Pendekatan Unik Sutradara Rizal Mantovani Garap Film Racun Sangga
09 December 2024 |
13:59 WIB
1
Like
Like
Like
Sutradara Rizal Mantovani melakukan pendekatan yang cukup berbeda ketika menggarap film Racun Sangga: Santet Pemisah Rumah Tangga. Dia kerap kali memainkan lensa kamera dengan teknik bidikan point of view (POV) pada banyak adegan film tersebut.
Bidikan POV merupakan teknik pengambilan gambar yang menempatkan penonton pada posisi subjek. Teknik ini membuat penonton dapat melihat situasi yang terjadi pada karakter seperti pandangan orang pertama.
Baca juga: Cerita Rachel Vennya Debut Bintangi Horor dalam Film Hutang Nyawa
Rizal mengatakan melalui pendekatan ini, dirinya ingin membantu penonton merasakan apa yang dialami oleh karakter di dalam filmnya. Selain itu, penonton pun bisa lebih membangun empati kepada karakternya.
“Ada beberapa adegan yang sebenarnya cukup krusial, saya coba memakai bidikan POV itu. Jadi, apa yang dirasakan si karakter dan penonton itu bisa bersamaan. Bukan penonton tahu dulu, baru karakter memberi reaksi,” ucap Rizal.
Kemudian, dengan teknik bidikan POV, Rizal merasa film ini mampu menuturkan narasi yang lebih menarik dan berkesan. Aspek ketakutan, harapan, dan keinginan karakter bisa lebih dimunculkan.
Dalam meramu film ini, Rizal pun tak segan menggunakan konsep handheld. Ini adalah teknik pengambilan gambar berupa kamera dipegang langsung oleh operator, tanpa menggunakan tripod atau perangkat penstabil lainnya.
Memang, handheld kerap membuat kamera sedikit bergoyang. Namun, bagi Rizal, pada beberapa adegan, pendekatan ini mampu menciptakan kesan yang lebih realistis dan penonton pun bisa lebih dekat dengan subjek.
Ketika sebuah adegan menuju ke fase tertentu, pendekatan handheld juga dinilainya efektif meningkatkan nilai dramatik. Hal ini membuat penonton bisa merasakan bahwa kejadian ini nyata dan bisa mendekatkan secara psikologis antara adegan dengan penonton.
Menurut Rizal, salah satu adegan yang cukup menarik di film ini adalah di bagian ritual tari. Sejak awal melihat tarian itu, Rizal merasa ada sesuatu yang berbeda. Dia pun ingin penonton nantinya ketika melihat film bisa merasakan apa yang dirasakannya.
Untuk itulah, dia menekankan pentingnya menjaga keaslian dalam penggarapan adegan ritual santet ini. Dia kemudian meminta para penari ritual melakukan apa yang biasa dilakukan. Adapun dirinya hanya akan mengambil gambar seolah dari kaca mata penonton.
“Saya memilih menjadi penonton untuk menangkap keaslian gerakan itu. Jadi, tidak ada instruksi apa pun dari saya. Mereka menari, lalu saya mencoba menangkap gerakan-gerakan itu,” imbuhnya.
Rizal mengatakan tarian ritual dalam film ini adalah asli. Dirinya pun menggaet kelompok tari tradisional asli Kalimantan untuk menampilkannya.
Sebenarnya, lanjutnya, adegan tari ini ingin dilakukannya di rumah adat asli Kalimantan. Namun, karena ada beberapa persyaratan, akhirnya adegan dilakukan di tempat lain. Namun, penari dan properti yang muncul memang itu asli seperti yang biasa dilakukan mereka.
Film Racun Sangga diadaptasi dari thread viral dari kisah nyata yang ditulis oleh Gusti Gina. Dalam film ini, Gusti juga yang meramu naskah skenario film ini.
Film Racun Sangga menceritakan kehidupan Maya dan Andi yang menikah setelah melewati proses Taaruf selama 1 bulan. Tepat setelah menikah, keduannya pindah rumah memulai hidup baru. Namun, keanehan kemudian terjadi.
Baca juga: Cerita Pengalaman di Balik Layar Para Pemain Film Horor Hutang Nyawa
Mereka mulai dihantui teror berupa hewan mati di rumah, suara benda jatuh di genteng, hawa rumah yang panas, dan masih banyak lagi. Andi kemudian juga mulai sakit-sakitan, bermimpi buruk, dan berhalusinasi.
Maya yang dalam keadaan hamil mesti berjibaku merawat suaminya itu. Mereka melakukan banyak pengobatan medis hingga alternatif untuk bisa menyembuhkan Andi. Namun, kondisi Andi yang semakin memburuk dan membuat nyawa Andi dan Maya terancam. Film Racun Sangga direncanakan tayang pada 12 Desember 2024.
Editor: Fajar Sidik
Bidikan POV merupakan teknik pengambilan gambar yang menempatkan penonton pada posisi subjek. Teknik ini membuat penonton dapat melihat situasi yang terjadi pada karakter seperti pandangan orang pertama.
Baca juga: Cerita Rachel Vennya Debut Bintangi Horor dalam Film Hutang Nyawa
Rizal mengatakan melalui pendekatan ini, dirinya ingin membantu penonton merasakan apa yang dialami oleh karakter di dalam filmnya. Selain itu, penonton pun bisa lebih membangun empati kepada karakternya.
“Ada beberapa adegan yang sebenarnya cukup krusial, saya coba memakai bidikan POV itu. Jadi, apa yang dirasakan si karakter dan penonton itu bisa bersamaan. Bukan penonton tahu dulu, baru karakter memberi reaksi,” ucap Rizal.
Kemudian, dengan teknik bidikan POV, Rizal merasa film ini mampu menuturkan narasi yang lebih menarik dan berkesan. Aspek ketakutan, harapan, dan keinginan karakter bisa lebih dimunculkan.
Dalam meramu film ini, Rizal pun tak segan menggunakan konsep handheld. Ini adalah teknik pengambilan gambar berupa kamera dipegang langsung oleh operator, tanpa menggunakan tripod atau perangkat penstabil lainnya.
Memang, handheld kerap membuat kamera sedikit bergoyang. Namun, bagi Rizal, pada beberapa adegan, pendekatan ini mampu menciptakan kesan yang lebih realistis dan penonton pun bisa lebih dekat dengan subjek.
Ketika sebuah adegan menuju ke fase tertentu, pendekatan handheld juga dinilainya efektif meningkatkan nilai dramatik. Hal ini membuat penonton bisa merasakan bahwa kejadian ini nyata dan bisa mendekatkan secara psikologis antara adegan dengan penonton.
Menurut Rizal, salah satu adegan yang cukup menarik di film ini adalah di bagian ritual tari. Sejak awal melihat tarian itu, Rizal merasa ada sesuatu yang berbeda. Dia pun ingin penonton nantinya ketika melihat film bisa merasakan apa yang dirasakannya.
Untuk itulah, dia menekankan pentingnya menjaga keaslian dalam penggarapan adegan ritual santet ini. Dia kemudian meminta para penari ritual melakukan apa yang biasa dilakukan. Adapun dirinya hanya akan mengambil gambar seolah dari kaca mata penonton.
“Saya memilih menjadi penonton untuk menangkap keaslian gerakan itu. Jadi, tidak ada instruksi apa pun dari saya. Mereka menari, lalu saya mencoba menangkap gerakan-gerakan itu,” imbuhnya.
Rizal mengatakan tarian ritual dalam film ini adalah asli. Dirinya pun menggaet kelompok tari tradisional asli Kalimantan untuk menampilkannya.
Sebenarnya, lanjutnya, adegan tari ini ingin dilakukannya di rumah adat asli Kalimantan. Namun, karena ada beberapa persyaratan, akhirnya adegan dilakukan di tempat lain. Namun, penari dan properti yang muncul memang itu asli seperti yang biasa dilakukan mereka.
Film Racun Sangga diadaptasi dari thread viral dari kisah nyata yang ditulis oleh Gusti Gina. Dalam film ini, Gusti juga yang meramu naskah skenario film ini.
Film Racun Sangga menceritakan kehidupan Maya dan Andi yang menikah setelah melewati proses Taaruf selama 1 bulan. Tepat setelah menikah, keduannya pindah rumah memulai hidup baru. Namun, keanehan kemudian terjadi.
Baca juga: Cerita Pengalaman di Balik Layar Para Pemain Film Horor Hutang Nyawa
Mereka mulai dihantui teror berupa hewan mati di rumah, suara benda jatuh di genteng, hawa rumah yang panas, dan masih banyak lagi. Andi kemudian juga mulai sakit-sakitan, bermimpi buruk, dan berhalusinasi.
Maya yang dalam keadaan hamil mesti berjibaku merawat suaminya itu. Mereka melakukan banyak pengobatan medis hingga alternatif untuk bisa menyembuhkan Andi. Namun, kondisi Andi yang semakin memburuk dan membuat nyawa Andi dan Maya terancam. Film Racun Sangga direncanakan tayang pada 12 Desember 2024.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.