Cuplikan film Flow | Sumber Janus Films

Flow, Animasi Indie dengan Bujet Minim Raih Golden Globes Awards 2025

07 January 2025   |   17:03 WIB
Image
Aldehead Marinda M. U. Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Film animasi berjudul Flow yang disutradarai oleh Gints Zilbalodis mencetak sejarah di Golden Globe Awards 2025 dengan memenangkan kategori Film Animasi Terbaik. Kemenangan ini sangat mengejutkan karena bersaing ketat dengan karya studio besar yang populer seperti Inside Out 2 dan Moana 2 dari Disney.

Flow adalah film karya rumah produksi Latvia yang dibuat tanpa dialog sama sekali. Bercerita tentang seekor kucing hitam kecil yang menjelajahi dunia dengan latar belakang pedesaan di tengah hutan. Penceritaannya yang inovatif dan gaya animasi yang artistik membedakannya dari para pesaingnya.

Baca juga: Demi Moore Raih Piala Golden Globe Pertama Lewat Film the Substance

Dilansir dari IMDb sang sutradara sendiri mengaku takjub akan perolehan penghargaan ini mengingat budgeting mereka yang sangat terbatas ketika memproduksi Flow. Anggaran film ini tidak terlalu besar dibandingkan dengan para pesaingnya dengan biaya produksi sekitar US$3,7 juta (sekitar Rp55,5 miliar).

Cartoon Brew mengungkap bahwa dengan anggaran yang terbatas untuk film Flow, para tim bekerja menciptakan karakter kucing hitam dan kumpulan hewan lain menggunakan perangkat lunak sumber terbuka gratis bernama Blender dan mesin rendering real-time yakni Eevee.

Meski begitu, film ini berhasil membawa para penotnon untuk menyaksikan petualangan si kucing hitam yang menarik. Umpan si kucing hitam di film Flow menghasilkan lebih dari US$6,8 juta (sekitar Rp102 miliar) di box office di Amerika Serikat, belum termasuk pendapatan dari negara lain.

Flow juga telah menuai pujian di berbagai festival film internasional sebelum Golden Globes, termasuk kemenangannya di New York Film Critics Circle Awards dan Annecy International Animation Film Festival pada 2024.

Dalam pidato penerimaannya, Gints mengungkapkan rasa terima kasih atas penghargaan tersebut. Dia menyoroti dedikasi tim kecilnya yang penuh semangat. Dirinya menekankan bahwa kemenangan ini bukan hanya sebuah pencapaian pribadi tetapi juga merupakan momen monumental bagi studio animasi Latvia. “Terima kasih telah menonton film kucing kecil kami,” katanya, menggarisbawahi hubungan pribadi yang dia miliki dengan proyek Flow seperti dikutip Deadline.

Ucapan Gints secara tidak langsung turut menunjukan representasi perjuangan komunitas animasi indie dari rumah-rumah studio kecil yang selama ini berjuang keras untuk mendapatkan visibilitas mereka di kancah perfilman animasi internasional.

Film Flow juga menandai upaya kolaboratif pertama Gints untuk bekerja dalam dengan sebuah tim. Setelah sebelumnya dia lebih banyak mengerjakan proyek-proyek animasi mandiri.

Bicara soal keunikan, seperti yang disinggung di awal, Flow dengan durasi 1 jam 25 menit ini hadir dengan penceritaan tanpa dialog. Jika animasi sebelumnya banyak menggabungkan tokoh hewan dan manusia dalam satu latar penceritaan yang sama, Flow justru menyuguhkan sudut pandang hewan secara keseluruhan.

Kisahnya membuat para penonton benar-benar terlibat dan menjadi bagian dari sekumpulan tokoh hewan yang diceritakan di dalam animasi ini. Meski hadir tanpa percakapan apapun, penonton tetap dimanjakan dengan efek suara yang benar-benar hidup. Gints dan rekanannya berupaya menghidupkan semua unsur di dalam film melalui visual bergaya naturalis dan suara semirip mungkin dengan aslinya.

Baca juga: Daftar Pemenang Golden Globes Awards 2025, Emilia Pérez dan Shogun Raih Piala Terbanyak

Variety dalam publikasinya menyebut dampak dari kemenangan Flow di Golden Globes menempatkan film ini sebagai pesaing kuat untuk penghargaan-penghargaan yang akan datang, termasuk Oscar untuk kategori film animasi.

Kemenangan Flow di ajang internasional memicu diskusi tentang potensi melejitnya karya-karya indie pada masa mendatang di ajang penghargaan arus utama. Hal ini diaggap baik di satu sisi karena akan membuat pasar film animasi lebih beragam, setelah lama hanya didominasi oleh studio-studio beranggaran besar sekelas Pixar dan Disney.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

MK Tolak Gugatan Pajak Hiburan hingga 75 Persen, Begini Dampaknya!

BERIKUTNYA

Musisi Indonesia Kini Dapat Perlindungan Jaminan Sosial Resmi

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: