Jumbo Jadi Debut Film Animasi Panjang Sutradara Ryan Adriandhy
12 February 2025 |
19:56 WIB
Setelah cukup lama tak muncul, film animasi produksi dalam negeri akhirnya bakal kembali menghiasi bioskop Indonesia. Berjudul Jumbo, film produksi Visinema Studios ini dipastikan bakal tayang di layar lebar pada momen Lebaran 2025. Bukan hanya itu, film ini direncanakan tayang di 17 negara lainnya.
Film animasi Jumbo ini menandai debut feature pertama dari sutradara Ryan Adryandhy. Sebelumnya, lewat film pendek animasi Prognosis, Ryan telah banyak mencuri perhatian perfilman nasional. Film itu juga mengantarkannya meraih Piala Citra pertamanya.
Baca juga: Studio Animasi Lokal RUS Animation Rilis Film Nyla Berlatar Sumba dan Emansipasi Wanita
Ryan mengatakan film Jumbo telah melalui banyak proses sebelum akhirnya bisa tayang di bioskop. Dia bercerita proyek film ini telah dimulai sejak akhir 2019 lalu. Setelah itu, proses produksinya memakan waktu sekitar 5 tahun.
"Kalau ngomongin film ini tuh selalu terasa personal buat aku. Membuat film animasi panjang itu sudah jadi mimpi aku sejak lama. Senang, akhirnya bisa berbagi apa yang sudah dimulai sejak 2019 ini," ujar Ryan.
Ryan mengatakan membuat film animasi yang baik itu tidaklah mudah dan gampang. Selayaknya sebuah film, animasi juga punya proses yang cukup panjang. Menurutnya, animasi bukan sekadar karakter yang diberi warna dan dibiarkan bergerak di dalam sebuah software komputer.
Lebih dari itu, animasi itu seperti layaknya film. Di dalamnya ada proses pengembangan ide, penulisan naskah, dan eksekusi karya. Dalam menggarap film ini, dirinya juga menggandeng tim-tim produksi seperti pada umumnya. Tak hanya digarap animator, Ryan juga menggandeng divisi sinematografi agar setiap pergerakan karakter di dalamnya dan gambar yang tercipta benar terasa lebih nyata.
Selain itu, dia juga memiliki divisi wardrobe. Dalam artian, setiap baju para pemain maupun pernak-pernik yang muncul semuanya benar-benar dipikirkan sedetail mungkin. Baginya, semua yang ada di dalam layar, itu mesti memiliki pesan yang mendukung pengadegannya.
Soal cerita, Ryan punya cara sendiri dalam proses kreatifnya. Memang, tentu saja ide besar datang dari sutradara. Namun, dalam pengembangannya, dia mencoba menarik ide itu menjadi lebih personal milik sehingga bisa relate dengan semua orang.
Ryan menyebut semua pemain dan kru yang terlibat adalah kreator. Sebab, baginya, semua orang di dalamnya bertanggung jawab menghidupkan setiap karakter di filmnya. Untuk itulah, setiap yang terlibat juga turut memperkaya persepsi dan diri karakter yang menjadi tanggung jawabnya.
"Jadi, kami tuh sempat kumpul bersama kreator lainnya. Kemudian saling mengingat memori apa yang paling menyenangkan ketika kecil, apa pula yang kurang mengenakkan. Itu semua coba kami tuangkan ke dalam film," imbuhnya.
Dengan pendekatan ini, Ryan merasa setiap kreator yang terlibat di dalamnya juga punya keterikatan dengan karakter yang digarap. Diskusi ini melibatkan tak hanya para pemain, tetapi animator yang menggarap gambar.
Ryan mengatakan dirinya dan 200 kreator lain mengerjakan film ini dengan penuh dedikasi dan cinta. Semuanya saling bahu membahu menciptakan dunia animasi menjadi lebih nyata, tetapi tetap punya keajaiban khas yang membuat semua orang kangen dengan film-film animasi.
"Meski mediumnya adalah animasi, tetap akan ada kedekatan yang dirasakan setiap penonton. Jumbo adalah animasi untuk kita, anak-anak kita, dan anak-anak di dalam diri kita," tuturnya.
Sementara itu, produser Jumbo Anggia Kharisma mengatakan film ini akan mengajak penonton menelusuri satu petualangan indah yang hanya terjadi satu kali dalam hidup, yakni ketika masih kanak-kanak. Film ini akan membangkitkan kembali masa-masa imajinasi dan keberanian menjadi begitu dekat.
Di tengah minimnya tontonan anak, Jumbo akan menjadi suguhan yang terasa segar. Dia berharap film ini bisa mendapat sambutan yang hangat dari penonton Indonesia saat Lebaran nanti.
Film Jumbo mengikuti kisah anak laki-laki bernama Don. Karena memiliki fisik yang gemoy, Don sering dirundung dengan panggilan Jumbo. Suatu saat, dia ingin membuktikan diri di sebuah ajang bakat menyanyi. Dia pun menemukan satu lagu dari orang tuanya dahulu. Dia merasa bisa memenangkan kompetisi dengan membawakan lagu itu.
Baca juga: Flow, Animasi Indie dengan Bujet Minim Raih Golden Globes Awards 2025
Don sendiri digambarkan sebagai anak laki-laki yang gemar dibacakan dongeng oleh orangtuanya. Siapa sangka, kini buku dongeng peninggalan mendiang orangtuanya menjadi penuntunnya untuk melakukan petualangan.
Film ini akan melibatkan Ariel Noah sebagai pengisi suara ayah Don. Kemudian, ada BCL yang akan mengisi suara karakter ibu Don. Adapun karakter Don diisi oleh Prince Poetiray. Selain itu, beberapa aktor renaja lain seperti Quinn Salman, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, dan M. Adhiyat juga akan turut mengisi suara.
Editor: Fajar Sidik
Film animasi Jumbo ini menandai debut feature pertama dari sutradara Ryan Adryandhy. Sebelumnya, lewat film pendek animasi Prognosis, Ryan telah banyak mencuri perhatian perfilman nasional. Film itu juga mengantarkannya meraih Piala Citra pertamanya.
Baca juga: Studio Animasi Lokal RUS Animation Rilis Film Nyla Berlatar Sumba dan Emansipasi Wanita
Ryan mengatakan film Jumbo telah melalui banyak proses sebelum akhirnya bisa tayang di bioskop. Dia bercerita proyek film ini telah dimulai sejak akhir 2019 lalu. Setelah itu, proses produksinya memakan waktu sekitar 5 tahun.
"Kalau ngomongin film ini tuh selalu terasa personal buat aku. Membuat film animasi panjang itu sudah jadi mimpi aku sejak lama. Senang, akhirnya bisa berbagi apa yang sudah dimulai sejak 2019 ini," ujar Ryan.
Produser Novia Puspa Sari, Anggia Kharisma, Sutradara Ryan Adriandhy (Sumber gambar: Abdurachman/Hypeabis.id)
Ryan mengatakan membuat film animasi yang baik itu tidaklah mudah dan gampang. Selayaknya sebuah film, animasi juga punya proses yang cukup panjang. Menurutnya, animasi bukan sekadar karakter yang diberi warna dan dibiarkan bergerak di dalam sebuah software komputer.
Lebih dari itu, animasi itu seperti layaknya film. Di dalamnya ada proses pengembangan ide, penulisan naskah, dan eksekusi karya. Dalam menggarap film ini, dirinya juga menggandeng tim-tim produksi seperti pada umumnya. Tak hanya digarap animator, Ryan juga menggandeng divisi sinematografi agar setiap pergerakan karakter di dalamnya dan gambar yang tercipta benar terasa lebih nyata.
Selain itu, dia juga memiliki divisi wardrobe. Dalam artian, setiap baju para pemain maupun pernak-pernik yang muncul semuanya benar-benar dipikirkan sedetail mungkin. Baginya, semua yang ada di dalam layar, itu mesti memiliki pesan yang mendukung pengadegannya.
Soal cerita, Ryan punya cara sendiri dalam proses kreatifnya. Memang, tentu saja ide besar datang dari sutradara. Namun, dalam pengembangannya, dia mencoba menarik ide itu menjadi lebih personal milik sehingga bisa relate dengan semua orang.
Ryan menyebut semua pemain dan kru yang terlibat adalah kreator. Sebab, baginya, semua orang di dalamnya bertanggung jawab menghidupkan setiap karakter di filmnya. Untuk itulah, setiap yang terlibat juga turut memperkaya persepsi dan diri karakter yang menjadi tanggung jawabnya.
"Jadi, kami tuh sempat kumpul bersama kreator lainnya. Kemudian saling mengingat memori apa yang paling menyenangkan ketika kecil, apa pula yang kurang mengenakkan. Itu semua coba kami tuangkan ke dalam film," imbuhnya.
Dengan pendekatan ini, Ryan merasa setiap kreator yang terlibat di dalamnya juga punya keterikatan dengan karakter yang digarap. Diskusi ini melibatkan tak hanya para pemain, tetapi animator yang menggarap gambar.
Ryan mengatakan dirinya dan 200 kreator lain mengerjakan film ini dengan penuh dedikasi dan cinta. Semuanya saling bahu membahu menciptakan dunia animasi menjadi lebih nyata, tetapi tetap punya keajaiban khas yang membuat semua orang kangen dengan film-film animasi.
"Meski mediumnya adalah animasi, tetap akan ada kedekatan yang dirasakan setiap penonton. Jumbo adalah animasi untuk kita, anak-anak kita, dan anak-anak di dalam diri kita," tuturnya.
Sementara itu, produser Jumbo Anggia Kharisma mengatakan film ini akan mengajak penonton menelusuri satu petualangan indah yang hanya terjadi satu kali dalam hidup, yakni ketika masih kanak-kanak. Film ini akan membangkitkan kembali masa-masa imajinasi dan keberanian menjadi begitu dekat.
"Lebih dari sekadar hiburan, Jumbo adalah kisah yang menyentuh hati, seperti surat cinta bagi penonton," katanya.
Di tengah minimnya tontonan anak, Jumbo akan menjadi suguhan yang terasa segar. Dia berharap film ini bisa mendapat sambutan yang hangat dari penonton Indonesia saat Lebaran nanti.
Still photo film Jumbo (Sumber gambar: Visinema Studios)
Film Jumbo mengikuti kisah anak laki-laki bernama Don. Karena memiliki fisik yang gemoy, Don sering dirundung dengan panggilan Jumbo. Suatu saat, dia ingin membuktikan diri di sebuah ajang bakat menyanyi. Dia pun menemukan satu lagu dari orang tuanya dahulu. Dia merasa bisa memenangkan kompetisi dengan membawakan lagu itu.
Baca juga: Flow, Animasi Indie dengan Bujet Minim Raih Golden Globes Awards 2025
Don sendiri digambarkan sebagai anak laki-laki yang gemar dibacakan dongeng oleh orangtuanya. Siapa sangka, kini buku dongeng peninggalan mendiang orangtuanya menjadi penuntunnya untuk melakukan petualangan.
Film ini akan melibatkan Ariel Noah sebagai pengisi suara ayah Don. Kemudian, ada BCL yang akan mengisi suara karakter ibu Don. Adapun karakter Don diisi oleh Prince Poetiray. Selain itu, beberapa aktor renaja lain seperti Quinn Salman, Yusuf Ozkan, Graciella Abigail, dan M. Adhiyat juga akan turut mengisi suara.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.