Bioskop (Sumber gambar: Pexels/ Paul Volkmer)

GPBSI Optimistis Rekor Jumlah Penonton Film Terulang Lagi Tahun Ini

28 March 2025   |   18:30 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Gabungan Pengelola Bioskop Seluruh Indonesia (GPBSI) menyatakan optimismenya bahwa jumlah penonton film di Indonesia tahun ini dapat kembali menyamai atau bahkan melampaui rekor yang dicapai tahun lalu, yang telah menembus angka lebih dari 80 juta penonton.

“Tentu kami berharap angka 80 juta penonton bisa terulang. Ini adalah standar baru yang mesti dicapai lagi tahun ini. Kami optimistis,” ungkap Ketua GPBSI Suprayitno kepada Hypeabis.id.

Baca juga: Eksplorasi Sinematik Mouly Surya dengan Rasio Gambar 4:3 di film Perang Kota

Suprayitno mengatakan dirinya cukup optimistis karena sejumlah faktor kini makin menunjukkan pertumbuhan industri film dan antusiasme masyarakat terhadap tontonan layar lebar makin terbentuk.

Dia menyebut secara konten film-film Indonesia terus menunjukkan perkembangan dengan makin banyaknya karya berkualitas yang menarik minat penonton. Tahun ini, ada banyak film nasional yang punya standar produksi tinggi dan berpotensi menjadi box office.

“Kesuksesan beberapa film lokal yang mencetak jutaan penonton dalam waktu singkat menunjukkan bahwa masyarakat semakin percaya pada industri film nasional,” imbuhnya.

Selain itu, Suprayitno menyoroti keberanian para sineas Indonesia dalam mengeksplorasi berbagai genre dan gaya penceritaan. Ia melihat adanya upaya inovatif dalam menyajikan cerita yang lebih segar dan beragam, meskipun genre horor masih menjadi primadona di industri perfilman nasional.

Menurutnya, dominasi film horor bukan berarti industri terjebak dalam pola yang monoton. Justru, banyak sutradara dan penulis skenario yang semakin kreatif dalam mengeksplorasi subgenre serta elemen-elemen unik yang memberikan kedalaman lebih pada cerita.

Beberapa film horor kini tidak hanya mengandalkan jumpscare atau elemen supranatural semata, tetapi juga menggali tema psikologis, mitologi lokal, serta isu-isu sosial yang relevan.

“Tahun ini, film lokal masih lebih unggul dibanding film impor. Tren baik ini harus terus dijaga,” jelasnya.

Suprayitno mengungkapkan bahwa hingga akhir kuartal pertama 2025, jumlah penonton film Indonesia telah mencapai sekitar 10,5 juta orang. Menurutnya, angka ini masih sesuai dengan tren tahunan, lantaran perolehan penonton pada kuartal pertama umumnya berada di kisaran 10 juta.

Oleh karena itulah, dirinya optimistis terhadap perkembangan industri film tahun ini, terutama karena awal tahun menunjukkan hasil yang cukup positif. Lebih lanjut, dia juga menekankan bahwa kuartal kedua akan mendapat dorongan signifikan berkat momentum Lebaran, yang secara tradisional menjadi periode lonjakan jumlah penonton bioskop di Indonesia.

Suprayitno yakin bahwa Lebaran tahun ini juga akan memberikan dampak serupa. Terlebih, momen Lebaran kali ini punya durasi libur yang lebih panjang, mencakup dua kali akhir pekan, sehingga momen ini diperkirakan akan makin menguntungkan bagi industri film nasional.

Selain itu, Lebaran tahun ini menjadi momen yang lebih istimewa. Jika pada tahun sebelumnya hanya ada dua film yang dirilis, kali ini ada lima judul yang siap tayang secara bersamaan.

Pertama ada film Jumbo yang merupakan film animasi petualangan produksi Visinema Studios yang disutradarai oleh Ryan Adriandhy. Kedua ada film Qodrat 2 yang merupakan film bergenre horor religi produksi MAGMA Entertainment yang disutradarai oleh Charles Gozali. 

Ketiga ada film Pabrik Gula yang merupakan film bergenre horor produksi MD Pictures yang disutradarai oleh Awi Suryadi dan diproduseri oleh Manoj Punjabi. Keempat ada film Komang yang merupakan drama romansa produksi Starvision yang disutradara oleh Naya Anindita. Kelima ada film Norma: Antara Mertua dan Menantu yang diproduksi oleh Dee Company dan disutradarai oleh Guntur Soeharjanto.

Dengan berbagai faktor pendukung tersebut, asosiasi bioskop nasional yakin bahwa tahun ini akan menjadi momen penting bagi industri film untuk kembali mencatat rekor jumlah penonton. Jika tren ini terus berlanjut, imbuhnya, bukan tidak mungkin Indonesia akan makin mengukuhkan diri sebagai salah satu pasar film terbesar di dunia.

SEBELUMNYA

Hanung Bramantyo: Industri Film Indonesia Kehilangan Peran Distributor

BERIKUTNYA

Agenda Konser Musik di Jakarta Lebaran Fair 2025

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: