Marak Kebocoran Data, Edukasi & Literasi Jadi Kunci Keamanan Siber
03 September 2021 |
18:15 WIB
Chairman and Co-founder Indonesia Cyber Security Forum Ardi Sutedja mengatakan edukasi dan literasi menjadi hal penting dalam membangun ekosistem ketahanan dan keamanan siber yang kuat, di tengah maraknya berbagai kasus kebocoran data.
Dia menuturkan bahwa pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia terkait informasi data pribadi dan keamanan data di ruang siber saat ini masih terbilang rendah.
Padahal, katanya, data tersebut ibarat kunci yang bisa membuka gembok akses terhadap banyak informasi penting dan privasi masyarakat. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk melindunginya dari satuan terkecil termasuk individu.
"Yang penting adalah kesadaran masyarakat untuk menyadari bahwa data yang mereka simpan secara digital itu adalah data yang harus dijaga dengan baik, sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya, Jumat (3/9).
Ardi menuturkan urusan literasi dan edukasi data pribadi dan keamanan data bukan hanya menjadi pekerjaan orang per orang yang harus aktif mencari informasi, tapi juga menjadi tanggung jawab swasta dan pemerintah.
Menurutnya, perusahaan pembuat solusi aplikasi berbasis digital tidak hanya berkewajiban menyediakan platform dengan tingkat keamanan yang mumpuni, tetapi juga membangun pemahaman konsumen soal perlindungan data.
Begitu juga dengan pemerintah yang harus terus melakukan edukasi kepada masyarakat, seiring dengan proses lain termasuk pengawasan dan penindakan terkait kasus yang melibatkan data pribadi masyarakat.
Selain itu, Ardi juga mendorong pemerintah agar segera mengesahkan peraturan perundang-undangan terkait perlindungan data pribadi karena urgensinya sudah sangat penting di tengah kondisi yang serba digital.
"Kita dari dunia usaha ini berharap sekali bisa punya undang-undang sehingga kita jadi punya perlindungan data yang sahih," ujarnya.
Editor: Avicenna
Dia menuturkan bahwa pemahaman dan kesadaran masyarakat Indonesia terkait informasi data pribadi dan keamanan data di ruang siber saat ini masih terbilang rendah.
Padahal, katanya, data tersebut ibarat kunci yang bisa membuka gembok akses terhadap banyak informasi penting dan privasi masyarakat. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk melindunginya dari satuan terkecil termasuk individu.
"Yang penting adalah kesadaran masyarakat untuk menyadari bahwa data yang mereka simpan secara digital itu adalah data yang harus dijaga dengan baik, sehingga bisa terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan," katanya, Jumat (3/9).
Ardi menuturkan urusan literasi dan edukasi data pribadi dan keamanan data bukan hanya menjadi pekerjaan orang per orang yang harus aktif mencari informasi, tapi juga menjadi tanggung jawab swasta dan pemerintah.
Menurutnya, perusahaan pembuat solusi aplikasi berbasis digital tidak hanya berkewajiban menyediakan platform dengan tingkat keamanan yang mumpuni, tetapi juga membangun pemahaman konsumen soal perlindungan data.
Begitu juga dengan pemerintah yang harus terus melakukan edukasi kepada masyarakat, seiring dengan proses lain termasuk pengawasan dan penindakan terkait kasus yang melibatkan data pribadi masyarakat.
Selain itu, Ardi juga mendorong pemerintah agar segera mengesahkan peraturan perundang-undangan terkait perlindungan data pribadi karena urgensinya sudah sangat penting di tengah kondisi yang serba digital.
"Kita dari dunia usaha ini berharap sekali bisa punya undang-undang sehingga kita jadi punya perlindungan data yang sahih," ujarnya.
Editor: Avicenna
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.