Proses Konklaf Dimulai 7 Mei 2025, Siapa Pengganti Paus Fransiskus?
29 April 2025 |
21:22 WIB
Proses pemilihan Paus baru atau konklaf (conclave) akan dimulai pada Rabu, 7 Mei 2025 mendatang. Paus anyar yang terpilih nantinya akan menjadi pemimpin Gereja Katolik sedunia sekaligus Kepala Negara Vatikan.
Mengutip Vatican News, prosesi pemilihan Paus yang ke-267 akan dilaksanakan setelah berakhirnya Misa Novemdiales untuk mendoakan peristirahatan abadi mendiang Paus Fransiskus yang telah dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025).
Misa Novemdiales dihelat selama sembilan hari sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi jiwa Paus yang telah berpulang. Selama periode ini, Takhta Suci juga melakukan persiapan administratif untuk konklaf.
Baca juga: Gambaran Prosesi Pemilihan Paus dalam Film Conclave
Jadwal konklaf ditetapkan menurut kesepakatan 180 kardinal yang hadir dalam Kongregasi Umum kelima di Vatikan pada Senin pagi (28/4/2025). Konklaf akan diselenggarakan di Kapel Sistina, Vatikan yang telah ditutup untuk umum guna persiapan prosesi pemilihan Paus baru.
Sebanyak 135 kardinal berusia di bawah 80 tahun dari berbagai negara akan berpartisipasi dalam pemungutan suara. Satu Kardinal mengungkapkan bahwa dia tidak akan hadir karena alasan kesehatan, yakni Kardinal Antonio Cañizares Llovera, yang sebelumnya menjabat sebagai Uskup Agung Valencia pada 2014 hingga 2022.
Tradisi konklaf dimulai pada abad ke-13 sebagai respons terhadap intervensi politik yang memperlambat pemilihan Paus. Pada 1274, Paus Gregorius X menetapkan aturan konklaf melalui bulla Ubi periculum, yang mengatur bahwa para kardinal harus dikurung sampai mereka memilih Paus baru.
Selama proses pemilihan, para kardinal tidak diperkenankan berkomunikasi dengan dunia luar. Dilarang mengirim dan menerima surat atau terlibat dalam percakapan, termasuk panggilan telepon, kecuali dalam kasus-kasus yang sangat mendesak.
Konklaf berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, dan hanya dihadiri oleh kardinal yang berusia di bawah 80 tahun. Prosesi dimulai dengan perayaan Ekaristi yang khusyuk, dikenal sebagai Misa Pro Eligendo Papa di Basilika Santo Petrus dan dihadiri oleh semua kardinal, baik yang memiliki hak pilih maupun yang tidak, sebagai bentuk doa bersama memohon bimbingan Roh Kudus agar pemilihan berlangsung sesuai kehendak Tuhan.
Setelah Misa, pada sore harinya, para kardinal elektor yang berusia di bawah 80 tahun akan berjalan dalam prosesi khidmat menuju Kapel Sistina. Mereka mengenakan jubah liturgi merah dan didampingi oleh pengawal. Prosesi ini menandai dimulainya konklaf, ketika para kardinal akan dikunci dalam Kapel Sistina hingga terpilih Paus baru.
Di dalam Kapel Sistina, setelah semua kardinal mengambil tempat, Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan mengumumkan "Extra omnes!" yang berarti semua orang yang bukan bagian dari konklaf harus meninggalkan kapel.
Setelah itu, para kardinal mengucapkan sumpah seperti yang tertulis dalam paragraf 53 Universi Dominici Gregis. Melalui sumpah ini, mereka berkomitmen, jika terpilih, untuk dengan setia memenuhi Munus Petrinum sebagai Gembala Gereja Universal.
Mereka juga berjanji untuk menjaga kerahasiaan mutlak mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pemilihan Paus Roma dan untuk menahan diri dari segala upaya campur tangan pihak luar dalam pemilihan tersebut.
Pemungutan suara dilakukan secara rahasia, dan seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai Paus. Jika jumlah suara tidak mencukupi maka diperlukan pemungutan suara tambahan.
Setelah suara dihitung, semua surat suara akan dibakar bersama bahan kimia tertentu untuk menghasilkan asap. Asap hitam (fumata nera) menandakan bahwa belum ada Paus yang terpilih dan asap putih (fumata bianca) menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.
Apabila para pemilih gagal mencapai kesepakatan tentang seorang kandidat setelah tiga hari pemungutan suara yang tidak meyakinkan, jeda hingga satu hari diperbolehkan untuk berdoa, diskusi bebas di antara para pemilih, dan nasihat rohani singkat dari Kardinal Protodiakon yaitu Kardinal Dominique Mamberti.
Kardinal Dominique François Joseph Mamberti adalah seorang prelatus senior Gereja Katolik asal Prancis yang saat ini menjabat sebagai Kardinal Protodiakon dalam Kolegium Kardinal. Dia memiliki peran penting dalam konklaf, yaitu mengumumkan terpilihnya Paus baru.
Setelah seorang Paus baru terpilih dalam konklaf, tradisi berabad-abad Gereja Katolik Roma menetapkan bahwa pengumuman resmi dilakukan melalui pernyataan Latin yang terkenal, yakni Habemus Papam, yang berarti "Kita memiliki Paus"
Pengumuman ini disampaikan oleh Kardinal Protodiakon dari balkon tengah (loggia) Basilika Santo Petrus di Vatikan, menghadap ke Lapangan Santo Petrus yang dipenuhi umat dan pengunjung dari seluruh dunia
Setelah pengumuman, Paus yang baru terpilih muncul di balkon yang sama, mengenakan pakaian kepausan putih. Dia akan menyapa umat yang berkumpul dan memberikan berkat pertamanya yang menandai awal resmi masa kepausannya. Ini merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Baca juga: Profil Kardinal Louis Antonio Gokim Tagle yang Disebut Calon Pengganti Paus Fransiskus
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Mengutip Vatican News, prosesi pemilihan Paus yang ke-267 akan dilaksanakan setelah berakhirnya Misa Novemdiales untuk mendoakan peristirahatan abadi mendiang Paus Fransiskus yang telah dimakamkan pada Sabtu (26/4/2025).
Misa Novemdiales dihelat selama sembilan hari sebagai bentuk penghormatan dan doa bagi jiwa Paus yang telah berpulang. Selama periode ini, Takhta Suci juga melakukan persiapan administratif untuk konklaf.
Baca juga: Gambaran Prosesi Pemilihan Paus dalam Film Conclave
Jadwal konklaf ditetapkan menurut kesepakatan 180 kardinal yang hadir dalam Kongregasi Umum kelima di Vatikan pada Senin pagi (28/4/2025). Konklaf akan diselenggarakan di Kapel Sistina, Vatikan yang telah ditutup untuk umum guna persiapan prosesi pemilihan Paus baru.
Sebanyak 135 kardinal berusia di bawah 80 tahun dari berbagai negara akan berpartisipasi dalam pemungutan suara. Satu Kardinal mengungkapkan bahwa dia tidak akan hadir karena alasan kesehatan, yakni Kardinal Antonio Cañizares Llovera, yang sebelumnya menjabat sebagai Uskup Agung Valencia pada 2014 hingga 2022.
Mengenal Proses Konklaf
Konklaf merupakan prosesi, di mana para kardinal Gereja Katolik akan menggelar pertemuan tertutup untuk memilih Paus baru. Istilah konklaf berasal dari bahasa Latin cum clave, yang berarti "dengan kunci", ini menggambarkan situasi ketika para kardinal dikunci dalam suatu tempat sampai mereka mencapai keputusan untuk memilih Paus baru.Tradisi konklaf dimulai pada abad ke-13 sebagai respons terhadap intervensi politik yang memperlambat pemilihan Paus. Pada 1274, Paus Gregorius X menetapkan aturan konklaf melalui bulla Ubi periculum, yang mengatur bahwa para kardinal harus dikurung sampai mereka memilih Paus baru.
Selama proses pemilihan, para kardinal tidak diperkenankan berkomunikasi dengan dunia luar. Dilarang mengirim dan menerima surat atau terlibat dalam percakapan, termasuk panggilan telepon, kecuali dalam kasus-kasus yang sangat mendesak.
Konklaf berlangsung di Kapel Sistina, Vatikan, dan hanya dihadiri oleh kardinal yang berusia di bawah 80 tahun. Prosesi dimulai dengan perayaan Ekaristi yang khusyuk, dikenal sebagai Misa Pro Eligendo Papa di Basilika Santo Petrus dan dihadiri oleh semua kardinal, baik yang memiliki hak pilih maupun yang tidak, sebagai bentuk doa bersama memohon bimbingan Roh Kudus agar pemilihan berlangsung sesuai kehendak Tuhan.
Setelah Misa, pada sore harinya, para kardinal elektor yang berusia di bawah 80 tahun akan berjalan dalam prosesi khidmat menuju Kapel Sistina. Mereka mengenakan jubah liturgi merah dan didampingi oleh pengawal. Prosesi ini menandai dimulainya konklaf, ketika para kardinal akan dikunci dalam Kapel Sistina hingga terpilih Paus baru.
Di dalam Kapel Sistina, setelah semua kardinal mengambil tempat, Pemimpin Perayaan Liturgi Kepausan mengumumkan "Extra omnes!" yang berarti semua orang yang bukan bagian dari konklaf harus meninggalkan kapel.
Setelah itu, para kardinal mengucapkan sumpah seperti yang tertulis dalam paragraf 53 Universi Dominici Gregis. Melalui sumpah ini, mereka berkomitmen, jika terpilih, untuk dengan setia memenuhi Munus Petrinum sebagai Gembala Gereja Universal.
Mereka juga berjanji untuk menjaga kerahasiaan mutlak mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan pemilihan Paus Roma dan untuk menahan diri dari segala upaya campur tangan pihak luar dalam pemilihan tersebut.
Pemungutan suara dilakukan secara rahasia, dan seorang kandidat harus memperoleh dua pertiga suara untuk terpilih sebagai Paus. Jika jumlah suara tidak mencukupi maka diperlukan pemungutan suara tambahan.
Setelah suara dihitung, semua surat suara akan dibakar bersama bahan kimia tertentu untuk menghasilkan asap. Asap hitam (fumata nera) menandakan bahwa belum ada Paus yang terpilih dan asap putih (fumata bianca) menandakan bahwa Paus baru telah terpilih.
Apabila para pemilih gagal mencapai kesepakatan tentang seorang kandidat setelah tiga hari pemungutan suara yang tidak meyakinkan, jeda hingga satu hari diperbolehkan untuk berdoa, diskusi bebas di antara para pemilih, dan nasihat rohani singkat dari Kardinal Protodiakon yaitu Kardinal Dominique Mamberti.
Kardinal Dominique François Joseph Mamberti adalah seorang prelatus senior Gereja Katolik asal Prancis yang saat ini menjabat sebagai Kardinal Protodiakon dalam Kolegium Kardinal. Dia memiliki peran penting dalam konklaf, yaitu mengumumkan terpilihnya Paus baru.
Setelah seorang Paus baru terpilih dalam konklaf, tradisi berabad-abad Gereja Katolik Roma menetapkan bahwa pengumuman resmi dilakukan melalui pernyataan Latin yang terkenal, yakni Habemus Papam, yang berarti "Kita memiliki Paus"
Pengumuman ini disampaikan oleh Kardinal Protodiakon dari balkon tengah (loggia) Basilika Santo Petrus di Vatikan, menghadap ke Lapangan Santo Petrus yang dipenuhi umat dan pengunjung dari seluruh dunia
Setelah pengumuman, Paus yang baru terpilih muncul di balkon yang sama, mengenakan pakaian kepausan putih. Dia akan menyapa umat yang berkumpul dan memberikan berkat pertamanya yang menandai awal resmi masa kepausannya. Ini merupakan momen yang sangat dinantikan oleh umat Katolik di seluruh dunia.
Baca juga: Profil Kardinal Louis Antonio Gokim Tagle yang Disebut Calon Pengganti Paus Fransiskus
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.