Legenda Tinju George Foreman Meninggal Dunia Pada Usia 76 Tahun
22 March 2025 |
14:24 WIB
George Foreman, legenda tinju dunia yang juga dikenal sebagai pengusaha sukses dan ikon budaya pop, meninggal dunia pada usia 76 tahun pada 21 Maret 2025. Kabar duka ini mengejutkan banyak pihak, mengingat Foreman tetap aktif dalam berbagai kegiatan hingga usianya yang senja.
Selain prestasinya di dunia tinju, ia juga dikenang sebagai inovator bisnis yang sukses dengan produk pemanggang ikoniknya serta sebagai tokoh inspiratif yang kerap membagikan motivasi tentang kehidupan dan keyakinan.
Baca juga: Profil Imane Khelif Petinju Wanita Asal Aljazair yang Kontroversial di Olimpiade 2024
Keluarga Foreman mengonfirmasi kabar tersebut melalui unggahan di Instagram resmi mereka. Dalam pernyataan yang mengharukan, mereka menyampaikan, "Dengan hati yang hancur, kami mengumumkan kepergian George Edward Foreman Sr. yang meninggal dunia dengan damai, dikelilingi oleh orang-orang tercinta."
Unggahan tersebut langsung dibanjiri ucapan belasungkawa dari para penggemar, rekan sesama atlet, dan tokoh dunia yang mengagumi perjalanan hidupnya. Banyak yang mengenang bagaimana Foreman tidak hanya berjaya di atas ring, tetapi juga menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pernyataan yang sama, keluarga juga menyoroti sosok Foreman sebagai pria yang penuh iman, rendah hati, dan memiliki tujuan hidup yang kuat. Sepanjang hidupnya, ia sering berbagi kisah tentang perubahan besar yang dialaminya, dari petinju ganas menjadi seorang pendeta dan motivator yang menginspirasi banyak orang.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, Foreman dikenang sebagai seorang petinju legendaris, peraih medali emas Olimpiade, dan juara dunia kelas berat dua kali. Namun, dia juga dikenal sebagai seorang pendeta, ayah yang penuh kasih, dan seorang pengusaha yang sukses.
George Foreman lahir di Marshall, Texas, dan dibesarkan bersama enam saudara kandungnya. Kehidupan masa kecilnya tidaklah mudah. Dia hidup dalam kemiskinan, keluar dari sekolah pada usia 15 tahun, dan sempat terlibat dalam berbagai masalah.
Namun, Foreman berhasil mengubah hidupnya setelah mendapatkan GED (General Educational Development) dan menemukan minatnya pada tinju. Perjalanan kariernya dimulai di usia muda, dan pada 1968, di usia 19 tahun, dia memenangkan medali emas Olimpiade di ajang tinju di Mexico City Summer Games. Kemenangan ini menjadi awal dari karier gemilangnya di dunia olahraga.
Foreman dikenal karena gaya bertarungnya yang agresif dan kekuatan pukulannya yang luar biasa. Dia pernah menghadapi beberapa nama besar dalam dunia tinju, termasuk Muhammad Ali, Joe Frazier, José Roman, dan Ken Norton.
Salah satu pertarungan paling ikonik dalam kariernya adalah melawan Muhammad Ali dalam laga "Rumble in the Jungle" pada 1974. Meski kalah dalam pertandingan tersebut, Foreman tetap dikenang sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa.
Dia juga merebut gelar juara dunia kelas berat setelah mengalahkan Joe Frazier pada 1973 dan Michael Moorer pada 1994. Gelar terakhir ini diraihnya di usia 45 tahun, menjadikannya juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah.
Namun, perjalanan hidup Foreman tidak hanya tentang tinju. Setelah pensiun pada 1977, dia menjadi pendeta dan mulai fokus pada kehidupan spiritualnya. Dia juga terjun ke dunia bisnis dan menciptakan salah satu produk paling sukses di dunia, yaitu George Foreman Grill.
Produk tersebut menjadi fenomena global, dan Foreman dikenal dengan slogan promosi khasnya, "It’s a knockout." Kesuksesan ini tidak hanya membuatnya dikenal di luar dunia olahraga, tetapi juga menghasilkan kekayaan besar bagi Foreman.
Dua tahun lalu, kehidupan Foreman diangkat ke layar lebar melalui film biografi berjudul Big George Foreman, yang menceritakan perjalanan hidupnya dari masa kecil yang sulit hingga menjadi salah satu petinju paling berpengaruh di dunia.
Film ini juga menyoroti peran Foreman sebagai seorang ayah yang penuh kasih. Dia meninggalkan 11 dari 12 anaknya, termasuk lima putranya yang semuanya diberi nama George, serta istrinya, Mary Joan Martelly.
Kabar meninggalnya George Foreman langsung memicu gelombang duka dari berbagai kalangan, termasuk sesama atlet, penggemar olahraga, dan tokoh masyarakat. Mike Tyson, mantan juara dunia tinju, turut menyampaikan belasungkawa melalui media sosial.
"Belasungkawa untuk keluarga George Foreman. Kontribusinya untuk dunia tinju dan di luar itu tidak akan pernah dilupakan," tulis Tyson di akun resminya.
Ucapan duka juga datang dari berbagai komunitas olahraga yang mengenang Foreman sebagai simbol ketangguhan, kerja keras, dan semangat juang yang tak pernah padam.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Selain prestasinya di dunia tinju, ia juga dikenang sebagai inovator bisnis yang sukses dengan produk pemanggang ikoniknya serta sebagai tokoh inspiratif yang kerap membagikan motivasi tentang kehidupan dan keyakinan.
Baca juga: Profil Imane Khelif Petinju Wanita Asal Aljazair yang Kontroversial di Olimpiade 2024
Keluarga Foreman mengonfirmasi kabar tersebut melalui unggahan di Instagram resmi mereka. Dalam pernyataan yang mengharukan, mereka menyampaikan, "Dengan hati yang hancur, kami mengumumkan kepergian George Edward Foreman Sr. yang meninggal dunia dengan damai, dikelilingi oleh orang-orang tercinta."
Unggahan tersebut langsung dibanjiri ucapan belasungkawa dari para penggemar, rekan sesama atlet, dan tokoh dunia yang mengagumi perjalanan hidupnya. Banyak yang mengenang bagaimana Foreman tidak hanya berjaya di atas ring, tetapi juga menjadi panutan dalam kehidupan sehari-hari.
Dalam pernyataan yang sama, keluarga juga menyoroti sosok Foreman sebagai pria yang penuh iman, rendah hati, dan memiliki tujuan hidup yang kuat. Sepanjang hidupnya, ia sering berbagi kisah tentang perubahan besar yang dialaminya, dari petinju ganas menjadi seorang pendeta dan motivator yang menginspirasi banyak orang.
Dilansir dari The Hollywood Reporter, Foreman dikenang sebagai seorang petinju legendaris, peraih medali emas Olimpiade, dan juara dunia kelas berat dua kali. Namun, dia juga dikenal sebagai seorang pendeta, ayah yang penuh kasih, dan seorang pengusaha yang sukses.
George Foreman lahir di Marshall, Texas, dan dibesarkan bersama enam saudara kandungnya. Kehidupan masa kecilnya tidaklah mudah. Dia hidup dalam kemiskinan, keluar dari sekolah pada usia 15 tahun, dan sempat terlibat dalam berbagai masalah.
Namun, Foreman berhasil mengubah hidupnya setelah mendapatkan GED (General Educational Development) dan menemukan minatnya pada tinju. Perjalanan kariernya dimulai di usia muda, dan pada 1968, di usia 19 tahun, dia memenangkan medali emas Olimpiade di ajang tinju di Mexico City Summer Games. Kemenangan ini menjadi awal dari karier gemilangnya di dunia olahraga.
Foreman dikenal karena gaya bertarungnya yang agresif dan kekuatan pukulannya yang luar biasa. Dia pernah menghadapi beberapa nama besar dalam dunia tinju, termasuk Muhammad Ali, Joe Frazier, José Roman, dan Ken Norton.
Salah satu pertarungan paling ikonik dalam kariernya adalah melawan Muhammad Ali dalam laga "Rumble in the Jungle" pada 1974. Meski kalah dalam pertandingan tersebut, Foreman tetap dikenang sebagai salah satu petinju terbaik sepanjang masa.
Dia juga merebut gelar juara dunia kelas berat setelah mengalahkan Joe Frazier pada 1973 dan Michael Moorer pada 1994. Gelar terakhir ini diraihnya di usia 45 tahun, menjadikannya juara dunia kelas berat tertua dalam sejarah.
Namun, perjalanan hidup Foreman tidak hanya tentang tinju. Setelah pensiun pada 1977, dia menjadi pendeta dan mulai fokus pada kehidupan spiritualnya. Dia juga terjun ke dunia bisnis dan menciptakan salah satu produk paling sukses di dunia, yaitu George Foreman Grill.
Produk tersebut menjadi fenomena global, dan Foreman dikenal dengan slogan promosi khasnya, "It’s a knockout." Kesuksesan ini tidak hanya membuatnya dikenal di luar dunia olahraga, tetapi juga menghasilkan kekayaan besar bagi Foreman.
Dua tahun lalu, kehidupan Foreman diangkat ke layar lebar melalui film biografi berjudul Big George Foreman, yang menceritakan perjalanan hidupnya dari masa kecil yang sulit hingga menjadi salah satu petinju paling berpengaruh di dunia.
Film ini juga menyoroti peran Foreman sebagai seorang ayah yang penuh kasih. Dia meninggalkan 11 dari 12 anaknya, termasuk lima putranya yang semuanya diberi nama George, serta istrinya, Mary Joan Martelly.
Kabar meninggalnya George Foreman langsung memicu gelombang duka dari berbagai kalangan, termasuk sesama atlet, penggemar olahraga, dan tokoh masyarakat. Mike Tyson, mantan juara dunia tinju, turut menyampaikan belasungkawa melalui media sosial.
"Belasungkawa untuk keluarga George Foreman. Kontribusinya untuk dunia tinju dan di luar itu tidak akan pernah dilupakan," tulis Tyson di akun resminya.
Ucapan duka juga datang dari berbagai komunitas olahraga yang mengenang Foreman sebagai simbol ketangguhan, kerja keras, dan semangat juang yang tak pernah padam.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.