Lelang Amal Desainer Wignyo & Young Indonesian Designers Capai Rp38 juta
10 September 2021 |
13:57 WIB
Dalam rangka menggalang dukungan bagi sesama pelaku usaha fesyen, khususnya usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), desainer Wignyo Rahadi bersama Young Indonesian Designers berpartisipasi dalam acara Fashion Show dan Lelang Amal rangkaian acara JaKreatiFest 2021.
Menampilkan setidaknya 20 gaya busana ready to wear, desainer dan brand ini berhasil menggalang dana sebesar Rp38 juta dan seluruh hasil penjualan akan didonasikan untuk pelaku UMKM fesyen yang terdampak pandemi COVID-19.
Gelaran Jakarta Kreatif Festival (JaKreatiFest) sendiri diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DKI Jakarta pada 30-31 Agustus 2021 untuk mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Wisata Indonesia, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Tahun ini, JaKreatiFest yang mengusung tema Kreatif, Inovatif dan Inspiratif (KINI), melibatkan partisipasi dan kolaborasi sebanyak 138 UMKM dari berbagai sektor termasuk industri kreatif bidang fesyen, pariwisata, serta ekonomi dan keuangan digital, untuk menggali berbagai potensi sumber pertumbuhan ekonomi baru.
Untuk mendukung pemulihan UMKM sektor fesyen di tanah air, rangkaian acara JaKreatiFest 2021 menghadirkan Virtual Fashion Show dan Lelang Amal dengan mengandeng Desainer Wignyo Rahadi dan lima desainer muda dari brand Eureka, Soe Jakarta, IMAJI Studio, Saul, dan RaegitaZoro.
Adapun desainer Wignyo menampilkan koleksi busana dengan menggunakan wastra hasil karya UMKM binaan KPw BI DKI Jakarta yang terbagi menjadi dua kategori. Pertama adalah lima busana yang terbuat dari Batik Betawi buatan Batik Marunda dan Elemwe.
"Batik tulis dengan motif yang terinspirasi dari seni budaya Betawi dan ikon Kota Jakarta seperti Ondel-ondel, Phinisi Bandar Jakarta, Bunga Nona Makan Sirih, dan Capung Bulan tersebut merupakan karya pengrajin difabel dan ibu-ibu pembatik binaan di Rusunawa Jakarta," ujar Wignyo.
Batik Betawi warna sogan sampai pastel dikombinasikan Tenun ATBM untuk diaplikasikan dalam bentuk dress dan outer.
Sesuai tema Wastra & Wisata Jakarta, koleksi busana Batik Betawi rancangan Wignyo tersebut ditampilkan dengan latar ikon wisata bersejarah Jakarta, Museum Sejarah Jakarta atau dikenal dengan Museum Fatahillah.
Kategori kedua adalah lima busana terbuat dari Batik Jumputan buatan Solo Putri. Motif hias wastra ini dibuat dengan teknik celup ikat serta pewarna natural Indigo yang ramah lingkungan oleh tangan terampil para pengrajin perempuan Jakarta. Batik Jumputan dipadu Tenun ATBM dan dituangkan oleh Wignyo dalam varían dress dengan aksen layer serta detail pada lengan.
Rancangan Wignyo tersebut dilengkapi dengan koleksi tas Origami tenun ATBM berbahan silk dan spunsilk dari brand GUI. Koleksi Batik Jumputan kreasi Wignyo tersebut diperagakan dengan latar keindahan alam pantai dan arsitektur benteng kolonial di Pulau Onrust, destinasi wisata unggulan di Kepulauan Seribu.
Sementara itu, brand fesyen Eureka tampil dengan koleksi bertema Deluge serta kolaborasi sepatu dari Christin Wu dan aksesoris dari KAR Jewelry.
Kemudian IMAJI Studio dnegan koleksi bertema Daur dilengkapi footwear dari WattTheWalk dan tas dari GUI.
Brand SOE JAkarta di sisi lain tampil dengan koleksi bertema Milestone, serta RaegitaZoro dengan koleksi bertema Embrance dilengkapi aksesoris dari Jumpanona.
Bekerjasama dengan marketplace LaDaRa Indonesia, sejumlah 44 produk dari koleksi yang diperagakan tersebut dilelang secara terbuka. Dalam waktu 30 menit seluruh produk terjual dengan nilai Rp 38 juta untuk kemudian didonasikan pada UMKM sektor fesyen yang terdampak pandemi.
Editor: Avicenna
“Dengan donasi ini diharapkan dapat membantu para UMKM bidang fesyen untuk bangkit dan berkreasi kembali pasca pandemi sehingga ikut mendorong dan menggerakkan roda perekonomian nasional, mengingat kontribusi industri sektor fesyen sangat signifikan dalam PEN," kata Wignyo.
Menampilkan setidaknya 20 gaya busana ready to wear, desainer dan brand ini berhasil menggalang dana sebesar Rp38 juta dan seluruh hasil penjualan akan didonasikan untuk pelaku UMKM fesyen yang terdampak pandemi COVID-19.
Gelaran Jakarta Kreatif Festival (JaKreatiFest) sendiri diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) Provinsi DKI Jakarta pada 30-31 Agustus 2021 untuk mendukung gerakan nasional Bangga Buatan Indonesia dan Bangga Wisata Indonesia, serta mempercepat pemulihan ekonomi nasional (PEN).
Koleksi Batik Betawi karya desainer Wignyo. (Dok. Tenun Gaya)
Untuk mendukung pemulihan UMKM sektor fesyen di tanah air, rangkaian acara JaKreatiFest 2021 menghadirkan Virtual Fashion Show dan Lelang Amal dengan mengandeng Desainer Wignyo Rahadi dan lima desainer muda dari brand Eureka, Soe Jakarta, IMAJI Studio, Saul, dan RaegitaZoro.
Adapun desainer Wignyo menampilkan koleksi busana dengan menggunakan wastra hasil karya UMKM binaan KPw BI DKI Jakarta yang terbagi menjadi dua kategori. Pertama adalah lima busana yang terbuat dari Batik Betawi buatan Batik Marunda dan Elemwe.
"Batik tulis dengan motif yang terinspirasi dari seni budaya Betawi dan ikon Kota Jakarta seperti Ondel-ondel, Phinisi Bandar Jakarta, Bunga Nona Makan Sirih, dan Capung Bulan tersebut merupakan karya pengrajin difabel dan ibu-ibu pembatik binaan di Rusunawa Jakarta," ujar Wignyo.
Koleksi karya brand fesyen Eureka (kiri) dan IMAJI Studio (kanan). (Dok. Tenun Gaya)
Batik Betawi warna sogan sampai pastel dikombinasikan Tenun ATBM untuk diaplikasikan dalam bentuk dress dan outer.
Sesuai tema Wastra & Wisata Jakarta, koleksi busana Batik Betawi rancangan Wignyo tersebut ditampilkan dengan latar ikon wisata bersejarah Jakarta, Museum Sejarah Jakarta atau dikenal dengan Museum Fatahillah.
Kategori kedua adalah lima busana terbuat dari Batik Jumputan buatan Solo Putri. Motif hias wastra ini dibuat dengan teknik celup ikat serta pewarna natural Indigo yang ramah lingkungan oleh tangan terampil para pengrajin perempuan Jakarta. Batik Jumputan dipadu Tenun ATBM dan dituangkan oleh Wignyo dalam varían dress dengan aksen layer serta detail pada lengan.
Rancangan Wignyo tersebut dilengkapi dengan koleksi tas Origami tenun ATBM berbahan silk dan spunsilk dari brand GUI. Koleksi Batik Jumputan kreasi Wignyo tersebut diperagakan dengan latar keindahan alam pantai dan arsitektur benteng kolonial di Pulau Onrust, destinasi wisata unggulan di Kepulauan Seribu.
Koleksi karya brand fesyen SOE (kiri), SAUL (tengah), dan Raegitazoro (kanan). (Dok. Tenun Gaya)
Sementara itu, brand fesyen Eureka tampil dengan koleksi bertema Deluge serta kolaborasi sepatu dari Christin Wu dan aksesoris dari KAR Jewelry.
Kemudian IMAJI Studio dnegan koleksi bertema Daur dilengkapi footwear dari WattTheWalk dan tas dari GUI.
Brand SOE JAkarta di sisi lain tampil dengan koleksi bertema Milestone, serta RaegitaZoro dengan koleksi bertema Embrance dilengkapi aksesoris dari Jumpanona.
Bekerjasama dengan marketplace LaDaRa Indonesia, sejumlah 44 produk dari koleksi yang diperagakan tersebut dilelang secara terbuka. Dalam waktu 30 menit seluruh produk terjual dengan nilai Rp 38 juta untuk kemudian didonasikan pada UMKM sektor fesyen yang terdampak pandemi.
Editor: Avicenna
“Dengan donasi ini diharapkan dapat membantu para UMKM bidang fesyen untuk bangkit dan berkreasi kembali pasca pandemi sehingga ikut mendorong dan menggerakkan roda perekonomian nasional, mengingat kontribusi industri sektor fesyen sangat signifikan dalam PEN," kata Wignyo.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.