Bisa Terjadi pada Siapa Saja, Kenali Gejala dan Langkah Pertolongan Henti Jantung
18 February 2025 |
12:33 WIB
Henti jantung merupakan salah satu kondisi yang dapat menyerang siapa saja, baik orang biasa, artis, atau pejabat negara. Dia datang secara tiba-tiba dan dapat menyebabkan kematian jika tidak dilakukan tindakan yang tepat dan segera untuk mengatasinya.
Dikutip dari laman American Heart Association, henti jantung adalah kondisi jantung yang berhenti berfungsi secara tiba-tiba dan dialami oleh seseorang yang sudah atau belum didiagnosis menderita penyakit jantung.
“Henti jantung dapat terjadi secara tiba-tiba atau setelah gejala-gejala lainnya. Henti jantung sering kali berakibat fatal jika tindakan yang tepat tidak segera diambil,” demikian tertulis.
Baca juga: Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung, Ketahui Penyebab dan Gejalanya
Jantung dapat berhenti berfungsi secara mendadak lantaran sistem kelistrikan yang ada tidak berfungsi dengan baik dan berhenti berdetak sebagaimana seharusnya atau tidak teratur yang disebut aritmia.
Aritmia umum yang berhubungan dengan henti jantung adalah fibrilasi ventikel, yakni ruang bawah jantung secara tiba-tiba mulai berdetak tidak teratur dan tidak memompa darah.
Untuk mengatasi kondisi seseorang yang mengalami henti jantung, respons yang sangat cepat mutlak harus dilakukan. Bagi penderita orang dewasa, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa responsivitasnya.
Setelah itu, segera cari pertolongan dan hubungi layanan medis darurat. Penderita henti jantung juga perlu segera mendapatkan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru.
CPR dapat melipatgandakan atau bahkan melipat-tigakan peluang seseorang untuk bertahan hidup ketika mengalami henti jantung. Genhype juga dapat menggunakan defibrilator eksternal otomatis jika tersedia.
Jika terdapat 2 orang yang bisa membantu, 1 di antaranya harus segera melakukan CPR dan satu lainnya mencari bantuan tenaga medis darurat atau automated external defibrillator.
Sementara itu, untuk anak-anak atau bayi yang mengalami henti jantung, Genhype harus segera melakukan pemeriksaan mengenai kemungkinan ada sesuatu yang menghalani jalan napas.
Kemudian, hubungi layanan medis darurat dan mulai melakukan CPR. Jika Genhype tidak dapat meminta bantuan, lakukan CPR terlebih dahulu. Henti napas merupakan penyebab paling umum dari henti jantung. Genhype dapat menggunakan automated external defibrillator (AED) jika anak tiba-tiba pingsan. Defibrilasi dini dapat menyelamatkan nyawa.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Dikutip dari laman American Heart Association, henti jantung adalah kondisi jantung yang berhenti berfungsi secara tiba-tiba dan dialami oleh seseorang yang sudah atau belum didiagnosis menderita penyakit jantung.
“Henti jantung dapat terjadi secara tiba-tiba atau setelah gejala-gejala lainnya. Henti jantung sering kali berakibat fatal jika tindakan yang tepat tidak segera diambil,” demikian tertulis.
Baca juga: Perbedaan Serangan Jantung dan Henti Jantung, Ketahui Penyebab dan Gejalanya
Jantung dapat berhenti berfungsi secara mendadak lantaran sistem kelistrikan yang ada tidak berfungsi dengan baik dan berhenti berdetak sebagaimana seharusnya atau tidak teratur yang disebut aritmia.
Aritmia umum yang berhubungan dengan henti jantung adalah fibrilasi ventikel, yakni ruang bawah jantung secara tiba-tiba mulai berdetak tidak teratur dan tidak memompa darah.
Untuk mengatasi kondisi seseorang yang mengalami henti jantung, respons yang sangat cepat mutlak harus dilakukan. Bagi penderita orang dewasa, langkah pertama yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa responsivitasnya.
Setelah itu, segera cari pertolongan dan hubungi layanan medis darurat. Penderita henti jantung juga perlu segera mendapatkan cardiopulmonary resuscitation (CPR) atau resusitasi jantung paru.
CPR dapat melipatgandakan atau bahkan melipat-tigakan peluang seseorang untuk bertahan hidup ketika mengalami henti jantung. Genhype juga dapat menggunakan defibrilator eksternal otomatis jika tersedia.
Jika terdapat 2 orang yang bisa membantu, 1 di antaranya harus segera melakukan CPR dan satu lainnya mencari bantuan tenaga medis darurat atau automated external defibrillator.
Sementara itu, untuk anak-anak atau bayi yang mengalami henti jantung, Genhype harus segera melakukan pemeriksaan mengenai kemungkinan ada sesuatu yang menghalani jalan napas.
Kemudian, hubungi layanan medis darurat dan mulai melakukan CPR. Jika Genhype tidak dapat meminta bantuan, lakukan CPR terlebih dahulu. Henti napas merupakan penyebab paling umum dari henti jantung. Genhype dapat menggunakan automated external defibrillator (AED) jika anak tiba-tiba pingsan. Defibrilasi dini dapat menyelamatkan nyawa.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.