Mengenal Taara Google, Proyek Internet Cepat Lewat Sinar Cahaya
10 March 2025 |
13:00 WIB
Google kembali mengumumkan perkembangan terbaru dari inovasi canggihnya bernama Taara. Ini merupakan proyek inisiatif dari X laboratorium inovasi di bawah naungan Alphabet (induk perusahaan Google), yang bertujuan menyediakan konektivitas internet berkecepatan tinggi dan terjangkau ke berbagai penjuru dunia.
Namun, teknologi yang diusung Taara berbeda. Alih-alih menggunakan kabel serat optik tradisional, Taara mentransmisikan data melalui sinar cahaya yang sangat sempit dan tak terlihat, menciptakan jaringan ‘serat optik di udara’ yang fleksibel dan efisien.
Proyek Taara berawal dari kegelisahan para peneliti Google yang melihat ada kesenjangan konektivitas. Menurut mereka, masih ada sekitar 3 miliar orang di dunia yang belum terhubung ke internet, sedangkan miliaran lainnya menghadapi koneksi lambat, tidak stabil, dan mahal.
Meskipun serat optik dianggap sebagai standar untuk membangun konektivitas berkecepatan tinggi, pemasangannya sering kali mahal, tidak praktis, atau secara geografis tidak memungkinkan. Taara ingin menjawa solusi tersebut.
Baca juga: Sambut Era AI Agentic, Google Rilis Gemini 2.0 yang Bisa Bikin Gambar Hingga Analisis Gim
Taara menggunakan teknologi komunikasi optik nirkabel untuk mentransmisikan data melalui sinar cahaya yang sangat sempit dan tak terlihat. Ini membuatnya lebih mudah dipasang di area yang sulit dijangkau oleh serat optik tradisional, seperti di atas sungai, medan terjal, atau di wilayah yang tidak aman untuk penggalian kabel.
"Seiring dengan melonjaknya permintaan data, solusi konektivitas yang ada sudah mencapai batasnya. Bagaimana jika kita dapat memanfaatkan kekuatan cahaya untuk menghadirkan koneksi yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien, tanpa memerlukan kabel?" ungkap Manajer Umum Taara Mahesh Krishnaswamy di laman resmi Taara.
Dikembangkan selama tujuh tahun, Taara mulanya menggunakan perangkat besar seukuran lampu lalu lintas untuk menangkap dan mengirim sinyal. Akan tetapi, kini tim riset Google berhasil melakukan pembaharuan signifikan dalam hal ukuran.
Teknologi ini kini bisa digunakan hanya menggunakan sebuah chip silikon berukuran 13mm saja. Tak hanya itu, secara kecepatan, perangkat ini juga sudah jauh lebih canggih.
Selama uji lab, tim berhasil mentransmisikan data 10 Gbps (gigabit per detik) sejauh 1 kilometer di luar ruangan menggunakan dua chip Taara. Ini adalah pertama kalinya chip fotonik silikon mencapai transmisi data berkapasitas tinggi pada jarak ini.
Tim berupaya memperluas jangkauan dan kapasitas chip dengan mengembangkan iterasi dengan ribuan pemancar. Targetnya ialah kecepatan hingga 20 Gbps dalam jarak 20 kilometer.
Taara dikembangkan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh serat optik, seperti biaya pemasangan yang mahal dan hambatan geografis. Teknologi ini juga menawarkan solusi bagi daerah perkotaan yang padat serta wilayah terpencil.
Proyek ini telah diuji di berbagai lokasi, termasuk di kepulauan Karibia yang mengalami gangguan kabel bawah laut serta di kota-kota India yang belum terjangkau jaringan 5G.
Baca juga: Google Kembangkan Jarvis, Agen AI yang Bisa Pesan Tiket Pesawat hingga Menyusun Riset
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Namun, teknologi yang diusung Taara berbeda. Alih-alih menggunakan kabel serat optik tradisional, Taara mentransmisikan data melalui sinar cahaya yang sangat sempit dan tak terlihat, menciptakan jaringan ‘serat optik di udara’ yang fleksibel dan efisien.
Proyek Taara berawal dari kegelisahan para peneliti Google yang melihat ada kesenjangan konektivitas. Menurut mereka, masih ada sekitar 3 miliar orang di dunia yang belum terhubung ke internet, sedangkan miliaran lainnya menghadapi koneksi lambat, tidak stabil, dan mahal.
Meskipun serat optik dianggap sebagai standar untuk membangun konektivitas berkecepatan tinggi, pemasangannya sering kali mahal, tidak praktis, atau secara geografis tidak memungkinkan. Taara ingin menjawa solusi tersebut.
Baca juga: Sambut Era AI Agentic, Google Rilis Gemini 2.0 yang Bisa Bikin Gambar Hingga Analisis Gim
Versi awal Taara (Sumber gambar: Website: X Company)
"Seiring dengan melonjaknya permintaan data, solusi konektivitas yang ada sudah mencapai batasnya. Bagaimana jika kita dapat memanfaatkan kekuatan cahaya untuk menghadirkan koneksi yang lebih baik, lebih cepat, dan lebih efisien, tanpa memerlukan kabel?" ungkap Manajer Umum Taara Mahesh Krishnaswamy di laman resmi Taara.
Dikembangkan selama tujuh tahun, Taara mulanya menggunakan perangkat besar seukuran lampu lalu lintas untuk menangkap dan mengirim sinyal. Akan tetapi, kini tim riset Google berhasil melakukan pembaharuan signifikan dalam hal ukuran.
Teknologi ini kini bisa digunakan hanya menggunakan sebuah chip silikon berukuran 13mm saja. Tak hanya itu, secara kecepatan, perangkat ini juga sudah jauh lebih canggih.
Selama uji lab, tim berhasil mentransmisikan data 10 Gbps (gigabit per detik) sejauh 1 kilometer di luar ruangan menggunakan dua chip Taara. Ini adalah pertama kalinya chip fotonik silikon mencapai transmisi data berkapasitas tinggi pada jarak ini.
Versi chip Taara (Sumber gambar: Website: X Company)
Taara dikembangkan untuk mengatasi tantangan yang dihadapi oleh serat optik, seperti biaya pemasangan yang mahal dan hambatan geografis. Teknologi ini juga menawarkan solusi bagi daerah perkotaan yang padat serta wilayah terpencil.
Proyek ini telah diuji di berbagai lokasi, termasuk di kepulauan Karibia yang mengalami gangguan kabel bawah laut serta di kota-kota India yang belum terjangkau jaringan 5G.
Baca juga: Google Kembangkan Jarvis, Agen AI yang Bisa Pesan Tiket Pesawat hingga Menyusun Riset
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.