Kapan Waktu yang Tepat untuk Beli & Jual Logam Mulia?
23 April 2025 |
20:44 WIB
Beberapa waktu belakangan banyak masyarakat berbondong-bondong membeli logam mulia emas sehingga membuat antrean panjang di sejumlah gerai ritel emas. Kondisi itu, menimbulkan pertanyaan apakah saat ini menjadi waktu yang tepat untuk membeli emas atau justru menjualnya saat harga melambung tinggi.
Pengamat Emas dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa waktu untuk membeli emas adalah saat harga sedang rendah. Kemudian, waktu untuk melepas logam mulia tersebut ketika harga sedang tinggi.
Baca juga: Harga Emas Tembus Rp2 Juta, Jangan Sampai FOMO! Begini Tip Aman Belinya secara Online
Pada saat ini, Genhype yang sudah lama memegang emas dapat melakukan penjualan dengan harga saat ini. “Yang sudah investasinya cukup lama, mungkin dari tahun 2000, itu bisa dilepas, sudah terlalu tinggi,” katanya kepada Hypeabis.id pada Rabu (23/4/2025).
Meskipun begitu, Genhype yang baru melakukan pembelian pada bulan-bulan lalu, sebaiknya tidak melepas emas yang dibelinya agar mendapatkan untung yang lebih besar. Menurutnya, emas merupakan instrumen investasi untuk jangka menengah dan panjang dengan minimal waktu 3 tahun.
Di sisi lain, Genhype yang hendak mengoleksi emas atau akan masuk kembali ke instrumen ini dapat melakukannya ketika harganya mengalami koreksi. Pada saat ini, harga emas telah mengalami koreksi dan berpotensi terus turun ke level Rp1,8 juta. “Itu kesempatan untuk melakukan pembelian kembali,” ujarnya.
Dia menilai ada beberapa penyebab yang membuat harga emas dapat terkoreksi. Pertama, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak melakukan pemecatan terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Trump hanya meminta bank central AS mengikuti keinginan pemerintahannya untuk menurunkan suku bunga guna menstabilkan perekonomian Amerika Serikat.
Kedua, penurunan harga emas dapat terjadi lantaran ada kemungkinan besar tentang kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Amerika Serikat diperkirakan menerapkan tarif impor tertinggi untuk negara yang dikenal sebagai Negeri Panda itu di level 125 persen.
Ketiga, perundingan antara Amerika Serikat dengan Iran terkait reaktor nuklir kemungkinan besar akan ada kesepakatan. Kemungkinan ini dapat terjadi mengingat pada pertemuan pertama ada kesepakatan Iran akan mengikuti keinginan AS jika sanksi ekonomi dicabut.
Setelah koreksi, harga logam mulia emas kemungkinan akan mengalami kenaikan kembali karena masalah geopolitik di Timur Tengah dan Eropa masih berkecamuk. Tidak hanya itu, kemungkinan perang dagang yang terjadi secara global juga masih belum selesai.
Baca juga: Makin Dicari Investor, Ini Faktor yang Membuat Harga Emas Terus Melambung
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga melakukan revisi terhadap pertumbuhan ekonomi global dan juga banyak negara. Kondisi ini menunjukkan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
Ibrahim menilai bahwa banyak masyarakat melakukan pembelian logam mulia emas beberapa waktu lalu lantaran FOMO (fear of missing out). Mereka melakukan pembelian lantaran ada harapan harga emas akan terus mengalami kenaikan dalam jangka menengah atau panjang.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan masyarakat yang melakukan pembelian emas karena FOMO, justru bakal melepasnya kembali dalam waktu singkat atau hitungan bulan ketika harga tinggi.
Namun, Ibrahim menyarankan sebaiknya investasi emas dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun. Harga emas kemungkinan besar akan lebih tinggi ke kisaran Rp2 juta-Rp3 juta.
Pengamat Emas dan Komoditas, Ibrahim Assuaibi mengatakan bahwa waktu untuk membeli emas adalah saat harga sedang rendah. Kemudian, waktu untuk melepas logam mulia tersebut ketika harga sedang tinggi.
Baca juga: Harga Emas Tembus Rp2 Juta, Jangan Sampai FOMO! Begini Tip Aman Belinya secara Online
Pada saat ini, Genhype yang sudah lama memegang emas dapat melakukan penjualan dengan harga saat ini. “Yang sudah investasinya cukup lama, mungkin dari tahun 2000, itu bisa dilepas, sudah terlalu tinggi,” katanya kepada Hypeabis.id pada Rabu (23/4/2025).
Meskipun begitu, Genhype yang baru melakukan pembelian pada bulan-bulan lalu, sebaiknya tidak melepas emas yang dibelinya agar mendapatkan untung yang lebih besar. Menurutnya, emas merupakan instrumen investasi untuk jangka menengah dan panjang dengan minimal waktu 3 tahun.
Di sisi lain, Genhype yang hendak mengoleksi emas atau akan masuk kembali ke instrumen ini dapat melakukannya ketika harganya mengalami koreksi. Pada saat ini, harga emas telah mengalami koreksi dan berpotensi terus turun ke level Rp1,8 juta. “Itu kesempatan untuk melakukan pembelian kembali,” ujarnya.
Dia menilai ada beberapa penyebab yang membuat harga emas dapat terkoreksi. Pertama, Presiden Amerika Serikat Donald Trump tidak melakukan pemecatan terhadap Ketua Federal Reserve Jerome Powell. Trump hanya meminta bank central AS mengikuti keinginan pemerintahannya untuk menurunkan suku bunga guna menstabilkan perekonomian Amerika Serikat.
Kedua, penurunan harga emas dapat terjadi lantaran ada kemungkinan besar tentang kesepakatan perang dagang antara Amerika Serikat dengan China. Amerika Serikat diperkirakan menerapkan tarif impor tertinggi untuk negara yang dikenal sebagai Negeri Panda itu di level 125 persen.
Ketiga, perundingan antara Amerika Serikat dengan Iran terkait reaktor nuklir kemungkinan besar akan ada kesepakatan. Kemungkinan ini dapat terjadi mengingat pada pertemuan pertama ada kesepakatan Iran akan mengikuti keinginan AS jika sanksi ekonomi dicabut.
Setelah koreksi, harga logam mulia emas kemungkinan akan mengalami kenaikan kembali karena masalah geopolitik di Timur Tengah dan Eropa masih berkecamuk. Tidak hanya itu, kemungkinan perang dagang yang terjadi secara global juga masih belum selesai.
Baca juga: Makin Dicari Investor, Ini Faktor yang Membuat Harga Emas Terus Melambung
Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/IMF) juga melakukan revisi terhadap pertumbuhan ekonomi global dan juga banyak negara. Kondisi ini menunjukkan ada perlambatan pertumbuhan ekonomi.
FOMO
Ibrahim menilai bahwa banyak masyarakat melakukan pembelian logam mulia emas beberapa waktu lalu lantaran FOMO (fear of missing out). Mereka melakukan pembelian lantaran ada harapan harga emas akan terus mengalami kenaikan dalam jangka menengah atau panjang.Menurutnya, tidak menutup kemungkinan masyarakat yang melakukan pembelian emas karena FOMO, justru bakal melepasnya kembali dalam waktu singkat atau hitungan bulan ketika harga tinggi.
Namun, Ibrahim menyarankan sebaiknya investasi emas dilakukan dalam jangka waktu 3 tahun. Harga emas kemungkinan besar akan lebih tinggi ke kisaran Rp2 juta-Rp3 juta.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.