Kenali Gejala Burnout pada Anak & Pencegahannya

Genhype pasti sudah sering mendengar istilah burnout. Ya, burnout merupakan kondisi kelelahan fisik, dan emosional yang ekstrim. Tak hanya orang dewasa, ternyata anak dan remaja pun bisa mengalami burnout terutama pada masa pandemi seperti sekarang ini. 

Psikolog Klinis Anak Mayapada Hospital Jakarta Selatan (MHJS) Adisti F. Soegoto mengatakan, burnout pada anak terjadi ketika anak menghadapi situasi penuh tekanan atau merasa frustasi tanpa adanya kesempatan istirahat dan jeda sejenak.

“Burnout juga bisa terjadi karena tingginya tuntutan yang diberikan pada anak, seperti tuntutan pencapaian, berprestasi, serta banyaknya beban tugas baik yang bersifat sementara maupun permanen,” ujarnya.
  Adisti juga menjelaskan bahwa beberapa gejala burnout yang biasanya terjadi pada anak yaitu sering merasa lelah, penurunan/peningkatan berat badan, perilaku menyakiti diri, mengompol (terutama anak di atas 4 tahun), penurunan prestasi akademis, menarik diri dari pergaulan, sering menunda pekerjaan, bersikap apatis pada apapun, kecemasan atau rasa takut, kesulitan konsentrasi, serta emosional.

Meskipun begitu, dia menuturkan bahwa ada beberapa hal yang bisa dilakukan para orang tua agar anak mereka tidak sampai mengalami burnout seperti berikut ini.

• Diskusi dengan anak mengenai apa yang dirasakan
• Bantu anak melatih kemampuan manajemen waktunya
• Bagi waktu belajar ke dalam beberapa sesi dengan jeda sejenak antar sesinya
• Tetapkan ekspektasi yang wajar sesuai kemampuan anak
• Ciptakan lingkungan belajar yang minim distraksi
• Lakukan aktivitas menyenangkan bersama anak
• Diskusi dengan guru jika anak kewalahan di sekolah atau saat belajar online
• Jika anak belum menunjukkan perubahan, segera mencari bantuan profesional ke psikolog anak.