Kebakaran Hutan Landa Korea Selatan Picu Kerusakan Masif dan 18 Orang Tewas
26 March 2025 |
15:44 WIB
Puluhan kebakaran hutan melanda Korea Selatan dipicu oleh angin kering yang bertiup kencang di berbagai wilayah. Api mulai berkobar sejak Kamis (21/3/2025), memaksa ribuan warga mengungsi dan mendorong pemerintah untuk mengerahkan lebih dari 100 helikopter serta ribuan personel guna memadamkan kobaran yang terus meluas.
Citra satelit Aqua NASA yang diambil pada Jumat (22/3/2025), menunjukkan kepulan asap dari beberapa titik kebakaran terbesar. Salah satunya berasal dari kawasan dekat Andong di Kabupaten Uiseong, di mana lebih dari 1.000 orang dievakuasi. Beberapa ruas jalan tol dan jalur kereta terpaksa ditutup, sementara sebuah kuil bersejarah luluh lantak akibat api.
Baca juga: Korea Selatan Tetapkan Bencana Nasional Akibat Kebakaran Hutan Besar
Di selatan, kebakaran besar lainnya terjadi di Kabupaten Sancheong. Api dengan cepat melahap lebih dari 500 hektare lahan hanya dalam satu hari, menyebabkan sejumlah korban luka dan korban jiwa. Medan yang sulit serta angin kencang memperumit upaya pemadaman, membuat api terus merambat ke berbagai arah.
Otoritas setempat telah mengeluarkan peringatan angin kencang sejak 21 Maret 2025 dan mengimbau warga agar tidak melakukan pembakaran terbuka, terutama untuk sampah dan limbah pertanian. Kondisi cuaca yang kering juga memperburuk situasi, mengingat Maret hingga Mei adalah musim terkering di kawasan ini.
Hingga Senin (24/3/2025), sebagian besar titik api telah berhasil dikendalikan. Kebakaran di Kabupaten Uiseong dan Sancheong dilaporkan telah dipadamkan hingga sekitar dua pertiga. Secara keseluruhan, kebakaran ini telah menghanguskan lebih dari 8.700 hektare lahan, memaksa pemerintah menetapkan status bencana di sejumlah wilayah terdampak.
Dilansir melalui KBS, Presiden sementara Han Duck-soo menyebut kebakaran ini sebagai yang terburuk dalam sejarah negara, dengan lebih dari 23.000 orang dievakuasi dan ratusan bangunan rusak, termasuk Kuil Gounsa yang berusia 1.300 tahun.
Api terus menyebar ke lima kota dan kabupaten akibat angin kencang hingga 27 meter per detik. Kebakaran yang bermula di Uiseong pada Sabtu kini telah mencapai Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok. Pemerintah mengerahkan 87 helikopter, 558 peralatan pemadam, dan 4.919 personel untuk mengatasi situasi.
Di Andong, api mendekati radius 10 kilometer dari Desa Hahoe, situs warisan dunia UNESCO, memicu perintah evakuasi. Akademi Konfusianisme Byeongsanseowon juga terancam. Kebakaran lain di Cheongsong menyebabkan perintah evakuasi tambahan, sementara di Sancheong, api telah menyebar ke sekitar Taman Nasional Jirisan, memaksa pengunjung dan warga setempat untuk mengungsi.
Baca juga: Kronologi Kebakaran Hutan di Los Angeles yang Paling Merugikan dalam Sejarah AS
Dinas Kehutanan Korea telah meningkatkan status darurat kebakaran ke level "parah," tertinggi dalam sistem peringatannya. Kebijakan ini mengharuskan ribuan petugas siaga penuh, membatasi akses ke pegunungan tertentu, serta menghentikan latihan militer untuk mencegah kebakaran lebih lanjut.
Suhu tinggi, cuaca kering, dan angin kencang menjadi faktor utama yang memicu kebakaran ini. Otoritas memperingatkan bahwa situasi masih kritis, dengan beberapa titik api belum sepenuhnya terkendali.
Pemerintah Korea Selatan berjanji akan mengevaluasi respons darurat setelah situasi membaik serta memperkuat kebijakan pencegahan kebakaran hutan di masa depan.
Citra satelit Aqua NASA yang diambil pada Jumat (22/3/2025), menunjukkan kepulan asap dari beberapa titik kebakaran terbesar. Salah satunya berasal dari kawasan dekat Andong di Kabupaten Uiseong, di mana lebih dari 1.000 orang dievakuasi. Beberapa ruas jalan tol dan jalur kereta terpaksa ditutup, sementara sebuah kuil bersejarah luluh lantak akibat api.
Baca juga: Korea Selatan Tetapkan Bencana Nasional Akibat Kebakaran Hutan Besar
Di selatan, kebakaran besar lainnya terjadi di Kabupaten Sancheong. Api dengan cepat melahap lebih dari 500 hektare lahan hanya dalam satu hari, menyebabkan sejumlah korban luka dan korban jiwa. Medan yang sulit serta angin kencang memperumit upaya pemadaman, membuat api terus merambat ke berbagai arah.
Otoritas setempat telah mengeluarkan peringatan angin kencang sejak 21 Maret 2025 dan mengimbau warga agar tidak melakukan pembakaran terbuka, terutama untuk sampah dan limbah pertanian. Kondisi cuaca yang kering juga memperburuk situasi, mengingat Maret hingga Mei adalah musim terkering di kawasan ini.
Hingga Senin (24/3/2025), sebagian besar titik api telah berhasil dikendalikan. Kebakaran di Kabupaten Uiseong dan Sancheong dilaporkan telah dipadamkan hingga sekitar dua pertiga. Secara keseluruhan, kebakaran ini telah menghanguskan lebih dari 8.700 hektare lahan, memaksa pemerintah menetapkan status bencana di sejumlah wilayah terdampak.
Kebakaran Hutan Terburuk Sepanjang Sejarah
Historic temple destroyed.@AFP's Yasuyoshi Chiba photographs monks inspecting the damage after a wildfire raised many of the buildings at the more than one thousand-year-old Gounsa Temple in Uiseong, South Korea pic.twitter.com/KSVisqPBRl
— AFP News Agency (@AFP) March 26, 2025
Dilansir melalui KBS, Presiden sementara Han Duck-soo menyebut kebakaran ini sebagai yang terburuk dalam sejarah negara, dengan lebih dari 23.000 orang dievakuasi dan ratusan bangunan rusak, termasuk Kuil Gounsa yang berusia 1.300 tahun.
Api terus menyebar ke lima kota dan kabupaten akibat angin kencang hingga 27 meter per detik. Kebakaran yang bermula di Uiseong pada Sabtu kini telah mencapai Andong, Cheongsong, Yeongyang, dan Yeongdeok. Pemerintah mengerahkan 87 helikopter, 558 peralatan pemadam, dan 4.919 personel untuk mengatasi situasi.
Di Andong, api mendekati radius 10 kilometer dari Desa Hahoe, situs warisan dunia UNESCO, memicu perintah evakuasi. Akademi Konfusianisme Byeongsanseowon juga terancam. Kebakaran lain di Cheongsong menyebabkan perintah evakuasi tambahan, sementara di Sancheong, api telah menyebar ke sekitar Taman Nasional Jirisan, memaksa pengunjung dan warga setempat untuk mengungsi.
Baca juga: Kronologi Kebakaran Hutan di Los Angeles yang Paling Merugikan dalam Sejarah AS
Dinas Kehutanan Korea telah meningkatkan status darurat kebakaran ke level "parah," tertinggi dalam sistem peringatannya. Kebijakan ini mengharuskan ribuan petugas siaga penuh, membatasi akses ke pegunungan tertentu, serta menghentikan latihan militer untuk mencegah kebakaran lebih lanjut.
Suhu tinggi, cuaca kering, dan angin kencang menjadi faktor utama yang memicu kebakaran ini. Otoritas memperingatkan bahwa situasi masih kritis, dengan beberapa titik api belum sepenuhnya terkendali.
Pemerintah Korea Selatan berjanji akan mengevaluasi respons darurat setelah situasi membaik serta memperkuat kebijakan pencegahan kebakaran hutan di masa depan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.