Simak 5 Tips untuk Menerapkan Gaya Hidup Minimalis
06 September 2021 |
19:24 WIB
Gaya hidup minimalis makin populer dalam beberapa tahun terakhir berkat Metode KonMari Marie Kondo dan munculnya rumah mungil, tetapi ini bukan hal baru. Minimalisme telah berkembang menjadi cara hidup yang menekankan hidup dengan lebih sedikit kepemilikan — dan dengan demikian lebih menghargai apa yang kita punya.
Kyle Chayka, penulis The Longing for Less: Living with Minimalism, menulis bahwa hidup minimalis sebenarnya berakar pada agama Buddha, dan pertama kali diciptakan pada pertengahan tahun 60-an oleh seorang ahli teori seni Inggris.
Meskipun gaya hidup minimalis dapat didefinisikan dalam banyak cara, biasanya ada satu tema pemersatu umum untuk gerakan ini: filosofi hidup sederhana atau hidup dengan lebih sedikit.
Hingga kini mungkin masih banyak orang yang berpikir bahwa hidup minimalis menata sudut rumah dengan tampilan khusus, identik dengan gaya Skandinavian, dengan meja putih bersih atau lemari yang hanya diisi 30 potong pakaian.
"Minimalisme adalah mendorong kita untuk menghargai hal berharga yang kita miliki hidup dengan menghilangkan apa aja yang mengalihkan perhatian kita darinya," kata Joshua Becker, penulis blog Becoming Minimalist dan penulis The Minimalist Home: A Room-by-Room Guide to a Decluttered, Refocused Life.
Minimalisme dapat diterapkan pada banyak bidang kehidupan kita — jadwal sehari-hari, hubungan dengan orang lain, dan banyak lagi — tetapi bagian sentral dari kehidupan minimalis seringkali adalah rumah.
Menurut Becker, rumah minimalis memiliki tempat untuk setiap barang yang kita punya.
Dengan demikian, gaya hidup minimalis biasanya melibatkan pengurangan, penataan, dan meminimalkan isi rumah — semuanya untuk menjalani gaya hidup yang lebih sederhana dan lebih terarah.
Berikut ini prinsip-prinsip hidup minimalis sehingga kita dapat merasakan kebebasan hidup yang manis dengan lebih sedikit barang — dengan cara kita sendiri.
1. Evaluasi dan periksa prioritasmu.
Langkah pertama untuk hidup minimalis adalah melangkah mundur dan mengamati. Periksa rumah, barang-barang, gaya hidup, dan sikap kalian dari perspektif objektif.
Apakah Kamu memiliki beberapa versi dari item yang sama? Apakah kamu merasa stres karena mencoba mencari tempat untuk menyimpan pakaian yang tidak pernah dipakai?
Apakah kamu menghabiskan lima menit di dapur mencari tutup yang tepat untuk wadah plastik?
Semakin kita dapat melihat detail kehidupan melalui lensa objektif tanpa filter, semakin jelas kita dapat melihat apa yang ingin diubah.
2. Rapikan setiap area di rumah.
Yang satu ini tidak perlu dikatakan lagi. Untuk hidup dengan lebih minimalis, kalian harus menyingkirkan banyak hal, yang terkadang terasa berlebihan dan sulit. Memulai memang bagian paling sulit.
Tapi setelah kalian berkomitmen untuk membersihkan rumah, proses decluttering yang sebenarnya akan mulai terasa mudah untuk dikelola, bahkan mungkin menyenangkan.
Mulai dari yang paling sederhana, eliminasi jenis barang yang sama yang kalian miliki dalam jumlah banyak. Selanjutnya, singkirkan semua yang tidak digunakan atau bahkan dilihat. Tumpukan majalah? Box belanja online? Majalah lama? Buang semuanya.
Saat kalian emeriksa barang-barang Anda, fokuslah untuk membuang bukan hanya barang-barang yang tidak digunakan, tetapi juga barang-barang yang tidak membawa kegembiraan atau makna dalam hidup.
Kalau kalian punya barang dan tidak bisa terpisah dengan barang tersebut, simpan di gudang atau kotak penyimpanan.
Kyle Chayka, penulis The Longing for Less: Living with Minimalism, menulis bahwa hidup minimalis sebenarnya berakar pada agama Buddha, dan pertama kali diciptakan pada pertengahan tahun 60-an oleh seorang ahli teori seni Inggris.
Meskipun gaya hidup minimalis dapat didefinisikan dalam banyak cara, biasanya ada satu tema pemersatu umum untuk gerakan ini: filosofi hidup sederhana atau hidup dengan lebih sedikit.
Hingga kini mungkin masih banyak orang yang berpikir bahwa hidup minimalis menata sudut rumah dengan tampilan khusus, identik dengan gaya Skandinavian, dengan meja putih bersih atau lemari yang hanya diisi 30 potong pakaian.
"Minimalisme adalah mendorong kita untuk menghargai hal berharga yang kita miliki hidup dengan menghilangkan apa aja yang mengalihkan perhatian kita darinya," kata Joshua Becker, penulis blog Becoming Minimalist dan penulis The Minimalist Home: A Room-by-Room Guide to a Decluttered, Refocused Life.
Minimalisme dapat diterapkan pada banyak bidang kehidupan kita — jadwal sehari-hari, hubungan dengan orang lain, dan banyak lagi — tetapi bagian sentral dari kehidupan minimalis seringkali adalah rumah.
Menurut Becker, rumah minimalis memiliki tempat untuk setiap barang yang kita punya.
Dengan demikian, gaya hidup minimalis biasanya melibatkan pengurangan, penataan, dan meminimalkan isi rumah — semuanya untuk menjalani gaya hidup yang lebih sederhana dan lebih terarah.
Berikut ini prinsip-prinsip hidup minimalis sehingga kita dapat merasakan kebebasan hidup yang manis dengan lebih sedikit barang — dengan cara kita sendiri.
Ilustrasi (Photo by Ksenia Chernaya from Pexels)
Langkah pertama untuk hidup minimalis adalah melangkah mundur dan mengamati. Periksa rumah, barang-barang, gaya hidup, dan sikap kalian dari perspektif objektif.
Apakah Kamu memiliki beberapa versi dari item yang sama? Apakah kamu merasa stres karena mencoba mencari tempat untuk menyimpan pakaian yang tidak pernah dipakai?
Apakah kamu menghabiskan lima menit di dapur mencari tutup yang tepat untuk wadah plastik?
Semakin kita dapat melihat detail kehidupan melalui lensa objektif tanpa filter, semakin jelas kita dapat melihat apa yang ingin diubah.
2. Rapikan setiap area di rumah.
Yang satu ini tidak perlu dikatakan lagi. Untuk hidup dengan lebih minimalis, kalian harus menyingkirkan banyak hal, yang terkadang terasa berlebihan dan sulit. Memulai memang bagian paling sulit.
Tapi setelah kalian berkomitmen untuk membersihkan rumah, proses decluttering yang sebenarnya akan mulai terasa mudah untuk dikelola, bahkan mungkin menyenangkan.
Mulai dari yang paling sederhana, eliminasi jenis barang yang sama yang kalian miliki dalam jumlah banyak. Selanjutnya, singkirkan semua yang tidak digunakan atau bahkan dilihat. Tumpukan majalah? Box belanja online? Majalah lama? Buang semuanya.
Saat kalian emeriksa barang-barang Anda, fokuslah untuk membuang bukan hanya barang-barang yang tidak digunakan, tetapi juga barang-barang yang tidak membawa kegembiraan atau makna dalam hidup.
Kalau kalian punya barang dan tidak bisa terpisah dengan barang tersebut, simpan di gudang atau kotak penyimpanan.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.