Konfeti. (Sumber foto: Freepik)

Kenalan dengan Treb Heining, Confetti Master di Balik Meriahnya Malam Tahun Baru di New York

31 December 2024   |   21:31 WIB
Image
Nirmala Aninda Manajer Konten Hypeabis.id

Ketika jarum jam menunjukkan tengah malam pada Malam Tahun Baru, jutaan orang di seluruh dunia menyaksikan momen ikonis Ball Drop di Times Square, Kota New York. Namun, pernahkah Genhype berpikir tentang dari mana datangnya serpihan kertas warna-warni yang berjatuhan dari langit selama perayaan itu?

Tiga puluh tiga tahun yang lalu, seorang seniman balon bernama Treb Heining diminta menciptakan efek khusus untuk Times Square Ball Drop. Dia pun menggagas ide untuk menyebarkan ribuan kilogram konfeti secara manual, menciptakan efek salju berwarna yang memukau di Times Square. 

Tradisi ini tidak hanya memikat ribuan orang yang berkumpul di bawah, tetapi juga jutaan penonton televisi di seluruh dunia.

Baca juga: 10 Tradisi Unik Perayaan Tahun Baru dari Berbagai Negara

Kisah inspiratif ini diabadikan dalam sebuah film dokumenter berdurasi 12 menit karya Joshua Charow, yang menyoroti dedikasi Heining terhadap tradisi yang dicintai ini. Hingga kini, Heining tetap memimpin tim sukarelawan untuk memastikan konfeti tetap menghiasi langit malam, bahkan di tengah cuaca yang menggigit.

Treb mengungkapkan antusiasmenya yang masih jauh dari kata padam. "Ketika tiba saatnya saya tidak lagi merasa bersemangat melakukan 'Hujan Konfeti,' maka saya akan berhenti. Tapi saya rasa hari itu tidak akan pernah datang," ujarnya seperti dikutip dari PRN Newswire.

Heining menjelaskan bagaimana Hujan Konfeti menjadi perayaan tahun baru yang ikonik. Times Square pada Malam Tahun Baru yang kita kenal hari ini adalah hasil perjalanan panjang. Dimulai pada akhir 1980-an, sejumlah tokoh dari Times Square Business Improvement District (BID)—pendahulu organisasi Times Square Alliance saat ini—memiliki visi untuk mengubah kondisi kumuh Times Square.

Mereka ingin membawa bisnis baru, meningkatkan pariwisata, dan menciptakan acara tahunan yang ramah keluarga, di mana orang tua dan anak-anak bisa menyaksikan Times Square Ball Drop turun menjelang pergantian tahun.
 


Pada masa itu, Times Square Ball Drop hanya dilengkapi sekitar 100 lampu pijar yang terpasang di permukaan logamnya dan ukurannya kecil, bahkan bisa disimpan di dalam lemari—jauh berbeda dari versi modern yang kita lihat hari ini.

Pada 1991, Heining diundang untuk diskusi terkait efek apa yang dapat dia tambahkan untuk meningkatkan kehebohan Ball Drop. Saat itu, mereka mengenalnya dari pertunjukan balon spektakuler yang pernah dia dan timnya lakukan, termasuk Perayaan 200 Tahun Pelantikan George Washington, perayaan dua abad Konstitusi, Super Bowl, konvensi politik, dan Olimpiade 1984.

Heining mengenang pertemuan itu. Konfeti adalah hal pertama yang terlintas di pikirannya. Namun, ketika diberikan tur di Times Square, sulit bagi saya membayangkan 'utopia' yang menjadi visi para pejabat BID, mengingat kondisi kawasan tersebut membutuhkan transformasi besar-besaran.

"Dengan perasaan ragu, saya setuju dan mulai bekerja pada sesuatu yang saya sendiri tidak yakin akan berhasil. Tapi saat malam besar tiba untuk konfeti pertama kami, kami melihat Times Square benar-benar berubah, dan konfeti saya menjadi lapisan akhir yang menyempurnakan perayaan," ungkapnya.

Hari ini, Hujan Konfeti di Times Square telah menjadi tradisi ikonik di Amerika Serikat, dan Heining menganggapnya sebagai salah satu pencapaian paling membanggakan dalam karier luar biasanya.

Selain kiprahnya dalam pertunjukan konfeti, Heining juga mendesain dan memasarkan semua balon yang dijual di Disney Parks. Dia adalah seorang pebisnis internasional dengan berbagai inovasi dan paten di dunia balon, serta mengelola beberapa perusahaan besar yang dijalankan melalui empat korporasi milik pribadinya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

9 Film & Serial Tayang di Prime Video Januari 2025

BERIKUTNYA

Musim Liburan Jadi Momen Bagi-bagi Hadiah, Cek Istilahnya di Berbagai Negara

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: