Film Petaka Gunung Gede, Bawa Kisah Misteri di Balik Mitos Pendakian
07 January 2025 |
20:30 WIB
Sutradara Azhar Kinoi Lubis kembali mengusung genre horor dalam film terbarunya bertajuk Petaka Gunung Gede. Dalam film yang diproduksi Starvision Pictures tersebut, Kinoi mencoba menawarkan eksplorasi baru memadukan elemen horor dengan cerita pendakian gunung.
Film Petaka Gunung Gede diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh Maya Azka bersama teman-teman SMA-nya. Maya sempat menceritakan kisah tersebut melalui sebuah podcast yang telah ditonton lebih dari 15 juta kali.
Namun, apa yang diceritakan Maya rupanya belum selesai. Pasalnya, di dalam podcast tersebut, Maya mengaku belum mendapat izin dari pihak keluarga Ita, untuk menceritakan keseluruhan ceritanya.
Baca juga: Daftar Film Bergenre Drama Terlaris Sepanjang 2024
Kini, setelah lebih dari 17 tahun dan pihak keluarga telah mengizinkan, keseluruhan cerita akan coba diungkap di dalam film Petaka Gunung Gede. Kejadian nyata ini kemudian disalin ulang menjadi sebuah naskah skenario yang ditulis strukturnya oleh Upi.
Sutradara Kinoi mengatakan film Petaka Gunung Gede tidak hanya akan menyajikan kisah horor belaka. Kinoi menyebut penggalian cerita yang dilakukan oleh Upi sangatlah menarik. Sebab, film ini berpijak tidak hanya dari cerita seram, tetapi juga sisi persahabatan yang lekat di antara para anak SMA.
“Upi menulis naskah ini dengan sangat baik. Saya rasa tak banyak lagi yang perlu diotak-atik. Ketika saya membacanya, rasanya ada perasaan haru dan menyentuh,” ungkap Kinoi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Emosi yang didapatnya ketika membaca naskah ini kemudian menuntunnya untuk mengeksekusi film dengan pendekatan berbeda. Kinoi mengatakan mulanya ada keinginan sedikit genit, untuk mengeksekusi film ini dengan banyak jumpscare misalnya.
Namun, hal itu urung dilakukannya. Bagi Kinoi, alih-alih mengandalkan jumpscare, dirinya ingin menonjolkan sisi lain. Film ini akan menjadi ajang eksplorasi suspense baginya.
Di luar itu, dirinya juga tetap mempertahankan unsur drama dan persahabatan yang memang telah cukup kuat. Menurut Kinoi, film ini adalah paket lengkap dari sajian horor, drama, dan persahabatan.
Untuk mempertahankan keaslian cerita, Kinoi mengatakan film ini melakukan syuting di lokasi aslinya, yakni Gunung Gede. Dia menyebut syuting di gunung menghabiskan waktu sekitar satu mingguan, adapun sisanya ialah di perkotaan.
“Cukup menantang syuting di gunung. Ini adalah film pertama yang saya sutradarai dan latarnya ada di gunung beneran. Namun, prosesnya berjalan lancar. Motonya sama dengan yang diyakini pendaki, yakni persiapan di bawahnya harus benar-benar matang, sehingga ketika syuting di atas bisa lancar,” tuturnya.
Sementara itu, penulis skenario Upi mengatakan ketika menggali data dari narasumber utama, yakni Maya, ada banyak hal menarik yang ditemukannya. Salah satunya ialah sisi humanis dari persahabatan yang tulus ala anak SMA.
“Yang menarik untuk saya ketika mengadaptasi ini bukan sekadar cerita horor, tetapi cerita tentang persahabatan dua remaja. Di cerita ini tokoh Maya dan Ita itu punya ikatan kuat yang menggugah penonton,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dalam menulis naskah, sisi-sisi persahabatan juga akan menjadi sajian utama di film ini. Hal itu dirasa dapat menambah dimensi kekayaan secara visual maupun emosi yang didapat penonton.
Produser Chand Parwez menambahkan film Petaka Gunung Gede akan tayang pada bulan Februari. Di bulan kasih sayang tersebut, dirinya ingin menawarkan sisi lain dari cinta. Tidak hanya untuk kekasih, tetapi juga sahabat.
Parwez mengatakan film ini pun bakal memiliki layer emosi yang menarik. Selain akan memancing ketegangan dengan atmosfer horor di sebuah pendakian gunung, film ini pun bakal menyuguhkan sisi keharuan.
Dia berharap film ini dapat memancing diskusi menarik tentang apa arti persahaban. Di luar itu, film ini pun mencoba menyoroti hubungan manusia, entitas gaib, dan alam.
“Film Petaka Gunung Gede adalah tontonan jelang hari kasih sayang, kisah dua sahabat sejati yang saling menyayangi,” ucapnya.
Film ini akan menceritakan kejadian nyata yang terjadi pada 2007. Kala itu, ada sekelompok pendaki yang mengalami masalah. Ita, salah satu karakter di film ini, cukup banyak disalahkan karena dianggap melanggar mitos.
Namun, Maya, sebagai sahabatnya, tidak percaya hal tersebut begitu saja. Dia mempertanyakan apakah hanya karena masalah itu sahabatnya bisa mengalami hal yang mengenaskan. Sebab, bisa jadi ada hal besar lain yang terjadi. Maya pun berusaha untuk mencari jawabannya.
Film Petaka Gunung Gede menggandeng sejumlah aktor dan aktris ternama untuk menghidupkan kisahnya, dimulai dari Arla Ailani, Adzana Asher, Endy Arfian, Teuku Rifnu, hingga Ratna Riantiarno. Film yang diproduksi Starvision Pictures ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 6 Februari 2025.
Editor: Fajar Sidik
Film Petaka Gunung Gede diangkat dari kisah nyata yang dialami oleh Maya Azka bersama teman-teman SMA-nya. Maya sempat menceritakan kisah tersebut melalui sebuah podcast yang telah ditonton lebih dari 15 juta kali.
Namun, apa yang diceritakan Maya rupanya belum selesai. Pasalnya, di dalam podcast tersebut, Maya mengaku belum mendapat izin dari pihak keluarga Ita, untuk menceritakan keseluruhan ceritanya.
Baca juga: Daftar Film Bergenre Drama Terlaris Sepanjang 2024
Kini, setelah lebih dari 17 tahun dan pihak keluarga telah mengizinkan, keseluruhan cerita akan coba diungkap di dalam film Petaka Gunung Gede. Kejadian nyata ini kemudian disalin ulang menjadi sebuah naskah skenario yang ditulis strukturnya oleh Upi.
Sutradara Kinoi mengatakan film Petaka Gunung Gede tidak hanya akan menyajikan kisah horor belaka. Kinoi menyebut penggalian cerita yang dilakukan oleh Upi sangatlah menarik. Sebab, film ini berpijak tidak hanya dari cerita seram, tetapi juga sisi persahabatan yang lekat di antara para anak SMA.
“Upi menulis naskah ini dengan sangat baik. Saya rasa tak banyak lagi yang perlu diotak-atik. Ketika saya membacanya, rasanya ada perasaan haru dan menyentuh,” ungkap Kinoi dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (7/1/2025).
Emosi yang didapatnya ketika membaca naskah ini kemudian menuntunnya untuk mengeksekusi film dengan pendekatan berbeda. Kinoi mengatakan mulanya ada keinginan sedikit genit, untuk mengeksekusi film ini dengan banyak jumpscare misalnya.
Namun, hal itu urung dilakukannya. Bagi Kinoi, alih-alih mengandalkan jumpscare, dirinya ingin menonjolkan sisi lain. Film ini akan menjadi ajang eksplorasi suspense baginya.
Di luar itu, dirinya juga tetap mempertahankan unsur drama dan persahabatan yang memang telah cukup kuat. Menurut Kinoi, film ini adalah paket lengkap dari sajian horor, drama, dan persahabatan.
Untuk mempertahankan keaslian cerita, Kinoi mengatakan film ini melakukan syuting di lokasi aslinya, yakni Gunung Gede. Dia menyebut syuting di gunung menghabiskan waktu sekitar satu mingguan, adapun sisanya ialah di perkotaan.
“Cukup menantang syuting di gunung. Ini adalah film pertama yang saya sutradarai dan latarnya ada di gunung beneran. Namun, prosesnya berjalan lancar. Motonya sama dengan yang diyakini pendaki, yakni persiapan di bawahnya harus benar-benar matang, sehingga ketika syuting di atas bisa lancar,” tuturnya.
Sementara itu, penulis skenario Upi mengatakan ketika menggali data dari narasumber utama, yakni Maya, ada banyak hal menarik yang ditemukannya. Salah satunya ialah sisi humanis dari persahabatan yang tulus ala anak SMA.
“Yang menarik untuk saya ketika mengadaptasi ini bukan sekadar cerita horor, tetapi cerita tentang persahabatan dua remaja. Di cerita ini tokoh Maya dan Ita itu punya ikatan kuat yang menggugah penonton,” imbuhnya.
Oleh karena itu, dalam menulis naskah, sisi-sisi persahabatan juga akan menjadi sajian utama di film ini. Hal itu dirasa dapat menambah dimensi kekayaan secara visual maupun emosi yang didapat penonton.
Produser Chand Parwez menambahkan film Petaka Gunung Gede akan tayang pada bulan Februari. Di bulan kasih sayang tersebut, dirinya ingin menawarkan sisi lain dari cinta. Tidak hanya untuk kekasih, tetapi juga sahabat.
Parwez mengatakan film ini pun bakal memiliki layer emosi yang menarik. Selain akan memancing ketegangan dengan atmosfer horor di sebuah pendakian gunung, film ini pun bakal menyuguhkan sisi keharuan.
Dia berharap film ini dapat memancing diskusi menarik tentang apa arti persahaban. Di luar itu, film ini pun mencoba menyoroti hubungan manusia, entitas gaib, dan alam.
“Film Petaka Gunung Gede adalah tontonan jelang hari kasih sayang, kisah dua sahabat sejati yang saling menyayangi,” ucapnya.
Film ini akan menceritakan kejadian nyata yang terjadi pada 2007. Kala itu, ada sekelompok pendaki yang mengalami masalah. Ita, salah satu karakter di film ini, cukup banyak disalahkan karena dianggap melanggar mitos.
Namun, Maya, sebagai sahabatnya, tidak percaya hal tersebut begitu saja. Dia mempertanyakan apakah hanya karena masalah itu sahabatnya bisa mengalami hal yang mengenaskan. Sebab, bisa jadi ada hal besar lain yang terjadi. Maya pun berusaha untuk mencari jawabannya.
Film Petaka Gunung Gede menggandeng sejumlah aktor dan aktris ternama untuk menghidupkan kisahnya, dimulai dari Arla Ailani, Adzana Asher, Endy Arfian, Teuku Rifnu, hingga Ratna Riantiarno. Film yang diproduksi Starvision Pictures ini dijadwalkan tayang di bioskop pada 6 Februari 2025.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.