Siapa Lucy Guo? Miliarder Wanita Termuda di Dunia yang Geser Posisi Taylor Swift
25 April 2025 |
16:00 WIB
Lucy Guo, perempuan muda asal Amerika Serikat pendiri perusahaan kecerdasan buatan bernama Scale AI, dinobatkan sebagai miliarder wanita termuda di dunia. Perempuan berusia 30 tahun itu menggeser posisi Taylor Swift yang telah menyandang gelar tersebut sejak akhir 2023.
Menurut laporan Forbes, total kekayaan Lucy Guo mencapai US$1,3 miliar per 25 April 2025. Sumber kekayaannya berasal dari perusahaan kecerdasan buatan yang didirikannya bersama Alexandr Wang, Scale AI, yang belum lama ini mendapatkan suntikan dana investasi senilai US$25 miliar.
Angka investasi itu meningkat hingga 80 persen sejak Mei 2024, ketika perusahaan yang berusia 9 tahun itu mengumpulkan US$1 miliar dengan valuasi senilai US$13,8 miliar. Akan tetapi, lantaran perbedaan visi, Guo hengkang dari Scale AI. Meski begitu, dia tercatat masih memiliki sekitar 5 persen saham dari perusahaan tersebut bernilai hampir US$1,2 miliar.
Baca juga: 5 Fakta Menarik CEO Nvidia Jensen Huang, Anak Rantau yang Jadi Orang Terkaya Ke-9 di Dunia
Tak hanya itu, kekayaan Guo juga ditopang dengan perusahaan rintisan lainnya yang dimilikinya yakni Passes, sebuah platform bagi para kreator untuk berbagi saran dan banyak hal lainnya. Perusahaan tersebut berhasil mengumpulkan US$50 juta dari para investor sepanjang tahun 2022 hingga 2024.
Dengan capaian itu, Lucy Guo kini resmi masuk dalam daftar enam miliarder wanita dunia berusia di bawah 40 tahun yang merintis usahanya sendiri. Dia juga merupakan satu-satunya yang memperoleh sebagian besar kekayaannya dari perusahaan yang ditinggalkannya bertahun-tahun lalu.
Guo bergabung dengan nama-nama pesohor lainnya seperti Taylor Swift (35 tahun) yang memiliki total kekayaan sebesar US$1,6 miliar, serta Rihanna (37) dengan US$1,4 miliar.
Selain itu, ada juga Daniela Amodei (37) dari AS dengan US$1,2 miliar dan Lu Yiwen (37) dari China dengan US$1,1 miliar. Adapun, Melanie Perkins (37) dari Australia menjadi yang terkaya dalam daftar dengan total kekayaan US$5,7 miliar.
Dibesarkan di lingkungan yang kental dengan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi, membuat Guo telah tertarik menggeluti dunia teknologi sejak usia muda. Saat remaja, dia mulai mempelajari dan membuat koding.
Di usia mudanya, dia juga mempelajari ilmu pemrograman dan mulai mendapatkan penghasilan dengan mengembangkan bot untuk permainan daring Neopets, dan menjual aset dalam permainan untuk mendapatkan keuntungan.
Ketertarikannya pada dunia teknologi akhirnya menuntunnya berkuliah ilmu komputer di Carnegie Mellon University. Di kampus itu, dia juga mendalami ilmu interaksi manusia-komputer.
Namun, dia tidak menyelesaikan kuliahnya dan memutuskan keluar pada 2014, setelah mendapatkan Thiel Fellowship, hibah dua tahunan senilai US$100.000 dari investor miliarder Peter Thiel untuk anak muda guna mewujudkan ide proyek perusahaan mereka.
Setelah keluar dari Carnegie Mellon, Guo sempat magang di Facebook. Pada 2015, dia mendapatkan pekerjaan sebagai desainer produk di aplikasi forum Quora, tempat dia akhirnya bertemu dengan Alexandr Wang.
Tak lama, dia akhirnya meninggalkan Quora lalu bergabung dengan Snapchat sebagai desainer produk. Dia menjadi desainer wanita pertama di perusahaan tersebut. Di Snapchat, dia membantu mengembangkan Snap Maps. Akan tetapi, akhirnya Guo dan Wang memutuskan untuk mendirikan perusahaan kecerdasan buatan Scale AI pada 2016.
Keduanya mendirikan perusahaan di usia yang masih sangat muda. Kala itu, Guo berusia 21 tahun dan Wang berusia 19 tahun. Wang bertindak menjadi CEO dan Guo menjalankan tim operasi dan desain produk di perusahaan rintisan asal San Francisco tersebut.
Scale AI menawarkan layanan pemberian label pada data yang dibutuhkan untuk menggerakkan AI, dimulai dengan memberi label pada gambar yang dibutuhkan untuk melatih AI pada mobil tanpa pengemudi.
Perusahaan itu pun berkembang dan memiliki banyak klien termasuk pemerintah AS. Teknologi Scale juga telah digunakan untuk menganalisis citra satelit di Ukraina dan OpenAI untuk membantu melatih ChatGPT. Kesuksesan itu mengantarkan Guo dan Wang masuk dalam daftar Under 30 versi Forbes 2018.
Sayangnya, pada tahun yang sama, Guo dan Wang mulai tidak seirama. Pandangan mereka dalam menjalankan perusahaan mulai berbeda, hingga akhirnya Wang kala itu dilaporkan memecat Guo. "Kami memiliki perbedaan pendapat, tetapi saya bangga dengan apa yang telah dicapai Scale AI,” kata Guo dalam sebuah pernyataan.
Setelah meninggalkan Scale, Guo mendirikan perusahaan modal ventura kecil bernama Backend Capital untuk berinvestasi di perusahaan tahap awal. Salah satu investasi terbaiknya yakni pada perusahaan perangkat lunak keuangan Ramp, perusahaan yang sekarang bernilai US$13 miliar, di mana ketiga pendirinya saat ini menjadi miliarder.
Pada 2022, Guo juga mendirikan perusahaan rintisan bernama Passes, yang mirip dengan Patreon dan OnlyFans, sebuah platform bagi kreator dan selebritas untuk terhubung dengan penggemar, yang membayar untuk obrolan dan video daring.
Passes menandatangani kesepakatan bisnis dengan sejumlah selebritas termasuk pesenam Olivia Dunne, legenda basket Shaquille O'Neal, dan DJ Kygo. Berkat kesepakatan itu, Guo mengumpulkan US$50 juta dari 2022 hingga 2024 dari investor seperti Bond Capital milik Mary Meeker, agen bakat Michael Ovitz, dan Menlo Ventures, dengan valuasi perusahaan sebesar US$150 juta.
Di luar kariernya sebagai pebisnis, sama seperti anak muda lainnya, Guo juga memiliki sejumlah aktivitas, mulai dari rutin latihan fisik di gym hingga sering menonton konser dan festival musik seperti Coachella dan Ultra Music Festival.
Baca juga: Daftar 14 Selebritas Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ada Pendatang Baru
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Menurut laporan Forbes, total kekayaan Lucy Guo mencapai US$1,3 miliar per 25 April 2025. Sumber kekayaannya berasal dari perusahaan kecerdasan buatan yang didirikannya bersama Alexandr Wang, Scale AI, yang belum lama ini mendapatkan suntikan dana investasi senilai US$25 miliar.
Angka investasi itu meningkat hingga 80 persen sejak Mei 2024, ketika perusahaan yang berusia 9 tahun itu mengumpulkan US$1 miliar dengan valuasi senilai US$13,8 miliar. Akan tetapi, lantaran perbedaan visi, Guo hengkang dari Scale AI. Meski begitu, dia tercatat masih memiliki sekitar 5 persen saham dari perusahaan tersebut bernilai hampir US$1,2 miliar.
Baca juga: 5 Fakta Menarik CEO Nvidia Jensen Huang, Anak Rantau yang Jadi Orang Terkaya Ke-9 di Dunia
Tak hanya itu, kekayaan Guo juga ditopang dengan perusahaan rintisan lainnya yang dimilikinya yakni Passes, sebuah platform bagi para kreator untuk berbagi saran dan banyak hal lainnya. Perusahaan tersebut berhasil mengumpulkan US$50 juta dari para investor sepanjang tahun 2022 hingga 2024.
Dengan capaian itu, Lucy Guo kini resmi masuk dalam daftar enam miliarder wanita dunia berusia di bawah 40 tahun yang merintis usahanya sendiri. Dia juga merupakan satu-satunya yang memperoleh sebagian besar kekayaannya dari perusahaan yang ditinggalkannya bertahun-tahun lalu.
Guo bergabung dengan nama-nama pesohor lainnya seperti Taylor Swift (35 tahun) yang memiliki total kekayaan sebesar US$1,6 miliar, serta Rihanna (37) dengan US$1,4 miliar.
Selain itu, ada juga Daniela Amodei (37) dari AS dengan US$1,2 miliar dan Lu Yiwen (37) dari China dengan US$1,1 miliar. Adapun, Melanie Perkins (37) dari Australia menjadi yang terkaya dalam daftar dengan total kekayaan US$5,7 miliar.
Profil Lucy Guo
Lucy Guo dikenal sebagai pengusaha, insinyur, sekaligus influencer berdarah Tionghoa yang lahir dan besar di Amerika Serikat. Dia lahir pada 14 Oktober 1994 di AS dan dibesarkan di Fremont, California. Orang tuanya merupakan imigran Tionghoa yang bekerja sebagai insinyur listrik.Dibesarkan di lingkungan yang kental dengan ilmu pengetahuan, sains, dan teknologi, membuat Guo telah tertarik menggeluti dunia teknologi sejak usia muda. Saat remaja, dia mulai mempelajari dan membuat koding.
Di usia mudanya, dia juga mempelajari ilmu pemrograman dan mulai mendapatkan penghasilan dengan mengembangkan bot untuk permainan daring Neopets, dan menjual aset dalam permainan untuk mendapatkan keuntungan.
Ketertarikannya pada dunia teknologi akhirnya menuntunnya berkuliah ilmu komputer di Carnegie Mellon University. Di kampus itu, dia juga mendalami ilmu interaksi manusia-komputer.
Namun, dia tidak menyelesaikan kuliahnya dan memutuskan keluar pada 2014, setelah mendapatkan Thiel Fellowship, hibah dua tahunan senilai US$100.000 dari investor miliarder Peter Thiel untuk anak muda guna mewujudkan ide proyek perusahaan mereka.
Setelah keluar dari Carnegie Mellon, Guo sempat magang di Facebook. Pada 2015, dia mendapatkan pekerjaan sebagai desainer produk di aplikasi forum Quora, tempat dia akhirnya bertemu dengan Alexandr Wang.
Tak lama, dia akhirnya meninggalkan Quora lalu bergabung dengan Snapchat sebagai desainer produk. Dia menjadi desainer wanita pertama di perusahaan tersebut. Di Snapchat, dia membantu mengembangkan Snap Maps. Akan tetapi, akhirnya Guo dan Wang memutuskan untuk mendirikan perusahaan kecerdasan buatan Scale AI pada 2016.
Keduanya mendirikan perusahaan di usia yang masih sangat muda. Kala itu, Guo berusia 21 tahun dan Wang berusia 19 tahun. Wang bertindak menjadi CEO dan Guo menjalankan tim operasi dan desain produk di perusahaan rintisan asal San Francisco tersebut.
Scale AI menawarkan layanan pemberian label pada data yang dibutuhkan untuk menggerakkan AI, dimulai dengan memberi label pada gambar yang dibutuhkan untuk melatih AI pada mobil tanpa pengemudi.
Perusahaan itu pun berkembang dan memiliki banyak klien termasuk pemerintah AS. Teknologi Scale juga telah digunakan untuk menganalisis citra satelit di Ukraina dan OpenAI untuk membantu melatih ChatGPT. Kesuksesan itu mengantarkan Guo dan Wang masuk dalam daftar Under 30 versi Forbes 2018.
Sayangnya, pada tahun yang sama, Guo dan Wang mulai tidak seirama. Pandangan mereka dalam menjalankan perusahaan mulai berbeda, hingga akhirnya Wang kala itu dilaporkan memecat Guo. "Kami memiliki perbedaan pendapat, tetapi saya bangga dengan apa yang telah dicapai Scale AI,” kata Guo dalam sebuah pernyataan.
Setelah meninggalkan Scale, Guo mendirikan perusahaan modal ventura kecil bernama Backend Capital untuk berinvestasi di perusahaan tahap awal. Salah satu investasi terbaiknya yakni pada perusahaan perangkat lunak keuangan Ramp, perusahaan yang sekarang bernilai US$13 miliar, di mana ketiga pendirinya saat ini menjadi miliarder.
Pada 2022, Guo juga mendirikan perusahaan rintisan bernama Passes, yang mirip dengan Patreon dan OnlyFans, sebuah platform bagi kreator dan selebritas untuk terhubung dengan penggemar, yang membayar untuk obrolan dan video daring.
Passes menandatangani kesepakatan bisnis dengan sejumlah selebritas termasuk pesenam Olivia Dunne, legenda basket Shaquille O'Neal, dan DJ Kygo. Berkat kesepakatan itu, Guo mengumpulkan US$50 juta dari 2022 hingga 2024 dari investor seperti Bond Capital milik Mary Meeker, agen bakat Michael Ovitz, dan Menlo Ventures, dengan valuasi perusahaan sebesar US$150 juta.
Di luar kariernya sebagai pebisnis, sama seperti anak muda lainnya, Guo juga memiliki sejumlah aktivitas, mulai dari rutin latihan fisik di gym hingga sering menonton konser dan festival musik seperti Coachella dan Ultra Music Festival.
Baca juga: Daftar 14 Selebritas Terkaya di Dunia Versi Forbes, Ada Pendatang Baru
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.