Pondok Pesantren Modern Sahid Pecahkan Rekor MURI Penulisan Manuskrip Al-Qur'an Terpanjang
17 March 2025 |
14:24 WIB
Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan, Kabupaten Bogor, Jawa Barat melakukan penulisan Ulang Manuskrip Al-Qur'an Terpanjang dengan Khat Hijazi Awal. Kegiatan ini merupakan upaya pelestarian warisan literasi Islam dan akan menjadi bagian dari pencatatan Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI).
Ketua Pelaksana Rekor Muri dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ustadz Abdur Rouf Dimyati, S.Th.I, memaparkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menuju milad Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan pada 27 Mei. Adapun proses penulisan akan berlangsung pada 17 Maret 2025 sampai 27 Mei 2025.
"Penulisan ulang manuskrip Al-Qur'an akan dimulai hari ini, 17 Maret 2025, bertepatan dengan Nuzululqur'an atau hari diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad S.A.W," paparnya, Senin (17/3/2025).
Baca juga: Keren, Ponpes Modern Sahid Punya Banyak Sarana Untuk Mencetak Santri Entrepreneur
Kegiatan ini diikuti seluruh santri MI, MTs, MA, SMK, mahasiswa, sampai guru dan dosen. Sekitar 700 orang lebih terlibat dalam penulisan Al-Qur'an terpanjang menggunakan khat Hijazi awal. Khat alias tulisan tangan atau coretan pena Hijazi, merupakan khat tertua yang menjadi warisan awal perkembangan islam.
"Kalau Al-Qur'an yang kita tahu sekarang menggunakan huruf Hijaiyah, sebelumnya menggunakan khat hijazi awal yang belum ada tanda bacanya," ujar Abdur.
Teknis Penulisan Ulang Manuskrip Al-Qur'an Terpanjang dengan Khat Hijazi Awal pelaksanaannya dilakukan secara bergantian oleh sekitar 80 lebih santri dalam sebuah ruangan. Terdapat meja panjang yang di atasnya sudah dihamparkan kertas putih dengan tulisan Al-Qur'an.
Pada dasarnya para santri tidak menulis dari kertas kosong, melainkan hanya menebalkan tulisan saja. Nanti hasilnya akan digulung dan disimpan di Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan.
Penulisan ulang Al-Qur'an tersebut dibuat dengan metode klasik, menggunakan bambu sebagai mata penanya dan tinta China yang dicampur pewarna coklat.
Syaifuddin, Kepala Seksi Koleksi dan Pameran Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, mengungkapkan bahwa mushaf atau arsip lembaran Al-Qur’an kuno dengan khat Hijazi awal masih tersimpan di Uzbekistan.
"Mushaf tersebut pertama kali ditulis pada zaman Khalifah Utsman bin Affan," ujarnya.
Al-Qur'an yang ditulis menggunakan khat hijazi tidak memiliki tanda baca. Kmudian tanda baca mulai ditambahkan pada masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Ditandai dengan meletakkan tanda baca (i'rab) pada setiap kalimat dalam bentuk titik. Tujuannya adalah menghindari kesalahan membaca yang dapat mengubah makna ayat.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah. Para ulama menambahkan tanda harakat seperti dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Selanjutnya mulai berkembang ilmu tajwid, yakni aturan-aturan dalam pengucapan huruf dan bacaan Al-Qur'an agar sesuai dengan kaidah yang benar.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Ketua Pelaksana Rekor Muri dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Ustadz Abdur Rouf Dimyati, S.Th.I, memaparkan bahwa kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka menuju milad Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan pada 27 Mei. Adapun proses penulisan akan berlangsung pada 17 Maret 2025 sampai 27 Mei 2025.
"Penulisan ulang manuskrip Al-Qur'an akan dimulai hari ini, 17 Maret 2025, bertepatan dengan Nuzululqur'an atau hari diturunkannya Al-Qur'an kepada Nabi Muhammad S.A.W," paparnya, Senin (17/3/2025).
Baca juga: Keren, Ponpes Modern Sahid Punya Banyak Sarana Untuk Mencetak Santri Entrepreneur
Al Quran dengan khat Hijazi (Sumber Foto: Hypeabis.id/ Kintan Nabila)
Kegiatan ini diikuti seluruh santri MI, MTs, MA, SMK, mahasiswa, sampai guru dan dosen. Sekitar 700 orang lebih terlibat dalam penulisan Al-Qur'an terpanjang menggunakan khat Hijazi awal. Khat alias tulisan tangan atau coretan pena Hijazi, merupakan khat tertua yang menjadi warisan awal perkembangan islam.
"Kalau Al-Qur'an yang kita tahu sekarang menggunakan huruf Hijaiyah, sebelumnya menggunakan khat hijazi awal yang belum ada tanda bacanya," ujar Abdur.
Teknis Penulisan Ulang Manuskrip Al-Qur'an Terpanjang dengan Khat Hijazi Awal pelaksanaannya dilakukan secara bergantian oleh sekitar 80 lebih santri dalam sebuah ruangan. Terdapat meja panjang yang di atasnya sudah dihamparkan kertas putih dengan tulisan Al-Qur'an.
Pada dasarnya para santri tidak menulis dari kertas kosong, melainkan hanya menebalkan tulisan saja. Nanti hasilnya akan digulung dan disimpan di Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan.
Penulisan ulang Al-Qur'an tersebut dibuat dengan metode klasik, menggunakan bambu sebagai mata penanya dan tinta China yang dicampur pewarna coklat.
Sejarah Penulisan Ulang Al-Qur’an
Penulisan Ulang Manuskrip Al-Qur'an Terpanjang dengan Khat Hijazi Awal oleh santri Pondok Pesantren Modern Sahid Pamijahan. (Sumber foto: Hypeabis.id/Eusebio Chrysnamurti)
Syaifuddin, Kepala Seksi Koleksi dan Pameran Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an, Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama RI, mengungkapkan bahwa mushaf atau arsip lembaran Al-Qur’an kuno dengan khat Hijazi awal masih tersimpan di Uzbekistan.
"Mushaf tersebut pertama kali ditulis pada zaman Khalifah Utsman bin Affan," ujarnya.
Al-Qur'an yang ditulis menggunakan khat hijazi tidak memiliki tanda baca. Kmudian tanda baca mulai ditambahkan pada masa Khalifah Muawiyah bin Abi Sufyan. Ditandai dengan meletakkan tanda baca (i'rab) pada setiap kalimat dalam bentuk titik. Tujuannya adalah menghindari kesalahan membaca yang dapat mengubah makna ayat.
Perkembangan selanjutnya terjadi pada masa Dinasti Abbasiyah. Para ulama menambahkan tanda harakat seperti dhammah, fathah, kasrah, dan sukun. Selanjutnya mulai berkembang ilmu tajwid, yakni aturan-aturan dalam pengucapan huruf dan bacaan Al-Qur'an agar sesuai dengan kaidah yang benar.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.