MUFFEST+ 2025 (Sumber Foto: Hypeabis.id/Abdurachman)

MUFFEST+ 2025 Ungkap Peluang & Tantangan Indonesia Sebagai Pusat Modest Fashion Dunia

21 February 2025   |   09:07 WIB
Image
Kintan Nabila Jurnalis Hypeabis.id

Indonesia memiliki potensi besar untuk menjadi pemain utama dalam industri modest fashion global. Sebagai negara dengan populasi muslim terbesar di dunia, negeri ini punya peluang untuk terus memperluas pengaruhnya ke pasar internasional.

Terlebih didukung oleh kekayaan wastra Nusantara serta kreativitas desainer dan jenama lokal yang terus menghadirkan inovasi dalam desain, material, dan teknik produksinya. Penggabungan unsur tradisional dan modern, serta tanpa menyalahi kaidah-kaidah busana sopan, membuat koleksi modest fashion Indonesia terlihat unik dan menarik di pasar global. 

Reni Yanita, Direktur Jenderal Industri Kecil Menengah & Aneka Kementerian Perindustrian RI, memaparkan, pasar ekonomi islam di dunia memiliki peluang besar untuk tumbuh pada tahun-tahun mendatang. 

Baca juga: Fashion Show Busana Modest MUFFEST+ 2025 Digelar 20-23 Februari di JCC Senayan

Berdasarkan data State of Global Islamic Economic Report 2023-2024, diprediksi pengeluaran konsumen terhadap enam sektor komoditi ekonomi islam dapat mencapai US$3,1 triliun pada 2027, dibandingkan dua tahun lalu yang hanya sebesar US$2,29 triliun.

"Dari enam sektor ekonomi Islam yang mencakup makanan, fesyen, media & rekreasi, travel, farmasi, dan kosmetik, sektor fesyen muslim menempati posisi kedua tertinggi," ujarnya.
 

Opening Ceremony MUFFEST+ 2025 (Sumber Foto: Hypeabis.id/abdurachman)

Opening Ceremony MUFFEST+ 2025 (Sumber Foto: Hypeabis.id/abdurachman)

Konsumsi fesyen muslim di dunia diprediksi akan terus bertumbuh, pada 2027 nilainya diproyeksi mencapai US$428 miliar. Dengan demikian dari angka US$3,1 triliun, fesyen muslim mengambil bagian sekitar 15 persennya.

Sementara di Indonesia sendiri pasar produk halal-nya sangat besar, ini karena hampir 87 persen penduduk di negara ini beragama Islam, serta merupakan yang terbesar di dunia. Proyeksi konsumsi barang atau jasa halal di Indonesia pada 2025 mencapai US$330,5 miliar. Pakaian jadi sektor tertinggi kedua yang dikonsumsi di pasar syariah Indonesia. 
 
"Pasar fesyen muslim yang besar ini memberikan gambaran, bahwa ada potensi pertumbuhan dari industri tersebut khususnya di Indonesia, terlebih negara kita kerap memasok kebutuhan fesyen muslim, baik pada pasar dalam negeri maupun luar negeri," kata Reni Yanita. 
 

Tantangan Modest Fashion Indonesia 

Berdasarkan data State of Global Islamic Economic Report 2023-2024, Indonesia menduduki peringkat ketiga sebagai negara yang mendominasi ekosistem fesyen muslim setelah Turki dan Malaysia. Akan tetapi, ekspor produk fesyen ke negara Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di kawasan Asia, Afrika, dan Timur Tengah pada 2022 masih didominasi oleh negara China, Turki, dan India. 

"Jadi kita hanya mendominasi di ekosistemnya tetapi belum berhasil menjadi tiga besar untuk ekspornya, ini menjadi tantangan bagaimana pasar dunia yang begitu besar ini bisa dioptimalkan," ujar Reni Yanita. 

Dengan potensi pasar dan perkembangan industri fesyen muslim yang ada, menurutnya, penting sekali bagi Indonesia untuk bisa optimis memaksimalkan penguasaan pasar domestik, sekaligus meningkatkan daya saing di pasar global.

Reni menyarankan supaya para pelaku industri fesyen bisa mengaktualisasi diri melalui keikutsertaan pada ajang fashion show dan pameran, serta terus mengembangkan produknya agar bisa bersaing di pasar global. "Dengan ikut di ajang-ajang pameran, minimal dunia akan tahu potensi Indonesia dan potret industri fesyen muslim-nya seperti apa," katanya.

Selain itu, supaya modest fashion bisa menjadi tuan rumah di negeri sendiri, para desainer dan jenama lokal diharapkan bisa bekerja sama dengan industri pakaian jadi dalam negeri. Lantaran potensinya yang besar sekali sebagai mitra, dengan jumlah tenaga kerjanya yang mencapai 2,7 juta pekerja dan 569.000 industrinya.

Lebih lanjut Reni memaparkan, Kementerian perindustrian telah melakukan berbagai upaya untuk mendukung ekosistem industri modest fashion, seperti peningkatan kompetensi SDM, pengembangan kualitas produk, fasilitasi sertifikasi halal, bantuan mesin peralatan, unit pendidikan dan balai program inkubasi fesyen, hingga penyediaan akses promosi dan pameran.

"Dari direktorat Industri Kecil Menengah & Aneka, sudah ada balai pemberdayaan industri fesyen dan kriya di Denpasar, pelaku modest fashion bisa memanfaatkan baik dari SDM-nya maupun produknya," katanya. 

Baca juga: Ragam Wastra dalam Busana Modest Karya Desainer Indonesia dan Malaysia di IN2MF 2024
 

Indonesia Sebagai Pusat Modest Fashion Dunia

Lenny Agustin, Chairman of Indonesian Fashion Chamber (IFC) memaparkan, Indonesia masih punya banyak pekerjaan rumah untuk menjadikan Indonesia sebagai salah satu pusat modest fashion dunia.  

"Saat ini industri busana muslim Indonesia bisa dibilang sudah maju dan kuat di dalam negeri, serta mendapat pengakuan secara internasional, namun PR kita masih sangat banyak," kata Agustin di opening ceremony MUFFEST+ 2025.

Melalui perhelatan modest fashion seperti MUFFEST+ yang telah memasuki tahun ke-10, lanjutnya, menunjukan keseriusan dan konsistensi IFC untuk mengangkat modest fashion Indonesia, serta ekosistem di dalamnya untuk makin eksis dan bersaing di pasar global. 

Selama empat hari berlangsungnya acara, MUFFEST+ 2025 ditargetkan bisa menjangkau 15.000 pengunjung dan jumlah transaksi di atas Rp10 miliar dari transaksi jual beli produk fesyen.
 

Koleksi Desainer di MUFFEST+ 2025 (Sumber Foto: Hypeabis.id/abdurachman)

Koleksi Desainer Lula Damai di MUFFEST+ 2025 (Sumber Foto: Hypeabis.id/abdurachman)

Lisa Fitria, Project Director MUFFEST+ sekaligus Vice Chairman of Indonesian Fashion Chamber (IFC) memaparkan tahun ini juga akan didatangkan langsung jenama platform digital luar negeri, yakni Nikiara Purmabietova founder Modestbeauty.co dari Turki.

Hadirnya Nikiara bertujuan untuk memberikan edukasi dan mengamati besarnya perkembangan industri busana muslim di Indonesia. Kedatangannya juga diharapkan bisa memengaruhi jenama internasional untuk menambah busana modest dalam koleksinya.

“Beliau datang khusus untuk bertemu dengan teman-teman brand di sini, nantinya kita juga akan berdiskusi bagaimana caranya membawa brand-brand Indonesia ke pasar global, terutama Timur Tengah dan Eropa,” kata Lisa.

Adapun, pekan mode busana modest terbesar di Indonesia, MUFFEST+ berlangsung pada 20-23 Februari 2025 di Jakarta International Convention Centre (JICC) Senayan. Pada penyelenggaraannya yang ke-10, gelaran ini mengusung tema Connecting in Style, menampilkan peragaan busana dan pameran lebih dari 120 brand dan desainer, serta seminar dan talkshow seputar mode.

Para desainer yang akan menampilkan karyanya di runway MUFFEST+ 2025 di antaranya, Dian Pelangi, Ayu Dyah Andari, Lenny Agustin, Hanni Hananto, Wilsen Willim, Restu Anggraini, Cotton Ink, Kami. Zeta Prive dan lain-lain.

MUFFEST+ juga berkomitmen untuk terus mendukung jenama lokal supaya bisa mendunia dengan memberikan edukasi melalui seminar dan talkshow sampai mendatangkan investor untuk berkolaborasi dengan para desainer. Ini semua merupakan bagian dari upaya untuk menjadikan Indonesia sebagai pusat modest fashion dunia. 

Baca juga: Kursien Karzai Hadirkan Keanggunan Modest Wear Bertema Madre

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Mengulik Kesuksesan JumpStart, Ide Bisnis yang Muncul Dari Keresahan

BERIKUTNYA

DJI Osmo Mobile 7 Series, Gimbal Smartphone yang Bikin Gambar Lebih Sinematik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: