Korea Selatan Tetapkan Bencana Nasional Akibat Kebakaran Hutan Besar
24 March 2025 |
21:40 WIB
Kebakaran hutan besar yang melanda wilayah tenggara Korea Selatan sejak Jumat sore, 21 Maret 2025, kini telah memakan korban jiwa dan memaksa ribuan orang mengungsi. Pemerintah Korea Selatan bahkan telah menetapkan status darurat di beberapa provinsi akibat kebakaran yang terus meluas.
Hingga kini, empat orang telah dilaporkan meninggal dunia, termasuk tiga petugas pemadam kebakaran dan seorang pegawai negeri, sementara ratusan lainnya dievakuasi dari rumah mereka. Dilansir dari Firstpost, kebakaran bermula di daerah Sancheong, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada Jumat sore. Api dengan cepat menyebar ke wilayah lain akibat angin kencang dan kondisi cuaca yang kering.
Baca juga: Mengenal Hierarki Selebritas di Korea Selatan: Dari Aktor Chungmuro hingga Idola K-Pop
Pemerintah Korea Selatan langsung mengerahkan 304 personel pemadam kebakaran, 20 helikopter, dan berbagai peralatan untuk memadamkan api. Namun, upaya tersebut masih terkendala oleh angin yang terus bertiup hingga kecepatan 15 meter per detik, membuat api sulit dikendalikan.
Kebakaran ini tidak hanya melanda Sancheong, tetapi juga menyebar ke beberapa wilayah lain di Korea Selatan. Pada Sabtu, tercatat ada 16 kebakaran hutan yang terjadi secara bersamaan di berbagai lokasi, termasuk di Provinsi Gyeongsang Utara, Gyeongsang Selatan, Busan, dan Daejeon.
Pemerintah Korea Selatan akhirnya menetapkan status darurat di provinsi-provinsi tersebut untuk mempercepat penanganan dan memberikan bantuan maksimal kepada para korban. Selain itu, peringatan kebakaran tingkat "parah", yang merupakan level tertinggi, telah dikeluarkan di 12 lokasi, termasuk wilayah-wilayah terdampak.
Kebakaran ini telah memaksa lebih dari 200 warga di 15 desa di wilayah selatan untuk meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka kehilangan tempat tinggal dan harta benda dalam hitungan jam. Pemerintah telah menyediakan tempat penampungan darurat bagi para pengungsi, namun situasi di lapangan masih jauh dari ideal.
Hingga Minggu malam, kebakaran di Sancheong telah menghanguskan lebih dari 3.200 hektare lahan, termasuk kawasan hutan lindung dan pemukiman warga. Beberapa jalan raya di wilayah tersebut juga ditutup sebagai langkah pengamanan.
Video yang beredar di media lokal menunjukkan api melahap habis Kuil Unramsa, sebuah situs bersejarah yang berusia ratusan tahun, meninggalkan puing-puing yang hangus.
Kebakaran hutan di Korea Selatan bukanlah hal yang baru, tetapi skala bencana kali ini membuatnya menjadi salah satu yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Dilansir dari Yonhap News, otoritas setempat menyebut bahwa kebakaran ini dipicu oleh kombinasi cuaca panas ekstrem, angin kencang, dan kondisi hutan yang kering. Perubahan iklim juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang memperburuk frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di wilayah tersebut.
Baca juga: Film Korea Firefighters Tayang di Bioskop Indonesia 7 Februari 2025, Cek Sinopsisnya
Beberapa ahli bahkan menyebut bahwa fenomena cuaca ekstrem seperti ini akan semakin sering terjadi di masa depan jika tidak ada langkah nyata untuk mengatasi perubahan iklim. Genhype, meski sebagian besar wilayah terdampak telah berhasil dikendalikan, api masih terus menyala di beberapa titik.
Pemerintah Korea Selatan telah meminta bantuan internasional untuk mempercepat proses pemadaman, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Jepang dan China. Sementara itu, warga yang terdampak kebakaran berharap ada solusi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terjadi di masa depan.
Hingga kini, empat orang telah dilaporkan meninggal dunia, termasuk tiga petugas pemadam kebakaran dan seorang pegawai negeri, sementara ratusan lainnya dievakuasi dari rumah mereka. Dilansir dari Firstpost, kebakaran bermula di daerah Sancheong, Provinsi Gyeongsang Selatan, pada Jumat sore. Api dengan cepat menyebar ke wilayah lain akibat angin kencang dan kondisi cuaca yang kering.
Baca juga: Mengenal Hierarki Selebritas di Korea Selatan: Dari Aktor Chungmuro hingga Idola K-Pop
Pemerintah Korea Selatan langsung mengerahkan 304 personel pemadam kebakaran, 20 helikopter, dan berbagai peralatan untuk memadamkan api. Namun, upaya tersebut masih terkendala oleh angin yang terus bertiup hingga kecepatan 15 meter per detik, membuat api sulit dikendalikan.
Kebakaran ini tidak hanya melanda Sancheong, tetapi juga menyebar ke beberapa wilayah lain di Korea Selatan. Pada Sabtu, tercatat ada 16 kebakaran hutan yang terjadi secara bersamaan di berbagai lokasi, termasuk di Provinsi Gyeongsang Utara, Gyeongsang Selatan, Busan, dan Daejeon.
Pemerintah Korea Selatan akhirnya menetapkan status darurat di provinsi-provinsi tersebut untuk mempercepat penanganan dan memberikan bantuan maksimal kepada para korban. Selain itu, peringatan kebakaran tingkat "parah", yang merupakan level tertinggi, telah dikeluarkan di 12 lokasi, termasuk wilayah-wilayah terdampak.
Kebakaran ini telah memaksa lebih dari 200 warga di 15 desa di wilayah selatan untuk meninggalkan rumah mereka. Banyak dari mereka kehilangan tempat tinggal dan harta benda dalam hitungan jam. Pemerintah telah menyediakan tempat penampungan darurat bagi para pengungsi, namun situasi di lapangan masih jauh dari ideal.
Hingga Minggu malam, kebakaran di Sancheong telah menghanguskan lebih dari 3.200 hektare lahan, termasuk kawasan hutan lindung dan pemukiman warga. Beberapa jalan raya di wilayah tersebut juga ditutup sebagai langkah pengamanan.
Video yang beredar di media lokal menunjukkan api melahap habis Kuil Unramsa, sebuah situs bersejarah yang berusia ratusan tahun, meninggalkan puing-puing yang hangus.
[?? ??...]
— ??? ???. (@bluemania2022) March 22, 2025
?? ?? .
?? ?? ???.??# # #... pic.twitter.com/1MyaKAcLCZ
Kebakaran hutan di Korea Selatan bukanlah hal yang baru, tetapi skala bencana kali ini membuatnya menjadi salah satu yang terburuk dalam beberapa tahun terakhir.
Dilansir dari Yonhap News, otoritas setempat menyebut bahwa kebakaran ini dipicu oleh kombinasi cuaca panas ekstrem, angin kencang, dan kondisi hutan yang kering. Perubahan iklim juga disebut-sebut sebagai salah satu faktor yang memperburuk frekuensi dan intensitas kebakaran hutan di wilayah tersebut.
Baca juga: Film Korea Firefighters Tayang di Bioskop Indonesia 7 Februari 2025, Cek Sinopsisnya
Beberapa ahli bahkan menyebut bahwa fenomena cuaca ekstrem seperti ini akan semakin sering terjadi di masa depan jika tidak ada langkah nyata untuk mengatasi perubahan iklim. Genhype, meski sebagian besar wilayah terdampak telah berhasil dikendalikan, api masih terus menyala di beberapa titik.
Pemerintah Korea Selatan telah meminta bantuan internasional untuk mempercepat proses pemadaman, termasuk dari negara-negara tetangga seperti Jepang dan China. Sementara itu, warga yang terdampak kebakaran berharap ada solusi jangka panjang untuk mencegah bencana serupa terjadi di masa depan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.