Produser Chand Parwez Butuh Waktu Lebih dari 2 Tahun untuk Produksi Film Komang
18 February 2025 |
19:45 WIB
Film-film dengan latar Indonesia timur kerap kali dikemas dalam dua sudut pandang besar, yakni eksotisme atau kehidupan yang penuh dengan tantangan. Akan tetapi, film Komang (2025) produksi Starvision mencoba melakukan pendekatan yang lain.
Dengan mengedepankan aspek realisme yang kuat, film Komang mengajak penonton masuk lebih dalam, sekaligus melihat sudut pandang mereka akan makna cinta. Sesuatu yang kini makin dianggap klise di dunia modern.
Film Komang diadaptasi dari lagu berjudul sama ciptaan Raim Laode. Dalam lagu itu, Raim bercerita tentang perjalanan cintanya dengan sang istri Ade Widiandri yang penuh liku, tetapi keduanya sepakat untuk tetap bersama hingga akhirnya menikah.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik yang Terungkap Dalam Teaser Film Komang
Produser Chand Parwez mengatakan proses produksi film Komang berjalan cukup panjang. Proses awal pembuatan film ini sebenarnya sudah berjalan sekitar dua tahun lalu.
Sedari awal, dia telah merencanakan film ini bakal dirilis pada pertengahan 2023. Akan tetapi, dalam perjalanannya, proses produksi film ini memang tak bisa dilakukan cepat. Salah satunya ialah soal struktur cerita.
“Kita sudah mencoba untuk langsung menulis, mencoba, dan berdiskusi banyak. Total, ada sekitar 3 penulis berganti-ganti sampai akhirnya bertemu dengan Evelyn Afnilia sebagai eksekutor terakhirnya,” ucap Parwez dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).
Menurut Parwez, produksi film Komang jadi salah satu yang cukup menarik. Sebab, dirinya dan Raim punya kepribadian yang cukup berbeda. Dia ingin segala sesuatu dieksekusi dengan cepat dan baik. Raim justru berkebalikan.
Sang musisi tampak begitu sabar dalam mengeksekusi karya dan tak ingin terburu-buru. Pada akhirnya, Parwez dan Raim pun mesti mencari jalan tengah agar produksi ini menemukan bentuk terbaiknya.
Parwez mengatakan dalam sebuah film, penceritaan memang jadi aspek yang sangat penting. Baginya, proses pergantian penulis hingga tiga kali ini memang diperlukan agar secara naskah, film ini bisa lebih matang.
“Saya mendalami lagu Komang dan memang ini adalah sesuatu yang penting untuk diperjuangkan jadi film. Menurut saya, ini akan jadi semacam perayaan akan takdir dan cinta yang unik,” imbuhnya.
Menurut Parwez, film Komang bakal jadi sajian karya yang menghangatkan ketika momen Lebaran 2025. Sebab, kisah cintanya benar-benar hangat, menenangkan, sekaligus akan mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang pernah hadir di dalam hidup.
Sementara itu, Raim Laode mengatakan sedari awal dirinya memang ingin menjadikan lirik-lirik di lagu "Komang" sebagai sebuah film. Akan tetapi, dia tak menyangka tawaran datang begitu cepat kepadanya. Dua tahun lalu, ketika lagu itu viral, Raim mencoba untuk melambatkan diri terhadap berbagai tawaran.
Menurutnya, penting juga bagi sebuah karya untuk sejenak diendapkan dan tak langsung begitu saja dieksplorasi. “Saya enggak mau hanya karena viral, lalu langsung jadi. Lalu, apa bedanya saya dengan mahasiswa yang kesurupan dan dijadikan film,” ungkapnya sembari tertawa.
"Komang" bagi Raim memang punya arti yang sangat spesial. Sebab, di lagu itu, dirinya mencoba meramu perjalanan cintanya dengan sang istri. Dia pun ingin ketika karya tersebut berpindah medium, perlakuannya bisa serupa dan lebih baik.
Untuk memulai itu, dirinya pun sangat memperhatikan naskah filmnya. Dalam fase awal, ada beberapa bentuk penceritaan yang perlu disesuaikan sedemikian rupa, sehingga bisa berjalan dengan indah.
Sebab, dalam film ini ada isu perbedaan kepercayaan yang jika tidak hati-hati dalam menulisnya, bisa berujung terjebak ke hal-hal sensitif. Padahal, seharusnya perjalanan cerita ini bermuara pada cinta yang luhur.
“Film ini adalah dua insan biasa yang jatuh cinta dan kebetulan berbeda. Yang menang dalam kisah cintaku bukan agama tertentu, tetapi cinta. Itu yang ingin kita rayakan kan di Lebaran 2025 nanti,” imbuhnya.
Sementara itu, sutradara Naya Anindita mengatakan proses penggarapan film Komang cukup menantang. Sebab, film ini berada di antara tiga sisi, antara film romansa, fiksi, dan biopik. Sebelum mengeksekusi karya ini, Naya pun mencoba banyak berdiskusi dengan produser dan pemilik cerita. Dia ingin dalam karya ini dibangun dalam visi yang sama, sehingga hasilnya bisa optimal.
Pada akhirnya, benang merah yang ingin coba disajikan ialah perihal perayaan cinta. Dia ingin mempertontonkan perjuangan cinta yang tak mudah. Bagi Naya, film ini cukup spesial. Selain soal cerita, karya ini juga akan menjadi penanda film panjang kelima darinya di industri film.
Film Komang menceritakan takdir yang mempertemukan Ode, pemuda Buton yang punya mimpi besar dengan Ade, perantau dari Bali. Sebagaimana dua insan yang sedang jatuh cinta, mereka percaya kelak takdir akan mempersatukannya.
Namun, perjalanan cinta mereka terhambat dengan kehadiran pria lain yang seiman dengan Ade. Kisah ini akan mengetengahkan kembali tentang obsesi, karier, dan cinta yang luhur dalam satu kesatuan yang menarik.
Film yang dibintangi Aurora Ribero, Kiesha Alvaro, Cut Mini, Arie Kriting, Mathias Muchus, Ayu Laksmi, Adzando Davema, Neneng Risma, Rhesa Putri, Arman Dewarti, Ciaxman, dan Raim Laode ini direncanakan tayang pada periode Lebaran 2025
Baca juga: 5 Fakta Raim Laode, Pencipta Lagu Komang yang Viral di TikTok
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Dengan mengedepankan aspek realisme yang kuat, film Komang mengajak penonton masuk lebih dalam, sekaligus melihat sudut pandang mereka akan makna cinta. Sesuatu yang kini makin dianggap klise di dunia modern.
Film Komang diadaptasi dari lagu berjudul sama ciptaan Raim Laode. Dalam lagu itu, Raim bercerita tentang perjalanan cintanya dengan sang istri Ade Widiandri yang penuh liku, tetapi keduanya sepakat untuk tetap bersama hingga akhirnya menikah.
Baca juga: Fakta-fakta Menarik yang Terungkap Dalam Teaser Film Komang
Produser Chand Parwez mengatakan proses produksi film Komang berjalan cukup panjang. Proses awal pembuatan film ini sebenarnya sudah berjalan sekitar dua tahun lalu.
Sedari awal, dia telah merencanakan film ini bakal dirilis pada pertengahan 2023. Akan tetapi, dalam perjalanannya, proses produksi film ini memang tak bisa dilakukan cepat. Salah satunya ialah soal struktur cerita.
“Kita sudah mencoba untuk langsung menulis, mencoba, dan berdiskusi banyak. Total, ada sekitar 3 penulis berganti-ganti sampai akhirnya bertemu dengan Evelyn Afnilia sebagai eksekutor terakhirnya,” ucap Parwez dalam konferensi pers di Jakarta Pusat, Selasa (18/2/2025).
Menurut Parwez, produksi film Komang jadi salah satu yang cukup menarik. Sebab, dirinya dan Raim punya kepribadian yang cukup berbeda. Dia ingin segala sesuatu dieksekusi dengan cepat dan baik. Raim justru berkebalikan.
Sang musisi tampak begitu sabar dalam mengeksekusi karya dan tak ingin terburu-buru. Pada akhirnya, Parwez dan Raim pun mesti mencari jalan tengah agar produksi ini menemukan bentuk terbaiknya.
Parwez mengatakan dalam sebuah film, penceritaan memang jadi aspek yang sangat penting. Baginya, proses pergantian penulis hingga tiga kali ini memang diperlukan agar secara naskah, film ini bisa lebih matang.
“Saya mendalami lagu Komang dan memang ini adalah sesuatu yang penting untuk diperjuangkan jadi film. Menurut saya, ini akan jadi semacam perayaan akan takdir dan cinta yang unik,” imbuhnya.
Menurut Parwez, film Komang bakal jadi sajian karya yang menghangatkan ketika momen Lebaran 2025. Sebab, kisah cintanya benar-benar hangat, menenangkan, sekaligus akan mengajak kita untuk bersyukur atas apa yang pernah hadir di dalam hidup.
Sementara itu, Raim Laode mengatakan sedari awal dirinya memang ingin menjadikan lirik-lirik di lagu "Komang" sebagai sebuah film. Akan tetapi, dia tak menyangka tawaran datang begitu cepat kepadanya. Dua tahun lalu, ketika lagu itu viral, Raim mencoba untuk melambatkan diri terhadap berbagai tawaran.
Menurutnya, penting juga bagi sebuah karya untuk sejenak diendapkan dan tak langsung begitu saja dieksplorasi. “Saya enggak mau hanya karena viral, lalu langsung jadi. Lalu, apa bedanya saya dengan mahasiswa yang kesurupan dan dijadikan film,” ungkapnya sembari tertawa.
"Komang" bagi Raim memang punya arti yang sangat spesial. Sebab, di lagu itu, dirinya mencoba meramu perjalanan cintanya dengan sang istri. Dia pun ingin ketika karya tersebut berpindah medium, perlakuannya bisa serupa dan lebih baik.
Untuk memulai itu, dirinya pun sangat memperhatikan naskah filmnya. Dalam fase awal, ada beberapa bentuk penceritaan yang perlu disesuaikan sedemikian rupa, sehingga bisa berjalan dengan indah.
Sebab, dalam film ini ada isu perbedaan kepercayaan yang jika tidak hati-hati dalam menulisnya, bisa berujung terjebak ke hal-hal sensitif. Padahal, seharusnya perjalanan cerita ini bermuara pada cinta yang luhur.
“Film ini adalah dua insan biasa yang jatuh cinta dan kebetulan berbeda. Yang menang dalam kisah cintaku bukan agama tertentu, tetapi cinta. Itu yang ingin kita rayakan kan di Lebaran 2025 nanti,” imbuhnya.
Sementara itu, sutradara Naya Anindita mengatakan proses penggarapan film Komang cukup menantang. Sebab, film ini berada di antara tiga sisi, antara film romansa, fiksi, dan biopik. Sebelum mengeksekusi karya ini, Naya pun mencoba banyak berdiskusi dengan produser dan pemilik cerita. Dia ingin dalam karya ini dibangun dalam visi yang sama, sehingga hasilnya bisa optimal.
Pada akhirnya, benang merah yang ingin coba disajikan ialah perihal perayaan cinta. Dia ingin mempertontonkan perjuangan cinta yang tak mudah. Bagi Naya, film ini cukup spesial. Selain soal cerita, karya ini juga akan menjadi penanda film panjang kelima darinya di industri film.
Film Komang menceritakan takdir yang mempertemukan Ode, pemuda Buton yang punya mimpi besar dengan Ade, perantau dari Bali. Sebagaimana dua insan yang sedang jatuh cinta, mereka percaya kelak takdir akan mempersatukannya.
Namun, perjalanan cinta mereka terhambat dengan kehadiran pria lain yang seiman dengan Ade. Kisah ini akan mengetengahkan kembali tentang obsesi, karier, dan cinta yang luhur dalam satu kesatuan yang menarik.
Film yang dibintangi Aurora Ribero, Kiesha Alvaro, Cut Mini, Arie Kriting, Mathias Muchus, Ayu Laksmi, Adzando Davema, Neneng Risma, Rhesa Putri, Arman Dewarti, Ciaxman, dan Raim Laode ini direncanakan tayang pada periode Lebaran 2025
Baca juga: 5 Fakta Raim Laode, Pencipta Lagu Komang yang Viral di TikTok
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.