Begini Cara Jadi Vegetarian yang Sesuai Anjuran Ahli Gizi
01 February 2025 |
06:00 WIB
Kesadaran masyarakat untuk memulai gaya hidup semakin terlihat di Indonesia. Momen ini salah satunya ditandai dengan kian banyaknya orang yang mulai beralih untuk menjadi vegetarian. Namun, literasi terkait gaya hidup ini belum banyak dipahami masyarakat.
Reksa Bayu Triasputera (26) adalah salah satunya. Mahasiswa asal Jakarta itu, suatu saat pernah dilarikan ke rumah sakit akibat kekurangan gizi. Momen ini tak lepas dari kurangnya literasi pola makan tidak teratur yang dijalaninya saat menjadi vegetarian.
Baca juga: 5 Cara Kurangi Konsumsi Ultra Processed Food dalam Diet Harian
Awalnya, dia memang merasakan manfaat dari pola hidup tersebut, baik dari segi mental dan kesehatan. Namun, saat pandemi Covid-19 menjangkiti dunia, sementara dia tinggal sendiri di kos, pola makannya menjadi kacau.
"Asupan makananku waktu itu berantakan, karena tidak ada nyokap yang biasa bantu masak. Jadi terbatas untuk cari makanan yang cocok untuk vegetarian. Saya sakit sekitar semingguan, dan terlantar di kos," katanya.
Berdasarkan data Indonesia Vegetarian Society (IVS), lebih dari 2 juta orang Indonesia menjadi vegetarian pada 2023. Secara statistik, komunitas vegetarian di Indonesia bahkan diperkirakan mencapai sekitar 1 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang.
Dokter dan ahli gizi Putri Novika mengatakan, gaya hidup vegetarian bukanlah sesuatu yang buruk untuk dijalani. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak sepenuhnya memahami kebutuhan gizi atau asupan makan yang tepat sebagai vegetarian.
Mirisnya, akibat fomo, mayoritas masyarakat hanya mengikuti keberhasilan orang lain, terutama dalam menurunkan berat badan saat menjalani gaya hidup ini. Padahal, tidak ada satu jenis diet yang cocok untuk semua orang, sebab setiap individu memiliki kebutuhan gizi dan preferensi berbeda.
"Seturut pengalaman saya, beberapa klien bisa menjalani pola makan vegetarian yang tidak terencana, seperti terlalu banyak karbohidrat atau makanan olahan, dan akhirnya kekurangan nutrisi penting," katanya.
Putri mengungkap, jika seseorang memutuskan menjadi vegetarian, yang bersangkutan juga harus memahami asupan nutrisi yang tepat. Perencanaan makanan yang baik dan bervariasi juga perlu dicanangkan agar kebutuhan nutrisi mereka tetap terpenuhi.
Dengan pendekatan yang terarah, termasuk berkonsultasi dengan ahli gizi juga dapat meminimalisir risiko penyakit. Selain itu, dengan cara ini masyarakat yang beralih ke pola makan vegetarian juga tetap mendapatkan gizi seimbang tanpa kehilangan kenikmatan makanan.
"Pasalnya, tidak semua klien memiliki akses mudah ke bahan makanan vegetarian berkualitas, terutama jika mereka tinggal di daerah dengan pilihan terbatas," imbuhnya.
Ketua Divisi kebugaran Indonesia Sport Nutritionist Association, Mochammad Rizal mengatakan, media sosial memainkan peran besar dalam memperluas informasi dan inspirasi seputar gaya hidup vegetarian. Termasuk resep harian, hingga review produk plant-based.
Kendati begitu, dia mengingatkan bahwa perubahan pola makan ini juga harus didasari pengetahuan dan perhitungan yang matang. Menurutnya, tren boleh saja diikuti, akan tetapi jangan sampai menomorduakan kesehatan dan kenyamanan diri sendiri.
"Salah satu kunci yang bisa diterapkan oleh vegetarian adalah menyesuaikan pilihan makanan dengan kondisi tubuh, preferensi pribadi, dan gaya hidup masing-masing, tanpa perlu memaksakan satu pola makan tertentu," katanya.
Baca juga: Mengenal Diet Mediterania yang Dinobatkan Sebagai Diet Terbaik 2025
Potensi kekurangan zat gizi seperti vitamin B12, zat besi, zinc, dan asam lemak omega-3 saat seseorang menjadi vegetarian memang ada. Namun, semua itu menurutnya bisa diatasi dengan perencanaan makan yang tepat.
Lain dari itu, mindset bahwa menjadi vegetarian terkesan eksklusif juga perlu ditepis. Ini juga tak lepas dari istilah-istilah seperti gluten free, organic food, non-GMO, dan plant-based meat, yang menurutnya membuat produk pangan nabati terkesan mahal.
"Padahal tidak harus seperti itu. Gado-gado, rujak, dan pecel adalah alternatif yang murah meriah. Solusinya adalah edukasi diri, konsultasi dengan ahli gizi, dan perencanaan makanan yang matang agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi," tandasnya.
Editor: Fajar Sidik
Reksa Bayu Triasputera (26) adalah salah satunya. Mahasiswa asal Jakarta itu, suatu saat pernah dilarikan ke rumah sakit akibat kekurangan gizi. Momen ini tak lepas dari kurangnya literasi pola makan tidak teratur yang dijalaninya saat menjadi vegetarian.
Baca juga: 5 Cara Kurangi Konsumsi Ultra Processed Food dalam Diet Harian
Awalnya, dia memang merasakan manfaat dari pola hidup tersebut, baik dari segi mental dan kesehatan. Namun, saat pandemi Covid-19 menjangkiti dunia, sementara dia tinggal sendiri di kos, pola makannya menjadi kacau.
"Asupan makananku waktu itu berantakan, karena tidak ada nyokap yang biasa bantu masak. Jadi terbatas untuk cari makanan yang cocok untuk vegetarian. Saya sakit sekitar semingguan, dan terlantar di kos," katanya.
Berdasarkan data Indonesia Vegetarian Society (IVS), lebih dari 2 juta orang Indonesia menjadi vegetarian pada 2023. Secara statistik, komunitas vegetarian di Indonesia bahkan diperkirakan mencapai sekitar 1 persen dari total penduduk atau sekitar 25 juta orang.
Dokter dan ahli gizi Putri Novika mengatakan, gaya hidup vegetarian bukanlah sesuatu yang buruk untuk dijalani. Namun, masih banyak masyarakat yang tidak sepenuhnya memahami kebutuhan gizi atau asupan makan yang tepat sebagai vegetarian.
Mirisnya, akibat fomo, mayoritas masyarakat hanya mengikuti keberhasilan orang lain, terutama dalam menurunkan berat badan saat menjalani gaya hidup ini. Padahal, tidak ada satu jenis diet yang cocok untuk semua orang, sebab setiap individu memiliki kebutuhan gizi dan preferensi berbeda.
"Seturut pengalaman saya, beberapa klien bisa menjalani pola makan vegetarian yang tidak terencana, seperti terlalu banyak karbohidrat atau makanan olahan, dan akhirnya kekurangan nutrisi penting," katanya.
Putri mengungkap, jika seseorang memutuskan menjadi vegetarian, yang bersangkutan juga harus memahami asupan nutrisi yang tepat. Perencanaan makanan yang baik dan bervariasi juga perlu dicanangkan agar kebutuhan nutrisi mereka tetap terpenuhi.
Dengan pendekatan yang terarah, termasuk berkonsultasi dengan ahli gizi juga dapat meminimalisir risiko penyakit. Selain itu, dengan cara ini masyarakat yang beralih ke pola makan vegetarian juga tetap mendapatkan gizi seimbang tanpa kehilangan kenikmatan makanan.
"Pasalnya, tidak semua klien memiliki akses mudah ke bahan makanan vegetarian berkualitas, terutama jika mereka tinggal di daerah dengan pilihan terbatas," imbuhnya.
Peran Medsos
Ketua Divisi kebugaran Indonesia Sport Nutritionist Association, Mochammad Rizal mengatakan, media sosial memainkan peran besar dalam memperluas informasi dan inspirasi seputar gaya hidup vegetarian. Termasuk resep harian, hingga review produk plant-based.Kendati begitu, dia mengingatkan bahwa perubahan pola makan ini juga harus didasari pengetahuan dan perhitungan yang matang. Menurutnya, tren boleh saja diikuti, akan tetapi jangan sampai menomorduakan kesehatan dan kenyamanan diri sendiri.
"Salah satu kunci yang bisa diterapkan oleh vegetarian adalah menyesuaikan pilihan makanan dengan kondisi tubuh, preferensi pribadi, dan gaya hidup masing-masing, tanpa perlu memaksakan satu pola makan tertentu," katanya.
Baca juga: Mengenal Diet Mediterania yang Dinobatkan Sebagai Diet Terbaik 2025
Potensi kekurangan zat gizi seperti vitamin B12, zat besi, zinc, dan asam lemak omega-3 saat seseorang menjadi vegetarian memang ada. Namun, semua itu menurutnya bisa diatasi dengan perencanaan makan yang tepat.
Lain dari itu, mindset bahwa menjadi vegetarian terkesan eksklusif juga perlu ditepis. Ini juga tak lepas dari istilah-istilah seperti gluten free, organic food, non-GMO, dan plant-based meat, yang menurutnya membuat produk pangan nabati terkesan mahal.
"Padahal tidak harus seperti itu. Gado-gado, rujak, dan pecel adalah alternatif yang murah meriah. Solusinya adalah edukasi diri, konsultasi dengan ahli gizi, dan perencanaan makanan yang matang agar kebutuhan nutrisi tetap terpenuhi," tandasnya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.