Brand UMKM Heylocal Pecahkan 2 Rekor MURI
02 November 2021 |
17:26 WIB
Brand UMKM wanita, Heylocal mengumumkan pencatatan pencapaian Rekor Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI) yang berhasil memecahkan 2 kategori rekor berbeda, Selasa (2/11). Kategori yang berhasil dipecahkan yakni Penjualan Produk Mukena Terbanyak melalui situs web dalam waktu 1 menit, dan Penjualan Produk Tas Wanita Terbanyak melalui situs web dalam waktu 1 menit.
Founder Heylocal Nadya Rosmalina menuturkan dirinya tidak pernah menyiapkan atau secara khusus merencanakan target memecahkan rekor MURI dan bisnisnya hanya bagian dari aktivitas sehari-hari.
"Kami tentunya sangat bangga dengan pencapaian ini, tapi disisi lain kami juga ingin menjadikan pencapaian ini bukan sebagai puncak, melainkan titik awal perjuangan untuk terus berkembang dan melangkah kedepan. Tentunya juga kami berharap pencapaian kami dapat menjadi inspirasi bagi setiap wanita pelaku UMKM dan pengusaha di seluruh Indonesia," ujarnya melalui siaran pers.
Berdasarkan data dari International Finance Corporation (IFC) saat ini jumlah UMKM wanita di Indonesia mencapai 30,6 juta unit.
Tidak sedikit UMKM ini muncul di masa pandemi dengan data dari riset Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia (LPEM FEB UI) menunjukkan terdapat 18,6 persen pelaku UMKM wanita yang baru memulai bisnis di masa pandemi COVID-19 dan bergabung ke platform daring.
UMKM tidak luput dari dampak pandemi dan ada banyak pemilik bisnis, khususnya perempuan, yang mencoba melawan tantangan pasar dan berupaya untuk terus mengembangkan bisnis dengan situasi baru.
Nadya mengakui bahwa memulai bisnis dan mengembangkan bisnis tentunya bukan merupakan hal yang mudah, namun usaha dan sikap optimistisnya berhasil membangun bisnis hingga saat ini.
Heylocal merupakan bisnis rintisan Nadya bersama suami Dimas Mairyan. Produk-produk yang dijual Heylocal diantaranya termasuk hijab, busana, sepatu, tas dan juga item fashion lainnya.
Bersama dengan Dimas, Nadya telah sukses membangun brand lain, seperti Heymale, yang merupakan brand UMKM yang berfokus pada produk fashion bagi pria.
“Iya benar kondisi yang ada saat ini memang tidak bisa dikatakan baik-baik saja, dilihat dari sudut pandang manapun kondisinya masih sangat sulit. Dari sisi ekonomi, daya beli, dan aktivitas masih amat sangat terbatas. Namun pesan yang ingin kami sampaikan, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk berhenti tumbuh, dan tentunya kami berharap kita semua dapat menemukan berkah di balik kondisi sulit saat ini,” kata Nadya.
Editor: Fajar Sidik
Founder Heylocal Nadya Rosmalina menuturkan dirinya tidak pernah menyiapkan atau secara khusus merencanakan target memecahkan rekor MURI dan bisnisnya hanya bagian dari aktivitas sehari-hari.
"Kami tentunya sangat bangga dengan pencapaian ini, tapi disisi lain kami juga ingin menjadikan pencapaian ini bukan sebagai puncak, melainkan titik awal perjuangan untuk terus berkembang dan melangkah kedepan. Tentunya juga kami berharap pencapaian kami dapat menjadi inspirasi bagi setiap wanita pelaku UMKM dan pengusaha di seluruh Indonesia," ujarnya melalui siaran pers.
Berdasarkan data dari International Finance Corporation (IFC) saat ini jumlah UMKM wanita di Indonesia mencapai 30,6 juta unit.
Founder Heylocal Nadya Rosmalina. (Dok. Heylocal)
UMKM tidak luput dari dampak pandemi dan ada banyak pemilik bisnis, khususnya perempuan, yang mencoba melawan tantangan pasar dan berupaya untuk terus mengembangkan bisnis dengan situasi baru.
Nadya mengakui bahwa memulai bisnis dan mengembangkan bisnis tentunya bukan merupakan hal yang mudah, namun usaha dan sikap optimistisnya berhasil membangun bisnis hingga saat ini.
Heylocal merupakan bisnis rintisan Nadya bersama suami Dimas Mairyan. Produk-produk yang dijual Heylocal diantaranya termasuk hijab, busana, sepatu, tas dan juga item fashion lainnya.
Bersama dengan Dimas, Nadya telah sukses membangun brand lain, seperti Heymale, yang merupakan brand UMKM yang berfokus pada produk fashion bagi pria.
“Iya benar kondisi yang ada saat ini memang tidak bisa dikatakan baik-baik saja, dilihat dari sudut pandang manapun kondisinya masih sangat sulit. Dari sisi ekonomi, daya beli, dan aktivitas masih amat sangat terbatas. Namun pesan yang ingin kami sampaikan, jangan jadikan ini sebagai alasan untuk berhenti tumbuh, dan tentunya kami berharap kita semua dapat menemukan berkah di balik kondisi sulit saat ini,” kata Nadya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.