Strava Ungkap Kegiatan Olahraga di Indonesia Naik 10 Kali Lipat dalam 5 Tahun Terakhir
19 April 2025 |
07:34 WIB
Kesadaran akan pentingnya hidup sehat kian tumbuh di Indonesia, terutama di kalangan generasi muda. Dalam 5 tahun terakhir, platform kebugaran global Strava mencatat lonjakan pengguna dari Indonesia yang sangat signifikan. Jumlah unggahan aktivitas olahraga di platform itu meningkat 10 kali lipat sejak 2019.
Hal yang menarik, peningkatan ini paling besar berasal dari kalangan perempuan dan Gen Z, yang menandakan pergeseran budaya hidup sehat yang lebih inklusif.
Berdasarkan laporan tahunan Strava Year in Sport: Trend Report yang pertama kali dirilis di Indonesia pada 2024, pengguna perempuan meningkat hampir 20 kali lipat, sementara jumlah pengguna dari generasi Z melonjak hampir 3 kali lipat setiap tahunnya. Data ini menunjukkan bahwa olahraga, khususnya lari, telah menjadi gaya hidup yang digemari anak muda masa kini.
Baca juga: Riset: 94 Persen Masyarakat Indonesia Rutin Olahraga, Ini Preferensinya
Chief Design Officer Strava Anita Butler mengatakan, pengembangan Strava bagi para pengguna di Indonesia merupakan langkah besar. “Kami sangat terinspirasi oleh budaya Indonesia yang autentik dan dinamis. Kami juga senang melihat olahraga telah menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk bersosialisasi," kata Anita.
Di Strava, aplikasi tidak hanya sebagai alat pelacak aktivitas, tetapi juga sebagai ruang sosial. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menetapkan target lari, merayakan pencapaian olahraga, menjalin koneksi dengan pengguna lain, hingga memantau progres latihan mereka.
Salah satu tren yang paling menonjol adalah lari sebagai olahraga sosial. Menurut laporan Strava, partisipasi dalam klub lari di Indonesia meningkat 83 persen, menjadikan lari sebagai olahraga dengan pertumbuhan sosial tercepat di negara ini.
Anak muda kini bukan hanya berolahraga untuk kebugaran, tapi juga untuk membangun jaringan pertemanan, meningkatkan kesehatan mental, dan mendapatkan pengalaman komunitas yang positif.
Fenomena ini mencerminkan pergeseran besar dalam cara generasi muda memandang olahraga bukan sebagai kewajiban, tapi sebagai gaya hidup yang menyenangkan dan membangun koneksi. Kebiasaan berlari pagi bersama teman, mengikuti tantangan di aplikasi, hingga membagikan progres mereka di media sosial menunjukkan bagaimana teknologi dan komunitas bisa bersatu untuk menciptakan dampak positif.
Melihat pertumbuhan yang besar di Indonesia, Strava pun memperbaharui aplikasi dengan menghadirkan Bahasa Indonesia. Menurut Anita, kehadiran Bahasa yang lebih lengkap ini mendorong aplikasi ini menjadi makin relevan dan mudah diakses oleh pengguna lokal.
Dengan tren olahraga sebagai wadah sosial juga, masa depan kesehatan masyarakat Indonesia diharapkan makin cerah. Laporan terbaru Strava melihat generasi muda tidak hanya lebih sadar akan pentingnya olahraga, tapi juga menemukan cara yang seru, sosial, dan bermakna untuk tetap aktif.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Perbedaan Olahraga Padel & Tenis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Hal yang menarik, peningkatan ini paling besar berasal dari kalangan perempuan dan Gen Z, yang menandakan pergeseran budaya hidup sehat yang lebih inklusif.
Berdasarkan laporan tahunan Strava Year in Sport: Trend Report yang pertama kali dirilis di Indonesia pada 2024, pengguna perempuan meningkat hampir 20 kali lipat, sementara jumlah pengguna dari generasi Z melonjak hampir 3 kali lipat setiap tahunnya. Data ini menunjukkan bahwa olahraga, khususnya lari, telah menjadi gaya hidup yang digemari anak muda masa kini.
Baca juga: Riset: 94 Persen Masyarakat Indonesia Rutin Olahraga, Ini Preferensinya
Chief Design Officer Strava Anita Butler mengatakan, pengembangan Strava bagi para pengguna di Indonesia merupakan langkah besar. “Kami sangat terinspirasi oleh budaya Indonesia yang autentik dan dinamis. Kami juga senang melihat olahraga telah menjadi sarana bagi masyarakat Indonesia untuk bersosialisasi," kata Anita.
Di Strava, aplikasi tidak hanya sebagai alat pelacak aktivitas, tetapi juga sebagai ruang sosial. Aplikasi ini memungkinkan pengguna untuk menetapkan target lari, merayakan pencapaian olahraga, menjalin koneksi dengan pengguna lain, hingga memantau progres latihan mereka.
Salah satu tren yang paling menonjol adalah lari sebagai olahraga sosial. Menurut laporan Strava, partisipasi dalam klub lari di Indonesia meningkat 83 persen, menjadikan lari sebagai olahraga dengan pertumbuhan sosial tercepat di negara ini.
Anak muda kini bukan hanya berolahraga untuk kebugaran, tapi juga untuk membangun jaringan pertemanan, meningkatkan kesehatan mental, dan mendapatkan pengalaman komunitas yang positif.
Fenomena ini mencerminkan pergeseran besar dalam cara generasi muda memandang olahraga bukan sebagai kewajiban, tapi sebagai gaya hidup yang menyenangkan dan membangun koneksi. Kebiasaan berlari pagi bersama teman, mengikuti tantangan di aplikasi, hingga membagikan progres mereka di media sosial menunjukkan bagaimana teknologi dan komunitas bisa bersatu untuk menciptakan dampak positif.
Melihat pertumbuhan yang besar di Indonesia, Strava pun memperbaharui aplikasi dengan menghadirkan Bahasa Indonesia. Menurut Anita, kehadiran Bahasa yang lebih lengkap ini mendorong aplikasi ini menjadi makin relevan dan mudah diakses oleh pengguna lokal.
Dengan tren olahraga sebagai wadah sosial juga, masa depan kesehatan masyarakat Indonesia diharapkan makin cerah. Laporan terbaru Strava melihat generasi muda tidak hanya lebih sadar akan pentingnya olahraga, tapi juga menemukan cara yang seru, sosial, dan bermakna untuk tetap aktif.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Perbedaan Olahraga Padel & Tenis
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.