Waspada Social Commerce Palsu, Begini 8 Cara Aman Belanja Online saat Lebaran
24 March 2025 |
13:24 WIB
Tren belanja daring cenderung meningkat menjelang lebaran seiring telah diterimanya Tunjangan Hari Raya (THR) oleh para pekerja. Pada momen ini, banyak masyarakat yang memanfaatkan platform online untuk membeli kebutuhan Hari Raya Idulfitri seperti bahan makanan, baju lebaran, hingga furnitur.
Salah satu platform belanja daring yang populer saat ini adalah social commerce (s-commerce). Data Statista memproyeksikan pendapatan dari social commerce akan mencapai 22 persen dari seluruh transaksi e-commerce pada 2028.
Baca juga: Ini Tiga Alasan UMKM Manfaatkan Social Commerce Untuk Penjualan
Berdasarkan hasil survei, 60 persen masyarakat Indonesia merasa puas dan akan terus menggunakan s-commerce, sementara 40 persen lainnya masih menunggu pembaruan fitur menarik dari s-commerce. Hal ini merupakan hasil survei terkait jenis s-commerce yang paling banyak digunakan untuk berbelanja, antara lain TikTok, Instagram, dan Facebook.
Kendati demikian, tren belanja daring juga diiringi dengan risiko keamanan. Data terbaru Kaspersky menunjukkan bahwa pengguna TikTok menjadi sasaran empuk para penjahat siber.
Para penipu membuat halaman TikTok Shop palsu untuk mencuri kredensial penjual, yang berpotensi menimbulkan kerugian reputasi dan finansial. Skema penipuan melalui platform ini juga menyasar pengguna di Indonesia. Diketahui, pada 2024, teknologi anti-phishing Kaspersky mendeteksi 8,2 juta upaya phishing yang menargetkan pengguna Indonesia.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap waspada terutama terhadap pengumuman penjualan yang disampaikan melalui email, pesan teks, postingan media sosial, atau bahkan panggilan telepon.
“Ancaman dapat datang dari mana saja, tetapi kita dapat melindungi diri dengan kewaspadaan dan solusi keamanan yang kuat yang terpasang di perangkat kita,” ujarnya, dikutip Senin (24/3/2025).
Nah, agar terhindar menjadi korban penipuan phishing di media sosial selama berbelanja online pada momen Hari Raya Idulfitri, ada beberapa kiat yang dibagikan Kaspersky.
Pertama, jangan sekali-kali mengklik tautan mencurigakan yang dikirimkan melalui media sosial, teks, SMS, aplikasi messenger, atau platform lainnya.
Kedua, kenali saluran komunikasi resmi bank digital. Penting untuk mengidentifikasi saluran komunikasi resmi lainnya seperti media sosial, situs web, email, dan WhatsApp dari bank digital yang digunakan, untuk menghindari penipuan yang meniru bank terkait.
Ketiga, belanja di situs yang aman. Cari alamat URL yang dimulai dengan https://, bukan http://. Cari juga gembok tertutup pada bilah alamat peramban web. Caranya yakni dengan dengan mengeklik atau mengklik dua kali, untuk melihat detail keamanan situs tersebut.
Keempat, kelola dan lindungi kata sandi daring. Menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun daring merupakan salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk belanja daring yang aman. “Anda dapat menggunakan pengelola kata sandi untuk membantu menjaga kata sandi yang kuat pada beberapa akun,” tutur Yeo Siang Tiong.
Kelima, berhati-hatilah terhadap jenis informasi yang diminta. Jangan berikan informasi lebih dari yang diperlukan untuk menyelesaikan pembelian. Jangan pernah membagikan informasi pribadi melalui telepon, kecuali Genhype yang menelepon. Jangan pula membalas permintaan informasi pribadi yang tidak diminta, terutama kata sandi, nomor kartu kredit atau rekening bank.
Baca juga: Genhype, Yuk Mengenal Tren Velocity yang Populer di TikTok
Keenam, gunakan VPN. Jika benar-benar harus berbelanja daring saat menggunakan Wi-Fi publik, pasang solusi VPN (jaringan pribadi virtual) terlebih dahulu.
Ketujuh, cetak dan simpan catatan transaksi daring. Baca semua laporan transaksi dengan saksama saat menerimanya dan periksa apakah ada tagihan yang tidak sah. Jika ada yang tidak biasa, segera laporkan.
Terakhir, gunakan solusi keamanan yang komprehensif: Perangkat lunak keamanan siber yang andal, seperti Kaspersky Premium, dapat memblokir situs phishing dan mencegah infeksi malware.
Salah satu platform belanja daring yang populer saat ini adalah social commerce (s-commerce). Data Statista memproyeksikan pendapatan dari social commerce akan mencapai 22 persen dari seluruh transaksi e-commerce pada 2028.
Baca juga: Ini Tiga Alasan UMKM Manfaatkan Social Commerce Untuk Penjualan
Berdasarkan hasil survei, 60 persen masyarakat Indonesia merasa puas dan akan terus menggunakan s-commerce, sementara 40 persen lainnya masih menunggu pembaruan fitur menarik dari s-commerce. Hal ini merupakan hasil survei terkait jenis s-commerce yang paling banyak digunakan untuk berbelanja, antara lain TikTok, Instagram, dan Facebook.
Kendati demikian, tren belanja daring juga diiringi dengan risiko keamanan. Data terbaru Kaspersky menunjukkan bahwa pengguna TikTok menjadi sasaran empuk para penjahat siber.
Para penipu membuat halaman TikTok Shop palsu untuk mencuri kredensial penjual, yang berpotensi menimbulkan kerugian reputasi dan finansial. Skema penipuan melalui platform ini juga menyasar pengguna di Indonesia. Diketahui, pada 2024, teknologi anti-phishing Kaspersky mendeteksi 8,2 juta upaya phishing yang menargetkan pengguna Indonesia.
General Manager Kaspersky untuk Asia Tenggara, Yeo Siang Tiong mengimbau agar masyarakat Indonesia tetap waspada terutama terhadap pengumuman penjualan yang disampaikan melalui email, pesan teks, postingan media sosial, atau bahkan panggilan telepon.
“Ancaman dapat datang dari mana saja, tetapi kita dapat melindungi diri dengan kewaspadaan dan solusi keamanan yang kuat yang terpasang di perangkat kita,” ujarnya, dikutip Senin (24/3/2025).
Nah, agar terhindar menjadi korban penipuan phishing di media sosial selama berbelanja online pada momen Hari Raya Idulfitri, ada beberapa kiat yang dibagikan Kaspersky.
Pertama, jangan sekali-kali mengklik tautan mencurigakan yang dikirimkan melalui media sosial, teks, SMS, aplikasi messenger, atau platform lainnya.
Kedua, kenali saluran komunikasi resmi bank digital. Penting untuk mengidentifikasi saluran komunikasi resmi lainnya seperti media sosial, situs web, email, dan WhatsApp dari bank digital yang digunakan, untuk menghindari penipuan yang meniru bank terkait.
Ketiga, belanja di situs yang aman. Cari alamat URL yang dimulai dengan https://, bukan http://. Cari juga gembok tertutup pada bilah alamat peramban web. Caranya yakni dengan dengan mengeklik atau mengklik dua kali, untuk melihat detail keamanan situs tersebut.
Keempat, kelola dan lindungi kata sandi daring. Menggunakan kata sandi yang kuat dan berbeda untuk setiap akun daring merupakan salah satu hal terpenting yang dapat dilakukan untuk belanja daring yang aman. “Anda dapat menggunakan pengelola kata sandi untuk membantu menjaga kata sandi yang kuat pada beberapa akun,” tutur Yeo Siang Tiong.
Kelima, berhati-hatilah terhadap jenis informasi yang diminta. Jangan berikan informasi lebih dari yang diperlukan untuk menyelesaikan pembelian. Jangan pernah membagikan informasi pribadi melalui telepon, kecuali Genhype yang menelepon. Jangan pula membalas permintaan informasi pribadi yang tidak diminta, terutama kata sandi, nomor kartu kredit atau rekening bank.
Baca juga: Genhype, Yuk Mengenal Tren Velocity yang Populer di TikTok
Keenam, gunakan VPN. Jika benar-benar harus berbelanja daring saat menggunakan Wi-Fi publik, pasang solusi VPN (jaringan pribadi virtual) terlebih dahulu.
Ketujuh, cetak dan simpan catatan transaksi daring. Baca semua laporan transaksi dengan saksama saat menerimanya dan periksa apakah ada tagihan yang tidak sah. Jika ada yang tidak biasa, segera laporkan.
Terakhir, gunakan solusi keamanan yang komprehensif: Perangkat lunak keamanan siber yang andal, seperti Kaspersky Premium, dapat memblokir situs phishing dan mencegah infeksi malware.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.