Ilustrasi puisi. (Sumber gambar: Thought catalog/Unsplash)

Hari Puisi Sedunia 21 Maret 2025, Simak Tema & Sejarahnya

21 March 2025   |   10:20 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Puisi telah lama menjadi media ekspresi yang mampu menyentuh hati, menginspirasi pikiran, serta menyatukan orang-orang lintas budaya dan generasi lewat rangkaian kata dan maknanya. Baik melalui syair berirama ataupun pertunjukan puisi kontemporer, puisi telah memainkan peran penting dalam membentuk pikiran dan emosi manusia. 

Menyadari pengaruhnya, dibuatlah World Poetry Day atau Hari Puisi Sedunia yang diperingati setiap tahun untuk menghormati seni abadi puisi, merayakan karya-karya para penyair, hingga mempromosikan pembacaan, penulisan, dan pengajaran puisi di seluruh dunia.

Hari Puisi Sedunia diperingati pada 21 Maret tiap tahunnya. Peringatan ini dibuat untuk merayakan kekuatan puisi yang abadi sebagai bentuk ekspresi manusia yang universal. Lebih dari sekadar karya sastra, puisi bisa memuat nilai-nilai kemanusiaan sehingga menjadi katalisator yang kuat untuk mendorong dialog dan perdamaian. 

Baca juga: 4 Penyair Timur Tengah dengan Bait Puisi yang Indah dan Penuh Makna 

Diperingati sejak 21 Maret 1999 oleh UNESCO, Hari Puisi Sedunia hadir untuk mempromosikan kegiatan membaca, menulis, menerbitkan, dan mengajarkan puisi sekaligus menghargai kemampuannya untuk menginspirasi kreativitas, melestarikan bahasa yang terancam punah, dan mendorong dialog antarbudaya.

Hari Puisi Sedunia bertujuan untuk melestarikan keberagaman bahasa melalui ekspresi puitis, serta mendorong apresiasi terhadap gaya puisi tradisional maupun baru yang lebih kontemporer. Hari ini berfungsi sebagai pengingat akan kekuatan kata-kata yang transformatif, yang dapat membangkitkan emosi mendalam, menantang perspektif, dan menginspirasi perubahan positif dalam masyarakat.

Dari penyair klasik seperti Shakespeare dan Rumi hingga karya sastra puisi modern, Hari Puisi Sedunia menyoroti dampak puisi terhadap peradaban manusia selama berabad-abad. 
 

d

Ilustrasi puisi. (Sumber gambar: Toa Heftiba/Unsplash)

Tema Hari Puisi Sedunia 2025

Tahun ini, Hari Puisi Sedunia mengusung tema Poetry as a Bridge for Peace and Inclusion atau puisi sebagai jembatan menuju perdamaian dan inklusi. Mengutip SDG Resource Centre, tema ini menyoroti peran transformatif puisi dalam mempromosikan perdamaian, kreativitas, dan inklusivitas. 

Puisi menghubungkan orang-orang lintas batas, menumbuhkan saling pengertian dan rasa hormat. Dengan memperkuat suara-suara yang beragam, termasuk dari komunitas yang terpinggirkan, puisi berfungsi sebagai katalisator untuk pertukaran budaya dan persatuan sosial. 

Dengan demikian, peringatan Hari Puisi Sedunia 2025 mengusung program pendidikan, inisiatif komunitas, dan acara global yang akan berfokus pada perayaan penyair, penerbitan karya dalam bahasa yang kurang dikenal, dan mendorong partisipasi dalam puisi sebagai bentuk ekspresi artistik. 
 

Sejarah Hari Puisi Sedunia

Hari Puisi Sedunia pertama kali ditetapkan oleh UNESCO pada 21 Maret 1999, selama Konferensi Umum ke-30 di Paris, Prancis. Menukil dari laman resmi UNESCO, Hari Puisi Sedunia dibuat untuk mendukung keberagaman bahasa melalui ekspresi puitis serta meningkatkan kesempatan bagi bahasa-bahasa yang terancam punah untuk didengar. 

Hari Puisi Sedunia menjadi momen untuk menghormati para penyair, menghidupkan kembali tradisi lisan pembacaan puisi, mempromosikan pembacaan, penulisan, dan pengajaran puisi, mendorong kolaborasi antara puisi dan seni lain seperti teater, tari, musik, dan lukisan, serta meningkatkan visibilitas puisi di media. 

"Disusun dalam bentuk kata-kata, diwarnai dengan gambar, dan diiringi dengan emosi yang tepat, kekuatan puisi tak tertandingi. Sebagai bentuk ekspresi intim yang membuka pintu hati dan pikiran bagi orang lain, puisi memperkaya dialog yang mengkatalisasi semua kemajuan manusia, dan lebih penting dari sebelumnya di masa yang penuh gejolak," kata Direktur Jenderal UNESCO Audrey Azoulay.

Hari Puisi Sedunia mengajak orang-orang di seluruh dunia untuk merayakan kekayaan ekspresi puitis. Ada banyak kegiatan yang bisa dilakukan untuk merayakan Hari Puisi Sedunia. Komunitas misalnya dapat menyelenggarakan acara pembacaan puisi, lokakarya, ataupun acara budaya untuk memamerkan keberagaman puisi baik lokal maupun global. 

Sementara lembaga pendidikan dapat melibatkan siswa dalam mengeksplorasi peran puisi dalam pelestarian budaya dan pemikiran kreatif. Begitupun para penyair, penulis, dan pembaca didorong untuk berbagi karya mereka, berpartisipasi dalam acara lokal, dan merayakan kekuatan transformatif kata-kata.

Baca juga: Penulis Natasha Rizky Rilis Buku Puisi Ternyata Tanpamu, Ungkai Kisah Pertemuan & Perpisahan

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

SEBELUMNYA

Resep & Cara Membuat Selai Nanas untuk Isian Nastar Lebaran

BERIKUTNYA

Jadwal Terbaru Pemesanan Penukaran Uang Lebaran 2025 di Bank Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: