah rendah (albumin), atau bukti peradangan di tubuh, peningkatan protein C-reaktif, tingkat sedimentasi atau laju endap darah, hingga jumlah sel darah putih. 
 
Tes kedua adalah adalah studi tinja untuk memeriksa infeksi, darah dalam tinja, atau penanda peradangan di usus.
 
Tes ketiga dilakukan pencitraan kondisi perut dengan CT enterography (CTE) atau MR enterography (MRE) untuk mencari peradangan, pembengkakan atau penyempitan usus. Ini juga melihat area di perut di luar usus untuk komplikasi IBD.

Sementara itu, Zaki menyebut ada sejumlah langkah untuk pemulihan anak dengan IBD, berikut diantaranya.
 
1. Menerapkan pola makan gizi seimbang
Pilih sumber makanan sehat, bernutrisi utuh (minim proses), dan alami (bebas zat artifisial seperti pengawet, pewarna, penyedap, dan sebagainya), serta bebas gluten.  “Dukungan nutrisi yang agresif dapat meningkatkan parameter pertumbuhan pada pasien anak dengan IBD,” tuturnya. 

Dia menjelaskan semua anak dengan IBD membutuhkan penilaian dan dukungan nutrisi yang tepat untuk meminimalkan keterbelakangan pertumbuhan akibat kekurangan gizi.  Selama eksaserbasi akut IBD, nutrisi parenteral mungkin diperlukan tetapi memiliki kelemahan terkait menjadi lebih invasif dan lebih mahal. 

Pasien IBD juga berisiko kekurangan vitamin dan mineral, termasuk zat besi, kalsium, vitamin D, vitamin B12, dan asam folat. Suplemen kalsium merupakan  cara terbaik untuk mencegah penyakit tulang.
 
2. Olahraga rutin dan istirahat cukup
Berolahraga rutin bisa mengembalikan fungsi normal usus dan juga mengurangi stres.
 
3. Komunikasi positif dan mendukung dalam keluarga.
Anak dengan kasus IBD rentan mengalami stres psikososial yang signifikan, masalah emosional dan perilaku, serta perubahan gaya hidup yang tak terduga karena kekambuhan.

Mereka biasanya cenderung kesulitan berinteraksi dengan teman sebaya karena ketidakhadiran di sekolah dan dapat diperparah oleh harga diri yang rendah karena pertumbuhan dan perkembangan yang tertunda.

Oleh karena itu bertukar pikiran saling berbagi pengalaman buat mengatasi masalah ini menurut Zaki sangat diperlukan selain harus konsultasi ke psikiater atau psikolog.
 
4. Bangun kebiasaan menulis jurnal harian.
Kenali pencetus kekambuhan gejala IBD dengan mencatat semua kegiatan atau asupan yang dirasakan nyaman atau tidak nyaman pada anak.
 
5. Rutin berobat ke dokter 
Ya, kondisi kesehatan si kecil harus selalu terpantau. Jika terjadi infeksi harus diobati tuntas. 

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Asyik, Indonesia Dapat Hibah 358.700 Dosis Vaksin AstraZeneca

BERIKUTNYA

Indra Penciuman Menghilang? Waspadai Kanker Nasofaring

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: