Dari Senopati ke Lantai Bursa: IPO Fore Coffee Bukti Startup Kopi Lokal Tetap Punya Gigi

Fore Coffee, jaringan kopi premium asal Indonesia, resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 14 April 2025 dengan kode emiten "FORE". Pada penawaran umum perdana (IPO) ini, perusahaan menawarkan 1,88 miliar saham baru, setara dengan 21,08 persen dari modal disetor, dengan harga penawaran Rp188 per saham.

Langkah ini berhasil menghimpun dana sebesar Rp353,44 miliar. Nantinya dana tersebut siap digunakan untuk ekspansi bisnis, termasuk pembukaan sekitar 140 gerai baru di seluruh Indonesia dalam dua tahun ke depan, pengembangan lini produk donat melalui anak perusahaan, serta modal kerja.

Baca juga: Pelajaran dari Kesuksesan Fore Coffee, Inovasi dan Kualitas yang Tak Pernah Berhenti

“IPO Fore Coffee yang menarik banyak minat investor menunjukkan bagaimana produk asli dari startup lokal dapat bertahan dengan kuat di tengah ketidakpastian pasar modal. Keputusan yang kontra-intuitif untuk melanjutkan IPO di tengah pasar IHSG terendah sejak pandemi membuahkan hasil,” kata Willson Cuaca, Presiden Komisaris (Chairman) Fore Coffee dan Co-Founder serta Managing Partner East Ventures, dikutip dari laman resminya, Senin (14/4/2025).

IPO Fore Coffee menarik minat luar biasa dari investor, terbukti dengan kelebihan permintaan (oversubscription) hingga 200,63 kali dan partisipasi lebih dari 114.000 investor ritel. Pada hari pertama perdagangan, saham FORE melonjak 34 persen ke harga Rp252 per lembar yang mencerminkan optimisme pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan di industri kopi premium Indonesia.

Strategi Vico Lomar

 

Fore Coffee adalah jaringan kedai kopi asal Indonesia yang didirikan pada Agustus 2018. Perusahaan ini merupakan pengembangan dari Otten Coffee, sebuah bisnis penjualan biji dan mesin kopi yang didirikan oleh Robin Boe dan Jhoni Kusno. 

Pertama kali Fore Coffee beroperasi dari sebuah bilik kecil di lantai dua gerai Otten Coffee di Jalan Senopati, Jakarta. Seiring waktu, mereka berkembang pesat dan kini memiliki lebih dari 216 gerai di 43 kota di Indonesia, dan 1 gerai di Singapura per September 2024. 

Salah satu tokoh kunci di balik kesuksesan Fore Coffee adalah Vico Lomar, yang menjabat sebagai Co-Founder dan CEO. Vico memiliki pengalaman lebih dari 20 tahun di industri makanan dan minuman (F&B).Dia memulai kariernya sebagai Staf Akuntan di PT Metropolitan Kentjana Tbk, kemudian menjabat sebagai General Manager di J.CO Donuts & Coffee pada 2006–2007. 

Dengan latar belakang tersebut, Vico membawa visi untuk menyajikan kopi berkualitas tinggi kepada konsumen Indonesia. Dia ingin menghadirkan merek kopi yang memperhatikan setiap proses penyajian kopi, mulai dari pemilihan biji kopi berkualitas dari petani pilihan, proses pemanggangan, hingga pengolahan kopi yang dilakukan oleh barista terampil.

Tak hanya mementingkan kualitas kopi yang disajikan, misi kepemimpinan Vico Lomar di Fore Coffee juga termasuk mempertegas keberadaan Fore Coffee di berbagai kalangan. 


Cara yang ditempuhnya untuk mewujudkan misi tersebut adalah dengan membuka berbagai cabang di lokasi strategis, serta terus berkolaborasi dan menghadirkan inovasi menu yang kreatif.

Kesuksesan Fore Coffee tentu juga didukung dengan perluasan jaringan yang terus dilakukan dari tahun ke tahun. Untuk mencapai target tersebut, mereka bermitra dengan berbagai layanan food delivery, seperti GoFood, GrabFood, ShopeeFood, hingga Traveloka Eats.

Sebagai salah satu gerai kopi pilihan di Indonesia, Fore Coffee juga berperan dalam memperkenalkan budaya dan gaya hidup kopi baru, dengan komitmen terhadap teknologi, keahlian, dan keberlanjutan.

Mengusung tagline Grind the Essentials, mereka mengajak masyarakat untuk kembali menghargai proses dan hal-hal esensial di tengah kehidupan modern yang serba cepat. Melalui secangkir kopi berkualitas, Fore Coffee ingin menghadirkan momen refleksi dan ketenangan bagi konsumennya.

Perusahaan juga berkomitmen terhadap keberlanjutan, ini tercermin dalam berbagai inisiatif ramah lingkungan yang dijalankan. Salah satunya adalah penggunaan kemasan yang mendukung konsep 4R (Reuse, Reduce, Recycle, Recover), seperti gelas berbahan polypropylene (PP) yang dapat digunakan kembali hingga lima kali. 

Gelas-gelas ini juga dapat didaur ulang menjadi barang-barang fungsional seperti pot tanaman atau tempat pensil, mendukung gaya hidup eco-friendly di kalangan konsumennya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)