Asupan makanan sehat saat berpuasa (Sumber Foto: Freepik)

Langkah-langkah Aman Berpuasa untuk Pengidap Penyakit Ginjal

06 March 2025   |   08:54 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Pasien penyakit ginjal yang ingin ikut menjalankan ibadah puasa, tentu memerlukan perhatian khusus. Selalu konsultasikan dengan dokter sebelum memulai puasa untuk menilai kondisi kesehatan dan mendapatkan rekomendasi berpuasa yang aman.

Shafi Malik, Konsultan Nefrologi di Rumah Sakit Queen Elizabeth, Birmingham, memaparkan apa yang perlu diperhatikan oleh pengidap penyakit ginjal kronis (PGK) yang ingin berpuasa di bulan Ramadan.

Baca juga:  5 Jenis Makanan yang Wajib Dihindari Demi Kesehatan Ginjal

"Saya cenderung menggolongkan pasien dengan penyakit ginjal risiko rendah atau sedang, risiko tinggi, dan risiko sangat tinggi," katanya, dikutip dari Kidney Care UK.

Menurutnya, pasien yang berisiko rendah atau sedang boleh berpuasa. Sedangkan mereka yang berisiko tinggi sebaiknya tidak berpuasa, apalagi yang berada dalam kelompok sangat tinggi sama sekali tidak disarankan untuk berpuasa karena bisa menimbulkan komplikasi.

Pasien dengan risiko rendah atau sedang adalah mereka yang memiliki penyakit ginjal stabil dan fungsi ginjal stabil. Umumnya, orang-orang ini adalah penderita penyakit ginjal kronis (PGK) stadium 1-3. Jika fungsi ginjal stabil, seharusnya mereka dapat berpuasa tanpa komplikasi besar. Namun, sebaiknya diskusikan dengan dokter supaya bisa berpuasa dengan aman.

Pasien berisiko tinggi dan sangat berisiko adalah mereka yang memiliki fungsi ginjal tidak stabil. Umumnya orang-orang ini menderita penyakit ginjal kronis stadium 4-5 atau memiliki kondisi kesehatan terkait lainnya. 

Jika fungsi ginjal menurun, pasien akan dianggap berisiko tinggi atau sangat tinggi. Kondisi ini tidak disarankan untuk berpuasa karena selama periode tersebut ada peningkatan risiko dehidrasi dan fungsi ginjal akan terpengaruh. 

Selain itu, beberapa pasien dalam kategori ini mungkin memiliki keseimbangan cairan dan pembatasan garam yang ketat. Dengan demikian, akan sulit memenuhi persyaratan tersebut sambil memenuhi asupan gizi dan hidrasi yang cukup untuk bisa berpuasa dengan aman.
 
Bagi pasien dengan penyakit ginjal risiko rendah yang ingin berpuasa, sebaiknya minta dokter untuk menyusun rencana pemantauan sepanjang Ramadan. Rencana ini mencakup pemantauan fungsi ginjal, kadar fosfat dan kalium, tekanan darah, retensi cairan, berat badan, dan kadar gula darah.

Rencana pemantauan tersebut mungkin bisa berbeda-beda antar pasien dengan penyakit ginjal. Misalnya, jika pasien juga memiliki komplikasi diabetes, disarankan untuk menambahkan pemeriksaan kadar gula darah setiap hari ke dalam rencana tersebut.

Selain itu, saat puasa pasien mungkin memerlukan perubahan pengobatan, termasuk kategori risiko rendah atau sedang sekalipun. Misalnya, pengobatan tekanan darah mungkin perlu diubah, karena tidak minum air selama puasa dapat mengubah tekanan darah. 

Waktu, frekuensi, dan jenis pengobatan mungkin juga harus diubah. Lantaran kita hanya bisa minum obat di malam hari setelah waku berbuka puasa. 

Selain itu, pasien yang menjalani semua bentuk hemodialisis atau terapi cuci darah masuk ke dalam kategori penyakit ginjal risiko sangat tinggi. 

Mereka akan kesulitan untuk berpuasa karena disanjurkan untuk membatasi asupan cairan, selain mengatur asupan kalium, kalsium, dan fosfat, karena ginjal mereka tidak lagi berfungsi optimal dalam mengeluarkan kelebihan cairan dari tubuh. 

Jika pasien yang menjalani hemodialisis, tapi ingin tetap berpuasa mintalah untuk mengubah jadwal dialisis di malam hari setelah berbuka puasa sehingga mereka bisa makan dan minum selama perawatan. Namun, kembali lagi semuanya harus berada dalam pengawasan dokter.
 

Tip Berpuasa dengan Aman untuk Pengidap Penyakit Ginjal

  1. Jaga porsi makan sama seperti sebelum Ramadan. Lebih baikmakan dalam porsi yang lebih kecil dan lebih teratur daripada makan dalam porsi besar.
  2. Konsumsi makanan sehat dan bergizi seimbang sehingga pasien memiliki nutrisi yang cukup untuk berpuasa di hari berikutnya.
  3. Saat sahur, lebih baik mengonsumsi karbohidrat kompleks seperti oat, gandum, kacang polong, kacang kedelai, kentang, ubi jalar, dan lainnya karena kaya akan serat, mineral, dan vitamin. Makanan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk dicerna dan diserap tubuh sehingga lebih mengenyangkan.
  4. Jangan minum dalam jumlah banyak segera setelah berbuka puasa untuk menghindari kelebihan cairan, batasi asupan cairan selama berbuka dan sahur. Hindari minuman bersoda dan berkafein.
  5. Hindari mengonsumsi makanan yang digoreng saat berbuka, pertimbangkan untuk memanggang atau membakarnya
  6. Olahraga sanga penting, cobalah berjalan kaki keliling kompleks atau ke tempat ibadah setempat.
Baca juga7 Penyebab Gagal Ginjal yang Sering Dianggap Remeh

Editor: Puput Ady Sukarno
 

SEBELUMNYA

Cara Menyelamatkan Mobil yang Terkena Banjir untuk Minimalisir Kerusakan

BERIKUTNYA

Kiat Menjaga Kesehatan & Kebersihan Gigi dan Mulut di Bulan Puasa

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: