Pengusaha UMKM Catat, Begini Kunci Sukses Ajukan Pinjaman ke Bank
04 April 2023 |
22:24 WIB
Setiap pelaku usaha pasti ingin bisnis yang dijalankannya dapat berkembang dan naik kelas. Selain memutar keuntungan yang didapatkan, tak sedikit yang menggunakan pendanaan dari perbankan untuk melakukan ekspansi bisnis.
Namun, tidak semua pelaku usaha bisa dengan mudah mendapatkan pinjaman baik dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) maupun pinjaman mikro. Hikmah Rizka, Dept Head Islamic Ecosystem Solution Bank Syariah Indonesia mengatakan untuk dapat meminjam modal ke perbankan, ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh nasabah. Misalnya, untuk para pelaku UMKM maka mereka perlu memiliki cash flow yang tetap setiap bulannya.
Baca juga: UMKM Wajib Baca, Ini 5 Tips Jualan Online agar Tidak Langgar HKI
Biasanya, mereka bisa mendapatkan plafon pinjaman sekitar 30 persen hingga 50 persen dari net income yang didapatkan setiap bulannya. Sebab, ada biaya lain yang harus dikeluarkan mulai dari biaya operasional, biaya marketing, hingga gaji karyawan.
“Kalau cash flow belum stabil maka akan sulit mendapatkan pinjaman. Jangan sampai mereka nanti omzet habis untuk biaya cicilan. Maka pelaku usaha harus memiliki konsep perencanaan yang matang sebelum meminjam ke perbankan,” tuturnya.
Menurut Hikmah, tidak ada salahnya pelaku usaha mengajukan pinjaman ke perbankan selama tidak mengganggu cash flow dan dipergunakan untuk sesuatu yang produktif. Umpamanya, modal kerja atau investasi, sehingga dapat membantu meningkatkan skala usaha. Selain itu, pelaku usaha juga perlu lebih disiplin melakukan pencatatan keuangan, termasuk pengeluaran, pemasukan, dan keuntungan.
Salah satu pelaku usaha yang bisnisnya dapat lebih besar dan naik kelas dengan adanya pendanaan dari perbankan adalah Linda Anggrae. Dia merupakan pendiri brand fesyen Buttonscarves pada 2016. Linda mengakui pada awal memulai bisnis mereka memang tidak menggunakan pendanaan perbankan.
Sebab semua dimulai dari modal minim bahkan semua proses diawal dikerjakan sendiri olehnya mulai dari menjadi admin, packing produk, hingga proses marketing. Untuk meminimalisir pengeluaran, bisnisnya pun dijalankan secara online melalui penjualan di platform e-commerce.
Seiring berjalannya waktu, permintaan terhadap hijab premium dari Buttonscarves kian meningkat hingga akhirnya Linda memutuskan untuk meningkatkan skala bisnisnya, dengan mengajukan pinjaman dana ke perbankan setelah usahanya berjalan selama satu tahun.
“Ketika kita sudah bekerja keras dan memiliki produk yang bagus tetapi tidak memiliki modal yang cukup maka akan sulit berkembang. Maka, setelah bisnis mulai settle, maka kami putuskan melakukan pinjaman ke perbankan,” ucapnya.
Linda mengatakan selama kurun waktu satu tahun sebelum dirinya memberanikan diri mengajukan pinjaman ke perbankan, ada beberapa hal yang dilakukan mulai dari melakukan proses branding, mengatur cash flow bisnis, hingga memperbaiki proses manajemen.
“Karena biasanya kreditur yang mau memberikan pinjaman modal perlu mengetahui terlebih dahulu profil dari calon nasabah yang mau diberi suntikan modal,” tuturnya.
Dengan adanya suntikan modal maka kapasitas produksi yang awalnya hanya sekitar 100 pcs per bulan dapat meningkat hingga berkali lipat. Menurut Linda, bisnis memang dapat berkembang secara organik dengan memutar keuntungan yang didapatkan tetapi perkembangannya tidak akan secepat ketika mendapatkan bantuan permodalan.
Menurut Linda, setelah mendapatkan pendanaan maka pelaku usaha harus menggunakan dana tersebut seefektif dan seproduktif mungkin sehingga hasilnya bisa lebih maksimal. Dengan demikian, maka mereka bisa dengan mudah melakukan pembayaran tanpa harus mengganggu cash flow bisnis.
Benar saja setelah mendapat suntikan pendanaan, perkembangan bisnis Buttonscarves kian ekspansif. Pada 2018 mereka pun mulai membuka gerai offline di berbagai pusat perbelanjaan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga menembus pasar internasional.
Terbaru, brand ini juga telah menjalin kerjasama dengan Disney dan menjadi salah satu brand lokal yang ikut berpartisipasi dalam ajang fashion dunia yakni New York Fashion Week beberapa waktu lalu.
Saat ini, Buttonscarves pun tak hanya fokus di hijab premium saja tetapi telah menggarap bisnis lifestyle dengan menghadirkan pakaian, tas, sepatu, sandal, tas, aksesoris, kosmetik, parfum, dan lain sebagainya.
Editor: Dika Irawan
Namun, tidak semua pelaku usaha bisa dengan mudah mendapatkan pinjaman baik dalam bentuk kredit usaha rakyat (KUR) maupun pinjaman mikro. Hikmah Rizka, Dept Head Islamic Ecosystem Solution Bank Syariah Indonesia mengatakan untuk dapat meminjam modal ke perbankan, ada beberapa hal yang harus dipenuhi oleh nasabah. Misalnya, untuk para pelaku UMKM maka mereka perlu memiliki cash flow yang tetap setiap bulannya.
Baca juga: UMKM Wajib Baca, Ini 5 Tips Jualan Online agar Tidak Langgar HKI
Biasanya, mereka bisa mendapatkan plafon pinjaman sekitar 30 persen hingga 50 persen dari net income yang didapatkan setiap bulannya. Sebab, ada biaya lain yang harus dikeluarkan mulai dari biaya operasional, biaya marketing, hingga gaji karyawan.
“Kalau cash flow belum stabil maka akan sulit mendapatkan pinjaman. Jangan sampai mereka nanti omzet habis untuk biaya cicilan. Maka pelaku usaha harus memiliki konsep perencanaan yang matang sebelum meminjam ke perbankan,” tuturnya.
Menurut Hikmah, tidak ada salahnya pelaku usaha mengajukan pinjaman ke perbankan selama tidak mengganggu cash flow dan dipergunakan untuk sesuatu yang produktif. Umpamanya, modal kerja atau investasi, sehingga dapat membantu meningkatkan skala usaha. Selain itu, pelaku usaha juga perlu lebih disiplin melakukan pencatatan keuangan, termasuk pengeluaran, pemasukan, dan keuntungan.
Salah satu pelaku usaha yang bisnisnya dapat lebih besar dan naik kelas dengan adanya pendanaan dari perbankan adalah Linda Anggrae. Dia merupakan pendiri brand fesyen Buttonscarves pada 2016. Linda mengakui pada awal memulai bisnis mereka memang tidak menggunakan pendanaan perbankan.
Sebab semua dimulai dari modal minim bahkan semua proses diawal dikerjakan sendiri olehnya mulai dari menjadi admin, packing produk, hingga proses marketing. Untuk meminimalisir pengeluaran, bisnisnya pun dijalankan secara online melalui penjualan di platform e-commerce.
Seiring berjalannya waktu, permintaan terhadap hijab premium dari Buttonscarves kian meningkat hingga akhirnya Linda memutuskan untuk meningkatkan skala bisnisnya, dengan mengajukan pinjaman dana ke perbankan setelah usahanya berjalan selama satu tahun.
“Ketika kita sudah bekerja keras dan memiliki produk yang bagus tetapi tidak memiliki modal yang cukup maka akan sulit berkembang. Maka, setelah bisnis mulai settle, maka kami putuskan melakukan pinjaman ke perbankan,” ucapnya.
Linda mengatakan selama kurun waktu satu tahun sebelum dirinya memberanikan diri mengajukan pinjaman ke perbankan, ada beberapa hal yang dilakukan mulai dari melakukan proses branding, mengatur cash flow bisnis, hingga memperbaiki proses manajemen.
“Karena biasanya kreditur yang mau memberikan pinjaman modal perlu mengetahui terlebih dahulu profil dari calon nasabah yang mau diberi suntikan modal,” tuturnya.
Dengan adanya suntikan modal maka kapasitas produksi yang awalnya hanya sekitar 100 pcs per bulan dapat meningkat hingga berkali lipat. Menurut Linda, bisnis memang dapat berkembang secara organik dengan memutar keuntungan yang didapatkan tetapi perkembangannya tidak akan secepat ketika mendapatkan bantuan permodalan.
Menurut Linda, setelah mendapatkan pendanaan maka pelaku usaha harus menggunakan dana tersebut seefektif dan seproduktif mungkin sehingga hasilnya bisa lebih maksimal. Dengan demikian, maka mereka bisa dengan mudah melakukan pembayaran tanpa harus mengganggu cash flow bisnis.
Benar saja setelah mendapat suntikan pendanaan, perkembangan bisnis Buttonscarves kian ekspansif. Pada 2018 mereka pun mulai membuka gerai offline di berbagai pusat perbelanjaan tidak hanya di dalam negeri tetapi juga menembus pasar internasional.
Terbaru, brand ini juga telah menjalin kerjasama dengan Disney dan menjadi salah satu brand lokal yang ikut berpartisipasi dalam ajang fashion dunia yakni New York Fashion Week beberapa waktu lalu.
Saat ini, Buttonscarves pun tak hanya fokus di hijab premium saja tetapi telah menggarap bisnis lifestyle dengan menghadirkan pakaian, tas, sepatu, sandal, tas, aksesoris, kosmetik, parfum, dan lain sebagainya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.