The Team of Red (2011) (Sumber gambar: www.sothebys.com)

Menilik Karya-karya Terbaik dari Seniman Christie Ay Tjoe

17 February 2025   |   20:16 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Lahir pada 1973 dan memperoleh pengakuan internasional sejak awal medio 2000-an, Christine Ay Tjoe menjelma menjadi salah satu seniman kontemporer perempuan asal Indonesia, yang kini populer di Asia Tenggara dalam dua dekade terakhir.

Ay Tjoe merupakan lulusan Fakultas Seni Rupa dan Desain di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada 1977. Kariernya dimulai sebagai asisten desainer mode. Namun, dia kemudian memutuskan beralih sebagai seniman visual. Namanya perlahan mulai dikenal publik secara luas.

Pada 2007, dia tercatat pernah masuk dalam lima besar pemenang Philips Morris Indonesia Art Award. Setahun kemudian, Ay Tjoe juga mendapat penghargaan atas penampilannya sebagai pameran tunggal Interiority of Hope di Galeri Emitan di Surabaya pada 2008. 

Baca juga: Hypereport: Cinta & Dedikasi Para Seniman Visual dalam Berbagai Rupa

Dia pun pernah mendapatkan penghargaan SCMP Art Futures Prize Winner di Hong Kong Art Fair pada 2009 dan penghargaan Prudential Eye Awards pada 2015. Karya-karyanya kemudian dipamerkan di galeri dan museum internasional, termasuk White Cube di London dan Hong Kong, serta Asia Society Museum di New York.

Kini, satu karyanya tengah dipacak di pameran Kongsi yang tengah digelar di Museum Nasional. Dalam pameran yang berlangsung 11 Februari sampai Mei 2025 itu, Ay Tjoe membawa satu karyanya bertajuk Let Me Out #203 yang dibuatnya pada 2008.

Lukisan ini menambah deratan panjang beberapa karya darinya yang cukup dinanti publik. Di luar itu, masih terdapat sejumlah karya lain darinya yang sukses menjadi sorotan. Berikut ulasannya:


1. Studio Kedua (2013)

 Studio Kedua (2013) (Sumber gambar: www.sothebys.com)

Studio Kedua (2013) (Sumber gambar: www.sothebys.com)


Lukisan Studio Kedua merupakan karya dari Ay Tjoe yang dibuatnya pada 2013. Lukisan yang berdimensi 170x170cm yang dibuat di atas kanvas ini jadi salah satu karya Ay Tjoe yang cukup disorot. Pasalnya, dalam lelang di Sotheby's Hong Kong pada April 2021, lukisan tersebut mampu terjual seharga HK$7,4 juta atau sekitar Rp13,8 miliar.

Menurut catatan kuratorialnya, karya yang sangat menggugah ini menghadirkan aksen warna amorf yang mengambang menjelajahi setiap sudut kanvas, seperti perwujudan keseimbangan luhur antara kekacauan dan ketenangan, ketidaksesuaian dan harmoni, juga urgensi dan ketenangan.

Tercipta pada masa istimewa hidup Ay Tjoe, karya ini menunjukkan kesan kuat akan sebuah awal, tentang ketenangan yang berdenyut intim yang mewujudkan kegembiraan kelahiran sekaligus kerapuhan hidup.


2. The Team of Red (2011) 

The Team of Red (2011) (Sumber gambar: www.sothebys.com)

The Team of Red (2011) (Sumber gambar: www.sothebys.com)


Lukisan The Team of Red dibuat oleh Ay Tjoe pada medio 2011. Lukisan di atas kanvas dengan medium cat minyak ini memiliki dimensi 150x120 cm. Saat lukisan ini dilelang di Sotheby's Singapura pada Juli 2023 lalu, karya ini ditaksir seharga antara Rp7,2 miliar hingga Rp14,5 miliar. Pada fase akhir lelang, lukisan tersebut terjual dengan harga sekitar Rp11 miliar.

Menurut catatan kuratorialnya, lewat karya ini Ay Tjoe tampak kembali menggunakan abstraksi untuk mengekspresikan dengan kuat aspek-aspek yang tidak berwujud dari wilayah pribadinya yang luas. Dia kerap kali menggunakan seninya sebagai kendaraan untuk fokus pada kondisi manusia yang penuh pengalaman keberagaman, tetapi juga subjektif.

Baca juga: Bermain dengan Data Ala Seniman Ryoji Ikeda di Pameran Scan.Tron.Flux.

Dipenuhi dengan sapuan merah dan oranye cerah yang berlarian di kanvas, komposisi lukisan ini tampak mencerminkan spontanitas dan intensitas emosional dari sang seniman. Tidak hanya melengkapi pendekatan seniman yang penuh gairah dan intuitif terhadap pembuatan gambar, nuansa merah yang ditemukan dalam karya ini dapat dilihat sebagai lambang vitalitas, kepercayaan diri, keberanian, kekuatan, cinta, dan keindahan.


3. Small Flies and Other Wings (2007)

(Sumber gambar: https://www.phillips.com)

Small Flies and Other Wings (2007) (Sumber gambar: https://www.phillips.com)


Small Flies and Other Wings menjadi karya Ay Tjoe lain yang diciptakannya pada 2007. Lukisan di atas kanvas dengan media cat minyak ini memiliki dimensi 165x150 cm. Lukisan ini terjual seharga HK$11,7 juta (sekitar Rp21,5 miliar) di balai lelang Phillips Hong Kong pada Mei 2017.

Melalui catatan kuratorialnya, Small Flies and Other Wings tampak memakai penggunaan warna merah muda mawar dan aksen warna cerah lain yang cukup menonjol. Saat menatapnya, kualitas gestur ekspresif dari garis-garis Ay Tjoe akan langsung menarik mata dan melesat melintasi seisi kanvas.

Karya tersebut seperti mencoba memprovokasi sekaligus introspeksi ke dalam sikap kita sendiri terhadap kematian dengan menyoroti sifatnya yang meluas, dan ketertarikan kita yang terkadang mengerikan padanya.

Seperti serangga yang tertarik pada sumber cahaya, kita pun menjalani hidup dengan semangat yang teguh, meski kemudian juga menyadari kematian tampak begitu dekat.


4. Lights for the Layer (2011) 

(Sumber gambar: www.sothebys.com)

Lights for the Layer (2011) (Sumber gambar: www.sothebys.com)


Dibuat satu dekade silam, karya bertajuk The Team of Red ini menandai salah satu masa terpenting dalam karier Ay Tjoe. Berdimensi 170 cm x 200 cm, lukisan ini terjual seharga Rp34,7 miliar dalam lelang di Sotheby's Singapore pada Januari 2025, mencatatkan rekor baru bagi Ay Tjoe sebagai 'New Artist'.

Mengutip catatan kuratorialnya, penggunaan palet warna merah tua, biru langit, oker dan cokelat yang menggugah membuat Lights for the Layer karya Christine Ay Tjoe ini menjadi perwujudan luar biasa dari kegairahan hidup yang apik.

Baca juga: Saat Musik & Kota Direfleksikan dalam Bahasa Rupa oleh Seniman Stereoflow

Karya ini merupakan awal transisi Ay Tjoe menuju karya yang lebih ekspresif dan abstrak. Dalam karya ini, bentuk-bentuk merah, biru, dan cokelat tanah berkumpul menuju titik merah yang tak beraturan dan vital, intensitas duniawi di bagian tengah kanvas.

Dilukis sebelum dia melahirkan anak pertamanya, karya ini tampak menampilkan perwujudan dan perayaan kegembiraan unik, sekaligus emosi dan kekuatan intelektual yang bergairah.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Instagram Uji Coba Fitur Tombol Dislike di Kolom Komentar

BERIKUTNYA

Perunggu Rilis Single Berhasil, Ungkap Peran Pasangan dalam Perjalanan Bermusik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: