Penari menampilkan karya Koreografer Hartati bertajuk Jarum dalam Jerami saat latihan akhir di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Jakarta, Jumat (25/4/2025). (Sumber foto: Hypeabis.id/Himawan L. Nugraha)

Tari di Tengah Kota, Koreografer Hartati Bawa Jarum dalam Jerami ke Esplanade Theater

25 April 2025   |   18:10 WIB
Image
Yudi Supriyanto Jurnalis Hypeabis.id

Karya tari kontemporer Jarum dalam Jerami garapan koreografer kenamaan Hartati akan kembali hadir di panggung—kali ini di Esplanade Theater, Singapura, pada 2–3 Mei 2025. Pertunjukan ini menjadi bagian dari Pesta Raya – Malay Festival of Arts 2025, perayaan seni budaya Melayu yang digelar tahunan dan bergengsi di Negeri Singa.

Meski karya ini pertama kali diperkenalkan pada 2022, versi yang akan dibawa ke luar negeri ini mengalami sejumlah penyesuaian yang cukup signifikan dibandingkan dengan versi sebelumnya yang pernah ditampilkan di ISI Padang Panjang dan Graha Bhakti Budaya.

Baca juga: Koreografer Megatruh Kritik soal Sistem Pendidikan dalam Pertunjukan Budi Bermain Boal

Salah satu perbedaan mencolok adalah jumlah penari yang terlibat. “Di Singapura nanti hanya ada sembilan penari, lebih ramping dibanding saat kami tampil di ISI dengan 14 orang, atau di Graha Bhakti Budaya dengan 15 orang,” ujar Hartati saat ditemui di Jakarta pada Jumat (25/4/2025).

Komposisi penarinya pun berubah. Jika sebelumnya didominasi oleh penari dari Sumatra Barat, kali ini hanya dua orang dari sana yang turut serta. Selebihnya, tujuh penari lainnya berasal dari Jakarta. Hal ini bukan tanpa alasan. Banyak penari dari Sumatra Barat yang masih terikat dengan jadwal kuliah dan belum bisa meninggalkan kegiatan akademik untuk waktu yang panjang.

“Kami akhirnya memilih yang paling fleksibel, yang sudah selesai kuliah, atau sedang tidak ada kegiatan lain. Dua orang itu yang bisa, dan sisanya kami proses di Jakarta,” jelas Hartati.
 

Penari menampilkan karya Koreografer Hartati bertajuk Jarum dalam Jerami saat latihan akhir di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Jakarta, Jumat (25/4/2025). (Sumber foto: Hypeabis.id/Himawan L. Nugraha)

Penari menampilkan karya Koreografer Hartati bertajuk Jarum dalam Jerami saat latihan akhir di Institut Kesenian Jakarta (IKJ), Jakarta, Jumat (25/4/2025). (Sumber foto: Hypeabis.id/Himawan L. Nugraha)

Persiapan para penari dilakukan secara intensif. Sebelum masuk studio, mereka terlebih dahulu diminta menyaksikan berbagai dokumentasi video dari pertunjukan dan latihan sebelumnya. Langkah ini menjadi bekal awal sebelum mereka dibagi ke dalam peran masing-masing dan mulai menjalani latihan fisik secara penuh.

“Dengan begitu, mereka datang ke studio sudah punya bekal tanggung jawab masing-masing—bagian mana yang harus dikuasai, ekspresi seperti apa yang dibawa. Dari situ, prosesnya kami bangun,” ungkapnya.

Proses menonton video dan latihan yang dilakukan oleh para penari sebelum memasuki studio perlu dilakukan mengingat mereka rata-rata tidak “mengenal” sawah. Kondisi ini berbeda jika dibandingkan dengan para penari yang terlibat dari Sumatra Barat.

Selain itu, dalam penampilan nanti, terdapat sejumlah penyesuaian teknik yang akan dijalankan oleh para penari yang terlibat. Salah satu di antaranya adalah gerakan berputar. Teknik tersebut tidak bisa lagi digunakan seutuhnya di atas Jerami mengingat ada ketidakbiasaan dalam menginjak jerami.

Dengan begitu, terdapat teknik tersendiri yang akan dilakukan. “Kalau tidak, penari dapat terpeleset atau tidak sampai,” ujarnya.

Untuk menghadirkan pertunjukan Jarum dalam Jerami secara utuh, tim produksi harus mendatangkan jerami seberat 250 kilogram dari Malaysia. Pasalnya, Singapura yang sudah tidak memiliki sawah tidak lagi menyediakan jerami secara lokal.

Tak hanya itu, perlakuan terhadap jerami dalam ruang teater pun sangat ketat, termasuk penyemprotan khusus agar bahan organik ini tidak mudah terbakar.

Hartati meyakini bahwa kehadiran jerami di tengah kota metropolitan seperti Singapura akan memancing rasa ingin tahu penonton. “Mereka pasti bertanya-tanya, ini apa? Kenapa jerami? Dari situ, mereka akan mencari tahu soal budaya agraris Indonesia,” ujarnya.

Menurutnya, lewat rasa dan semangat yang dihadirkan dalam pertunjukan, penonton bisa menangkap makna yang lebih dalam. Jarum dalam Jerami bukan sekadar karya tari, melainkan pintu masuk untuk memahami bahwa sawah dan alam adalah bagian tak terpisahkan dari kehidupan manusia, yang tak seharusnya tergerus oleh industri.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Clair Obscur: Expedition 33, Game RPG Barat dengan Visual & Gameplay Ciamik 

BERIKUTNYA

Jarum dalam Jerami, Refleksi Pasca-Reformasi Lewat Panggung Tari

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: